«sebenarnya yang menyakiti bukan cinta itu sendiri. melainkan pengharapan berlebih karena kukira kamu adalah orang yang tepat.»
♪ wish i never found you - bmike & jurrivh
antara sepi pagi dan remang ruang, bel pintu masuk berdenting menandakan kehadiran pembeli. bagi beberapa orang, jam 6 memang masih terlalu dini buat minum kopi.
pegawai ini masih mengelap meja-meja yang ditaruhi vas bunga aster di tiap-tiap atasnya. mau yang ungu, putih, merah muda, kuning, apapun asal aster.
termasuk, sudah tugas wajibnya menyapa setiap pelanggan dengan sumringah. "selamat pa-"
"pagi, felix!"
wow.
benarkah yang dilihatnya itu? betulankah? bukan efek karena felix masih mengantuk?
dari sudut kafe menuju pintu masuk berjarak agak jauh. tetapi, felix masih bisa melihat dengan jelas bagaimana sosok itu terlihat.
warna kelabu itu tidak lagi sendu. senyumnya ayu, tak lagi kacau menampilkan sedu. kuyu mukanya pudar, ditukar keceriaan yang seolah tak ada usai.
"ha-halo... cea..."
oceana tidak lain hanya tepuk tangan. menyimpulkan, felix berasumsi jika cewek ini mungkin kerasukan.
"bagus ya. aku kira kamu ga bakal kerja pagi soalnya harus sekolah. taunya kerja. kenapa ga sekolah, hm?" kepalanya terangkat lalu menaruh tangan di pinggul. berlagak seram biar felix mengaku, kayaknya.
"don't talk about school. calm. aku cuma izin, ada pegawai yang ga masuk."
"huh, kukira kamu bolos," oceana mengambil duduk di kursi paling ujung dekat posisi felix berada. "boleh duduk enggak?"
lelaki itu sukar mempercayai, maka tertawa lembut. "oh, ayolah. sejak kapan kamu bisa melawak? kamu sudah duduk duluan."
indra penglihatan oceana mengarah keluar kaca bening. di atas angkasa awan melaju dengan lamban, sekumpulan burung sedikit demi sedikit mulai mengepakkan sayapnya di sana. "pagi ini indah ya."
surya merangkak naik. hangat cahaya menembus kaca. menyinari rambut setipis helai kapas perempuan tersebut.
ah, Tuhan. kuasa-Mu suka buatku heran. bagaimana bisa seorang perempuan yang sudah lama kukenal masih saja mampu membuatku takjub dengan parasnya yang begitu menawan?
duh, felix enggan berlama-lama memperhatikannya. bisa-bisa dia lupa batas. "kamu ga sekolah, heh?!"
"sekolahku libur, dong. guru-gurunya ada rapat. seneng banget aku." cengirannya manis. mungkin betul, kalang kabut kesedihannya telah sirna.
"ini bukan kamu ya? oceana?"
"heh? ini aku, lah. siapa lagi emang?"
"tumben ke sini. katanya enggak suka kafe."
"everything has changed."
cowok itu membulatkan mata. "gila. enggak ketemu dua minggu kamu sudah banyak berubah aja."
"dua minggu juga punya hak bikin banyak cerita."
felix jadi penasaran sekaligus geram. cerita macam apakah yang telah tercipta sehingga menggagalkan rencana laki-laki itu untuk jadi orang pertama yang buat cea bahagia?
lekas ia menarik kursi di hadapan gadis itu. wajahnya datar dan alisnya menukik berang. "ada kejadian apa? ceritakan. harus."
oceana bukan orang yang hebat merahasiakan kebohongan. "aku punya pacar."
oh, tentu saja.
kok kamu tidak sadar sejak awal, felix? bukannya cinta adalah realita kuat yang selalu mampu buat siapa pun dimabuk dalam fiksi?
diam dan redam.
kesekian kali lelaki itu harus menelan kekalutannya dalam kalbu. harus menyembunyikan kekalahannya dibalik kalimat, "selamat, aku ikut senang."
pasti, cinta bisa sebaik itu menuntunmu pada satu orang yang buat batinmu berkata, semesta, dialah orangnya.
kendati, cinta juga berpotensi sejahat itu mengalihkan ekspetasi dan buat kamu menyesal, ternyata semesta cuma menggiringku pada pertemuan yang salah.
dia memetik satu tangkai bunganya. berharap aster segar ini layu sekarang juga. diputar-putar badan aster tersebut, mencari bagian yang rusak sesuai kondisi hatinya sekarang.
"kamu tau cea, kenapa aku suka aster?"
cewek itu bertingkah lugu-mana tahu dia pasal dada felix yang sedaritadi menampung sesak. "enggak tau."
"aster bermakna kesederhanaan, kesetiaan, kesabaran."
"lalu?"
felix menggelengkan kepalanya. akibat benak yang tidak sudi menampikkan realita. "ah, tidak. tidak apa-apa. lupakan. boleh aku tau nama pacarmu itu?"
benci harus melakukan ini: memasang muka bahagia. setidaknya dia tidak suka bila harus membohongi gadisnya.
kumohon, otak dan hati. sekali saja, berkompromilah. jangan egois di depan wanita yang selama ini sudah bertarung dengan kehidupannya. jangan buat dia kembali bersedih. pegang janjimu.
"namanya lucas."
kamu makhluk terbodoh, felix. kamu memprihatinkan.
tidak ada yang lebih menyedihkan dibanding harus terpaksa berhenti sebelum mampu memulai.
maaf ya kalo kurang nge feel gue bener bener surut kata2 belakangan inieH. ottokeh seminggu ini tugas dan ulangan menumpuk di benakku seperti duit chenle begimana aq bisa mikir😭
jadi mulai minggu depan, aq akan apdet cerita ini setiap weekend aj y. gatau hari apanya kalo ada mood aja ihiY ٩(の❛ᴗ❛ の)۶
nanti inshaAllah malam diriku update cerita yang hyunjin hEhe tungguin yach ʘ‿ʘ
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka dengan Ceritanya
Fanfiction"Hai, Oceanaku, Sayangku, Lautku, sumber tenang dari segala gundahku. Tanggal berapa dan bulan apa kamu membuka tulisan seadanya ini?" // status: finished featuring: lee felix //