31

1.4K 103 25
                                    

Daniel dan Rifia telah melaksanakan pernikahan-nya,tidak terlalu megah hanya Sederhana.

Sebenarnya Daniel sudah menawarkan beberapa macam pesta pernikahan yang megah,namun Rifia menolak karena ia tidak suka pesta yang terlalu mencolok,yang penting sah saja.

Daniel sering sekali bertanya tanya,bukankah pernikahan itu satu kali dalam seumur hidup? Apa salahnya memiliki pesta yang megah agar bisa selalu dikenang seumur hidup.

"Apa kau menyesal tidak memilih tema Pernikahan yang ku sarankan kemarin?" Daniel bertanya kepada Rifia yang pada saat ini tengah mengeringkan rambutnya dengan Hairdryer.

Rifia sontak menoleh dan menggelengkan kepalanya,"Tidak. Untuk apa aku menyesal? Kan sama saja ending dari suatu pernikahan yaitu berakhir dengan sah, Benarkan?"

Daniel mengembangkan senyumnya dan menghampiri Rifia,ia memeluk tubuh wanita itu dari belakang, "Memang benar sekali, tapi ada beberapa wanita yang menyesal karena pesta pernikahan tidak sesuai ekspektasi-nya"

Rifia menatap suaminya itu melalui cermin, "Hanya beberapa,dan asal kamu tau. Ada banyak sekali wanita yang merasa bersyukur karena sudah di nikahi oleh pasangan yang ia cintai. Tidak usah muluk muluk dan tidak usah terlalu menuntut hal yang mewah, itu tidak akan menjamin suatu kebahagiaan kan?"

Daniel terdiam sejenak, dan berfikir apa yang Rifia katakan memang benar adanya.

"Kamu benar"

"Iya tentu, karena aku wanita"

"Memangnya kenapa kalau wanita?"

Rifia mendengus dan menangkup wajah suaminya itu, "Women always right,dan"

"Ga begitu juga tau--"

....

7 Tahun Kemudian

"Ayah harus memakan sayur yang banyak! Leo gamau ya denger Ayah ngeluh karena susah buang air besar!" Suara seorang anak berusia 6 tahun kini sudah memenuhi ruangan makan, ia terus mengoceh karena Ayahnya selalu memisahkan sayur sayuran yang sudah dimasak oleh Ibunya di nasi-nya.

Daniel menatap anaknya yang bernama Leo dihadapan-nya,ia sangat gemas melihat tingkah anaknya karena terus terusan menuang hampir satu mangkuk penuh nasi-nya dengan sayuran ,"Ayolah Leo, Ayah ini juga butuh makan daging. Ayah tidak mungkin hanya memakan sayur sayuran kan?"

Leo menggelengkan kepalanya cepat,"Tidak boleh! Kasihan Ibu nanti bolak balik dari apotek buat beliin Ayah obat! Tidak boleh pokoknya!"

Daniel mendenguskan nafasnya,ia menoleh ke arah Rifia yang sedari tadi memperhatikan mereka dengan tawa kecil, "Ah ayolah. Rifia, aku bukan kambing tolong ini sayurnya sudah terlalu banyak untuk di konsumsi" Daniel menatap Rifia dengan tatapan memelas.

"Pengadu!" Ujar Leo ia mengetuk mangkuk ayahnya itu dengan Sendok,sontak saja membuat Daniel terkejut.

"Biar saja, Ibu kan istri Ayah jadi Ayah memiliki hak untuk mengadu. Biar Leo di marahin karena sudah mengintimidasi Ayahnya sendiri!" Daniel berujar mengancam dan berjalan mendekati Rifia yang masih tetap tertawa.

Leo menatap tingkah Ayah nya itu dan ia mulai mengerucutkan bibir sebelum pada akhirnya tangisan miliknya memecah.

"Aaaaaa!!" Teriak Leo ia menutup kedua matanya dan menangis dengan kencang.

Sontak saja Rifia langsung beranjak dan memeluk tubuh Leo ia menggendongnya sekaligus menenangkan.

"Cup cup anak Ibu jangan menangis lagi ya??" Rifia menepuk nepuk punggung anaknya dengan lembut.

"Yah.. Ayah kalah lagi deh dari Leo,yaudah deh Ayah makan nih sayur yang Leo kasih" Daniel kembali ke tempat duduknya dan memakan makanannya sampai habis.

....

"Ingat! Harus belajar yang rajin? Mau pergi ke Jepang kan?" Tanya Daniel ia berjongkok di hadapan anak laki lakinya itu.

"Tentu saja Leo mau! Leo bakalan rajin belajar demi Jepang!!" Leo berujar dengan semangat yang membuat Daniel langsung terkekeh ketika mendengarnya

"Baiklah,Ayah pergi bekerja ya? Leo juga harus belajar dan buat Ibu bangga bukan Ibu saja, Ayah dan nenek juga. Mengerti?"

"Siap bos!!"

...

20 Tahun Kemudian

Leo mendenguskan nafasnya dan menatap 3 Tiket menuju ke Jepang itu dengan raut wajah yang sangat sedih.

Leo beberapa kali mendongak-kan kepalanya agar Air mata tidak jatuh lagi.

Pada akhirnya,Leo hanya pergi sendiri ke Jepang karena Ibu dan Ayah Leo tidak sempat menepati Janjinya setelah Leo mengambil Rapot sewaktu SD.

Leo mendapat kan peringkat pertama di hampir setiap pelajaran. Ia merasa bangga pada saat itu,karena hanya dia yang memiliki nilai tertinggi dikelas.

Ia bermaksud untuk memamerkan ini kepada Ayahnya dan berkata,'Aku lebih pintar dari pada Ayah!'

Namun semua itu hanya bisa dikatakan didalam hati,tidak bisa dikatakan secara langsung.

Ibu dan Ayah Leo meninggal pada saat dalam perjalanan menjemput Leo sekaligus hadir untuk penerimaan Rapot milik Leo.

"Ibu.. Ayah, Leo surah rajin belajar sesuai janji Leo kepada Ayah. Nenek memintaku untuk diberi bebas dalam memilih hadiah,tetapi aku hanya ingin 3 Tiket pergi ke Jepang, bersama dengan kalian"

"Tapi rasanya pun percuma,karena keinginanku bukanlah lagi ke Jepang"

"Melainkan mengulang waktu kembali,dan sebaiknya aku tidak rajin belajar supaya kalian tidak bersemangat sewaktu pergi untuk mengambil hasil rapotku"

.
.

.
.
End
.
.
.
GIMANA GIMANAA HAHAHAHA🤣🤣 Jan lupa voment ya~ btw aku pengen buat Other story masih dalam part Nikah kontrak kok yang mainnya lain yaitu Haebi,Daniel sama Jieun.

Cuma dalam versi berbeda,keluar dari cerita gitu lhoxD mau kan??

Btw endingnya terduga ga si?

Ini ada squel ya

Nikah Kontrak - Daniel✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang