«aku ini seorang penyendiri. tapi bertemu denganmu, membuatku paham arti dari berarti.»
♪ you're gonna live forever in me - john mayer
sesak.
begitulah keadaan bazar makanan hari ini di SMA angkasa yang diadakan untuk memeriahi lomba basket antar SMA. sekolah tempat oceana belajar ini diamanatkan untuk menjadi tuan rumah dalam acara yang dihelat 1 tahun sekali itu.
namun sekali lagi, oceana benci suasana ini, keramaian. benar-benar membuat tidak nyaman. di bayangannya, siswa siswi dari sekolah lain yang berkunjung ke sekolahnya membuat pusing.
berakhirlah di sini. dia hanya duduk di dermaga danau belakang sekolah yang selalu sepi. bersama sekotak buah stroberi dan komik detective conan-sahabat terbaiknya.
"hey,"
oceana sedang kesal bukan berarti otaknya tidak bisa membedakan antara imajinasi dan nyata. ini suara si barista. suara berat serak khasnya akan membuatmu langsung tahu kalau itu adalah dia.
menengok, dan sosok itu tengah melempar senyum sehangat fajar padanya. "selamat pagi!" kini di tubuhnya terpasang seragam putih abu lengkap, dipadu sepatu vans merah marun.
cowok itu mendaratkan pantat di sebelah oceana. "nggak takut duduk sendiri di sini?" pandangannya terarah ke sebuah pohon besar. "nanti takut ada... hiii!!" ungkapnya merinding.
oceana menggeleng heran dan kembali membaca.
"kenapa ga pulang aja?"
"malas. di rumah juga ga ada kerjaan," cea menyuap satu buah stroberi, "katanya kamu nggak satu sekolah sama aku."
punggung si barista menegak. "memang enggak, kok."
"begitu?" cea mengangguk-anggukan kepala. "terus dari sekolah mana kamu?" sekilas ia menoleh pada lelaki itu yang sekarang sedang memainkan air danau.
"kamu nggak suka sama tempat ramai, ya?" entah, ia ini sosok yang gemar mengalihkan pembicaraan-atau mungkin menghindari beberapa topik?
"ya, semacam itu."
"sama berarti." kuak si lelaki, cukup menarik perhatian perempuan di sampingnya.
"terus kenapa kamu kerja di kafe? tempat itu ramai. kalo jadi kamu, aku mending kerja di perpustakaan saja."
bibir pink pucat itu tersenyum teduh. "aku pengen nyoba keluar dari zona nyaman. manusia tidak akan bisa berkembang jika tidak berani mengambil resiko, bukan?"
"namamu siapa?" bisa jadi dia anak nakal. tidak terdapat name tag di kemeja sekolahnya.
"kalau saja aku tahu ada danau indah-"
"namamu, tuan." tekan oceana yang membuat cowok itu melongo, tak menyangka akan dipaksa.
"o-oh.." ia berdeham. "perlu banget tahu namaku?"
"ya." tak jelas hal apa yang membuat oceana bilang begitu. dia pun tidak tahu perlu namanya untuk apa.
"untuk apa?"
"uh.." rasanya baru kali ini oceana bingung menjawab. pasalnya dia memang tipe orang yang jarang mengobrol jika tidak ada hal penting. "untuk berteman?"
sedetik kemudian gelak tawa mengejek bergema di antara mereka. sadar akan suatu hal, oceana mengusap-usap muka frustasi. menyesal telah mengeluarkan ungkapan bodoh layaknya tadi. dirinya lupa bahwa laki-laki ini termasuk orang yang menyebalkan.
"astaga.. aku nggak nyangka kamu mau berteman denganku. bukannya kamu tidak punya teman, ya?" nadanya menggoda.
"diam."
si barista jadi diam. tapi masih masem-masem. "iya iya, hehe, maaf."
wajah cea memaling, latennya menyembunyikan malu.
"nggak apa-apa kok. aku juga pengen berteman sama kamu. tapi.., "
..kenapa ga jadi pacarmu aja?"
bola mata cewek itu membelalak. "HEH!" bibirnya mengerucut bete.
yang dibentak ketawa gemas sebelum berucap, "namaku nehan felix adipramana. panggil aja felix."
namanya felix.
felix jodohq tq.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka dengan Ceritanya
Fanfiction"Hai, Oceanaku, Sayangku, Lautku, sumber tenang dari segala gundahku. Tanggal berapa dan bulan apa kamu membuka tulisan seadanya ini?" // status: finished featuring: lee felix //