Bagian 3

78 8 1
                                    

Seperti biasanya Bulan harus pergi ke kampusnya. Udara kota hari ini benar-benar dingin jika dipakai untuk menunggu metro mini lewat tanpa memakai jaket, seperti Bulan. Udara dingin dikota benar-benar berhasil membuat Bulan kedinginan lalu membuatnya menggosok-gosok kedua telapak tangannya, bermaksud sedikit menghangatkan tubuhnya.

Tak lama setelah bulan menunggu beberapa menit,metro mini pun datang.

Bulan masuk ke dalam metro mini dan memilih duduk di pojok belakang sebelah kiri yang dekat dengan kaca.

Sambil mendengarkan lagu indie kesukaannya, Bulan menikmati perjalanan menuju kampusnya.

Sesampainya di kampus...

Awalnya Bulan berniat mengunjungi kantin kampus untuk sekedar minum teh atau membeli gorengan Mang Didin tapi niatnya dia urungkan. Dia lebih memilih taman belakang kampus untuk sekedar membaca novel dan lagu indie kesukaanya, seperti kemarin.

Kali ini Bulan benar-benar sendiri, tak ada seorang pun yang ada di taman, kecuali dirinya. Mungkin kebanyakan orang lebih memilih kantin untuk sekedar meredakan rasa laparnya.

Bulan mulai merasa bosan dengan aktivitasnya yang setiap hari begitu-begitu saja, membaca Novel karya Sujiwo Tedjo yang kalau sudah habis di baca dia membeli lagi novel bagian lainnya, dan diiringi dengan lagu indie Payung teduh yang itu-itu saja.

Bulan menghentikan aktivitas membacanya, begitu pula dengan iringan lagu yang ia dengarkan. Ia mengambil buku berwarna kuning di dalam tas nya, mengeluarkan pena pula. Bulan mulai menulis sesuatu.

Aku selalu merasa kosong, hilang semangat, sedih, juga kecewa pada diri sendiri. Tiba-tiba selalu muncul rasa rindu pada seseorang yang selalu berarti dalam hidupku.

Tiba-tiba teringat kenangan indah bersama seseorang itu, yang terlalu sulit untuk ku lupakan.

Lalu aku hancur, sebab kini semuanya tak sama lagi. Dan aku masih berdiri di tempat yang sama, berubah menjadi lebih baik pun tidak.

Tak lama setelah menulis puisi menyedihkan itu, Bulan bergegas pergi ke kelasnya untuk sekedar datang dan ujung-ujungnya pasti dihukum lagi.

Masuklah bulan ke dalam kelasnya, tak menghiraukan apapun termasuk Dosen nya.

Setelah menyadari ada mahasiswa yang masuk terlambat saat kelasnya, Dosen itu geram.

"Saya tidak mengizinkan mahasiswa yang terlambat mengikuti kelas saya!" Bentak pecah seorang Dosen itu.

"Silahkan keluar!" Bentak Dosen yang sudah tua itu lagi.

Bulan tetap duduk sembari memandangi Dosen itu.

"Silahkan keluar!" Bentak Dosen itu lagi yang sekarang kelihatannya semakin marah dan geram terhadap Bulan.

Bulan akhirnya berdiri dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkan kelas. Seisi kelas bersorak ketika Bulan telah Berlalu.

Padahal aku datang pagi sekali, mereka saja yang tidak tau. Payah!
Ucap Bulan dalam hati.

Bulan memilih kembali lagi ke taman, kali ini Bulan hanya melamun, sedih dengan setiap cerita yang ada dalam hidupnya. Sangat menyedihkan.

"Dihukum lagi?" Tanya seseorang yang mampu membuyarkan lamunan Bulan.

"Wisnu!" Ucap Bulan kaget.

"Dihukum lagi?"

"Dari mana kamu tau aku selau dihukum?"

"Tidak penting!" Ucap Wisnu datar.

Bulan hanya cemberut.

Cerita Bulan dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang