DW-17

2.3K 141 5
                                    

Ia terus mengedarkan pandangannya hingga pandangannya terhenti tepat saat melihat seseorang yang sangat ia kenali itu, pandangan mereka bertemu dan orang itu pun sedang tersenyum sangat manis sambil menatap prilly.

Prilly mengalihkan tatapannya ke arah keluarganya yang lain.

"Pi aku udah bisa lihat"ucap prilly tersenyum haru.
"Papi senang kamu udah bisa lihat syg"balas papinya sembari memeluk prilly.

"Pak, buk, kami pamit keluar ya"pamit salah satu dokter yang membuka perban prilly tadi dengan sopan.

"Saya udah boleh pulang dok?"tanya prilly dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Untuk hari ini kamu banyak² istirahat dulu ya prilly, besok sore kamu baru sudah boleh pulang"jawab sang dokter kemudian pergi setelah mendapatkan anggukan dari prilly.

"Sayang mama senang deh lihat kamu sekarang, mama suka lihat senyum kamu, mama kangen prilly yang selalu ceria kayak dulu bukan yang selalu melamun dan sedih kayak kemarin"ucap mama ali yang bernama marisa itu sembari memeluk prilly.

"Hehe makasi ya ma udah sabar jagain aku dan temani aku selama aku gak bisa lihat kemarin:')"ucap prilly sembari membalas pelukan mertuanya itu.
"Aku sayang banget sama mama"lanjut prilly lagi kemudian mencium pipi mama mertua nya itu.
"Mama juga sayang sama kamu bie"balas mamanya yang semakin mengeratkan pelukannya.

Seseorang yang sedari tadi berdiri tak jauh dari mereka kini sedang tersenyum melihat pemandangan yang ada di depannya itu.

Bagaimana tidak senang jika yang ada di depannya sekarang adalah dua wanita yang sangat ia cintai kini sedang berpelukan dan terlihat sangat bahagia.

*******
"Sayang kamu kok diam aja sih?"tanya seseorang itu menatap prilly.

Kini di ruang rawat prilly hanya ada dia dan prilly, sedangkan yang lainnya entah kemana perginya, sepertinya keluarga prilly memang sengaja membiarkan orang itu berduaan dengan prilly di ruangan ini.

"Gak usah manggil gue sayang kalau lo emang udah gak sayang"jawab prilly ketus.

"Kamu kok ngomong gitu sih, sampai kapan pun aku tetap sayang sama kamu"jawab orang itu menatap prilly dengan sedih.

"Stop ya ali, gue benci sama lo, kemana aja lo selama gue gak bisa lihat selama ini, gue rapuh gak ada lo di samping gue saat gue ngelewati masa² itu sendirian"tangis prilly pecah saat itu juga.

Ya, seseorang yang di telpon papi rizal sebelum perban mata prilly di buka dan yang datang saat dokter ingin membuka perban prilly itu adalah ali.

"Aku buta li dan aku kehilangan anak aku, anak kamu juga, dan kamu malah ninggalin aku saat itu,kamu pergi entah kemana, apa semarah itu kamu sama aku karena kejadian di restorant malam itu sampai² saat aku butuh kamu pun kamu udah ga peduli sama aku"lanjut prilly di sela² tangisnya, ali hanya diam mendengarkan kata demi kata yang prilly ucapkan.
"Aku kecelakaan dan gak sadarkan diri tapi kamu gak ada lihat aku li, apa gak ada rasa khawatir kamu sedikit pun terhadap aku saat mengetahui aku kecelakaan, apa rasa sayang kamu hilang gitu aja cuma karena malam itu aku suruh kamu buat jangan mukul maxime"lanjut prilly lagi dengan suara yang sangat pelan namun masih mampu terdengar jelas oleh ali.

"Aku bener² minta maaf sama kamu
Prill, malam itu aku dapat telpon dari sekretaris aku kalau di kantor ada masalah yang bikin perusahaan kita rugi besar, pikiran aku bener² kacau saat itu apalagi saat melihat kamu di peluk sama mantan kamu itu, aku udah terlanjur tersulut emosi dan aku bener² minta maaf udah ngomong kasar sama kamu saat itu sayang, aku bener² nyesal, gak sepantasnya aku memaki kamu kayak gitu"jelas ali panjang lebar sembari menatap prilly dalam.

Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang