Udara pagi di Jogja hari ini sangat dingin, membuat siapa saja terbeku jika berjalan di jalanan kota tanpa memakai jaket. Langit pun seolah tak ceria, begitu mendung.
Bulan pun merasa kedinginan, dan bergegas pergi menuju kedai kopi milik Guntur, bertujuan untuk sekedar singgah dan memesan kopi untuk sedikit menghangatkan tubuhnya.
"Selamat pagi." Sapa Guntur ramah seperti biasanya.
"Selamat pagi kembali." Balas Bulan tak kalah ramah.
"Datang sendiri?" Tanya Guntur.
Bulan mengangguk seraya tersenyum.
"Yasudah, hari ini pesan apa?" Tanya Guntur lagi.
"Aku ingin kopi spesial buatan mu." Balas Bulan.
"Dengan senang hati."
Bulan tersenyum.
"Di tunggu, silahkan duduk dulu." Ucap Guntur masih ramah.
Bulan pun duduk di tempat biasa.
Tak lama menunggu, kopi spesial pesanan Bulan pun akhirnya datang.
"Kopi spesial datang." Ucap Guntur seraya menaruh secangkir kopi di atas meja.
"Terimakasih." Ucap Bulan seraya tersenyum tulus.
"Boleh aku duduk disini?" Tanya Guntur kepada Bulan.
"Oh silahkan." Balas Bulan.
Suasana hening.
"Sudah berapa lama berpacaran dengan Wisnu?" Tanya Guntur tiba-tiba.
Bulan yang sedang meneguk kopi tiba-tiba tersedak sambil langsung mengalihkan pandangannya kepada Guntur.
"Kami tidak berpacaran." Balas Bulan yakin.
"Bagaimana mungkin? Kalian seperti orang yang berpacaran."
"Nyatanya tidak." Balas Bulan.
"Yasudah kalau begitu, pertanyaan nya aku ganti." Ucap Guntur sambil tersenyum.
Bulan mengangguk.
"Sudah berapa lama dekat dengan Wisnu?" Tanya Guntur lagi.
"Empat hari." Balas Bulan mantap.
"Dalam waktu sesingkat itu?" Tanya Guntur heran.
"Apa salahnya? Nyaman itu bisa datang kapan saja." Balas Bulan lagi.
"Iya aku tau. Maksudku kalian hebat, bisa langsung dekat dalam waktu yang singkat." Ucap Guntur.
Bulan hanya tersenyum.
Sudah lumayan lama mereka berbincang di kedai kopi milik Guntur. Sampai akhirnya Bulan keluar dari kedai karena harus pergi ke kampus.
Udara masih saja dingin, langit pun masih tetap mendung. Metro mini akhirnya tepat berhenti di hadapan Bulan.
Akhirnya Bulan naik dan duduk di tempat biasa. Kali ini Bulan sengaja melihat seseorang yang duduk di sebelahnya, takutnya Wisnu lagi. Ternyata bukan.
Seperti biasa Bulan menghabiskan perjalanannya dengan mendengarkan alunan lagu indie di tab milik Wisnu. Seperti membawanya ke alam lain, menghanyutkan.
Sampai akhirnya metro mini berhenti di depan kampus.
Bulan langsung turun dan melangkah masuk ke dalam kampus. Ia langsung pergi ke kelas untuk mengikiti pelajaran hari ini.
Tak lama setelah Bulan masuk ke kelas, Dosen pun datang.
Hari ini Bulan benar-benar semangat belajar, entah apa yang membuatnya sesemangat itu, mungkin karena kemarin di ajak Wisnu ke tempat terindah yang pernah ia singgahi, Pantai pok tunggal.
Oh iya Wisnu, Bulan jadi kebanyakan memikirkan Wisnu ketika berada di kelas, tak sabar ingin cepat-cepat keluar dari kelas dan bertemu dengan Wisnu.
Sampai akhirnya kelas pun beres, pelajaran sudah selesai, dosen pun sudah ke luar kelas, orang-orang juga sudah berhamburan di koridor kampus.
Setelah ke luar dari kelas, Bulan langsung mencari Wisnu, ia mencari dari ujung kampus sampai ujung kampus lagi. Tetapi hasilnya nihil, Bulan tidak menemukan Wisnu.
Awalnya Bulan akan menelpon Wisnu, tapi ia lupa bahwa ia dan Wisnu tidak sempat bertukar nomor telepon.
Bulan jadi berfikir macam-macam tentang Wisnu, bagaimana tidak karena biasanya Wisnu selalu menemuinya, berbeda dengan sekarang, Wisnu seolah hilang.
Akhirnya Bulan memutuskan untuk pulang, dan memilih berjalan menelusuri jalanan kota, tetapi di sela-sela perjalanan pulang ia memilih duduk di taman kota untuk sekedar membaca buku novel dan mendengarkan lagu indie kesukaannya.
Suasana sangat sepi dan sunyi. Tak banyak orang yang ada di taman, hanya ada satu atau dua orang saja.
Sampai akhirnya udara sore di Jogja jadi sangat sejuk, damai. Langit pun sudah mulai menjingga.
Padahal baru kemarin kita melihat senja bersama, sekarang hanya aku sendirian disini. Sebenarnya kamu kemana Wisnu? Aku butuh kamu. Keluh Bulan dalam hatinya.
Sampai akhirnya Bulan memilih pergi dari taman kota. Ia memilih untuk pulang.
Wisnu, aku sendiri. Kamu dimana?
Hatinya masih saja tertuju pada Wisnu.Hari ini Bulan merasa sangat hampa. Tak ada yang menemaninya. Bulan benar-benar butuh Wisnu.
Berhubung taman kota dan rumahnya tidak begitu jauh, Bulan memutuskan untuk berjalan menuju rumahnya. Sambil menghirup udara segar.
Tak terasa sudah lama Bulan berjalan menelusuri jalanan kota, sekarang ia tiba di depan rumahnya.
Bulan masuk ke dalam rumah dengan langkah lunglai, tak ada semangatnya sama sekali. Sebab hari ini ia tidak bertemu dengan seseorang yang telah merubah hidupnya menjadi lebih baik. Wisnu.
Bulan menghempaskan tubuhnya ke kasur, seakan-akan semua harapannya telah mati, segala perasaan yang ada seolah hilang.
Mengapa harus ada kejadian seindah kemarin, jika hari ini aku tidak bertemu denganmu Wisnu? Mengapa? Ucap Bulan di sela-sela fikirannya yang kacau.
Beri suara dan komentar ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Bulan dan Bintang
PoetrySejatinya rasa sepi ialah ketika kita berada di keramaian. Tak ada seseorang yang menemani, hanya ada rasa sunyi dan sepi dihati.