«yang aku tahu, dirinya bukan butuh ditemani. tapi dimengerti.»
♪ mata berdebu - sore
selasa suram. istirahat, dan kelas tak seramai biasanya. tadi, ulangan harian matematika dibagikan. hasilnya sungguh di luar dugaan: satu kelas hampir nilainya di bawah rata-rata. walau maklum, soalnya termasuk tipe HOTS.
"oceana cantik! nilai ulangan matematika kamu berapa?"
garis bawahi. semua tidak lulus kkm kecuali dua murid kebanggaan wali kelas XII ipa 4 ini: oceana, serta satu makhluk lagi yang menurut gadis itu adalah parasit pengganggu.
ditinjau dari rautnya, oceana benar-benar risih akan kehadirannya. "gue tau nilai lo lebih gede dari gue. ga perlu sombong lagi."
lelaki jangkung itu mengusap dada seperti habis ditembak peluru. "ya tuhan... su'udzon banget sih, si eneng. gue cuman nanya kok ga maksud apa-apa."
"nilai gue 95. lo? 100? udah tau."
demi Tuhan, lucas capek. "cea," tegasnya. "sampe kapan sih lo mau gini? udah 3 tahun lho, ayolah."
seseorang sepertinya menyulap papan bor di depan menjadi lebih menarik dibanding ekspresi memelas lucas.
"kita udah pernah ngomongin ini. lo lupa? sampe gue bisa ngalahin lo." tuturnya, sarat kebencian.
andrian lucas dan darya oceana. nama yang sudah tidak asing lagi di telinga warga SMA angkasa.
dua rival yang sama-sama pintar, selalu bersaing sengit memperebutkan juara umum. lucas menempati peringkat pertama dan oceana di peringkat kedua. gadis itu tidak pernah berhasil menggeser posisi lucas meski nilai keduanya seringkali beda tipis. hal itu pula yang mendasari oceana ingin lucas enyah dari hidupnya; rasa iri.
dahi lucas mengernyit aneh, "sebegitu pentingkah ranking di mata lo?"
berbeda, lucas pribadi yang santai, terserah mau ranking berapapun. baginya, juara di sekolah belum tentu menandakan sepenuhnya bahwa kau akan sukses di masa depan.
manik mata cea menatap lucas tajam. "kalo iya, kenapa?"
"kenapa? gue ini temen lo, bukan musuh lo."
"sejak kapan lo jadi temen gue?"
kesal yang memuncak, lucas refleks meninggikan suaranya. "oceana!"
begini, kiranya, secercik gambaran rutinitas mereka dari hari ke hari: dominan oleh perdebatan tidak berguna.
jauh dalam hati, sebenarnya oceana tahu. lucas itu orang yang sederhana. tingkahnya tidak pernah macam-macam. ya..., meski pribadinya cukup mencondong ke random.
sederhana di sini dalam artian lucas tidak pernah mencari atau terlibat dalam masalah apapun. pakem yang ditanamnya benar-benar 'sekolah-belajar-pulang'. jika bertemu langsung, mungkin kalian akan menyimpulkan kalau lucas ini orang yang hidup tanpa masalah, yang hobinya makan dan kadang teriak-teriak.
juga, 3 tahun bukan waktu yang sebentar. alhasil, dia jadi tahu sifat cowok itu. awalnya cea kira lucas seperti orang pintar pada umumnya, yakni ambisius. nyatanya, lucas jauh dari sifat itu. lucas pun pernah bilang,
"gue emang pinter, tapi gue gak seambisius itu untuk selalu jadi yang pertama. gue hanya memanfaatkan otak yang Tuhan anugerahin ke gue. dan gue rasa itu gak salah."
andai saja oceana mau menjelaskan, andai.
"cea,"
seusai bel pulang berbunyi, dengan cekatan lucas menahan bahunya. "gue mau ngomong bentar."
pupil coklat perempuan itu menilik ke dalam mata lucas. ada secuil tak tega melihat harap-harap di sana. "kenapa?"
oke. lucas. harus. meyakinkannya.
lesuh wajahnya berubah ceria, bibir tipisnya membentuk lengkung sabit lebar-moga-moga nampak tulus. iya, dia juga tahu oceana tipe manusia yang sulit dalam menerima alasan.
"jalan-jalan sama gue, yuk!"
WATTPAD SM SINYAL KNP SIH NGESELIN BGT Y UDH SIAP APDET DARI JAM 7 TP EROR TRS KSL UDH CPK2 MW CRY AJ G MUD AQ KAN JDINYA:---)))))))
btw ad perubahan judul y tq.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka dengan Ceritanya
Fanfiction"Hai, Oceanaku, Sayangku, Lautku, sumber tenang dari segala gundahku. Tanggal berapa dan bulan apa kamu membuka tulisan seadanya ini?" // status: finished featuring: lee felix //