Bagian 01

52K 1.1K 11
                                    

~Lu Duan Lie Pov~


Hari ini adalah hari kedatangannya, aku ingin melihat wajahnya senyumnya. Hatiku sangat hancur dan terpuruk saat sesuatu yang masih ku ingat dimasa lalu.

Aku sangat  berterimakasih pada leluhur ku telah membangkitkan aku dari tidur putih ku yang sunyi [1]

[1] terlahir kemabali dari kematian

Aku mengingat kembali kejadian masa lampau hari ini dia akan datang, ya dia akan datang orang yang sangat aku cintai, orang yang membuat hidup ini tak berati seditpun tanpanya.

Jika ku ingat inilah pertemuan kedua dengannya di kehidupan ini, sebelumnya keluarga Qi telah datang dalam perjamuan makan malam tahun sebelumnya tepatnya saat natal tahun lalu. Tapi saat itu aku tidak bertemu denganya, karena saat itu aku kembali ke Belgia melakukan perjalan bisnis.

“Tuan besar, mereka telah datang”. Salah satu bawahan ku membangungan aku dari lamunan ku.

“Oh.. baikalah, siapkan kamar dan air hangat untuk mereka”.

“Baik tuan”.

Mungkin saat ini aku menjadi orang yang sangat dibencinya, tetapi aku bersikap ceroboh dan semberono seperti ini demi menjaganya.

Aku hanya tidak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya. Mungkin dia tidak akan tau atau tidak akan mengerti tentang apa yang aku lakukan sekarang tapi aku telah siap dibenci olehnya demi menjaga orang yang sangat spesial di hati ku.

Saat mereka memasuki mansion aku bisa melihatnya di sisi mansion ku yang mempunyai dua lantai dengan gaya china modern, ku lihat dia masih terlihat sama, mata itu, hidung itu, dan bibir itu, semua tentang dirinya masa terlihat sama.

“Ayahhh... apakau akan benar-benar melakukan ini..?” tanya pemuda kecil itu.

“Han..han.. kau tidak perlu secemas itu, percaya sama ayah, tuan besar ini sangat baik”. Bujuk pria setengah baya itu

“Xian han, kakak mu ini sangat iri pada mu”.

“jika begitu kenapa tidak kakak saja yang mengantikan aku..?”

“kau tau, Big Boss itu hanya menginginkan kamu, dan kakak mu ini telah berhutang banyak padanya, Big Boss itu telah memberikan distrik barat dibagian kota S kepada kita”

“iya,.. han..han apa kau sadar itu apa artinya..?”. lanjut pria setengah baya itu sambil menepuk pundak seorang pemuda yang agak lebih kecil dari kedua pria tersebut.

“aku tau yah, kita bisa dengan leluasa pergi ke distrik utara, dan....”

“Yah.. kita bisa melindungi keluarga kita disistrik utara juga, kau tau Tuan besar ini memiliki hati yang sangat baik”

“Tapi...”. aku datang memghampiri mereka membuat raut wajah si kecil itu berubah suram dan dia terus menundukan kepalanya.

“Oh.. tuan besar Lu Duan Lie”. Ketiga pria itu berdiri dari duduknya.

“Apakalian telah lama tiba..? Maaf tidak menyambut kedatangan kalian”. Cetus ku

Pria separoh baya yang di sebut Qi Huai itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya “Tidak apa-apa tuan, kami tau kau sangat sibuk, dan seharusnya kami yang minta maaf telah mengganggu kesibukan mu”

“hahahaha.. silakan duduk kembali, tuan Qi Huai kau sangat bermurah hati” puji ku dan ketiga pria itu pun duduk, tak luput ku pandangi wajah si kecil itu yang terus menunduk suram, mungkin dia masih tidak terima apa yang aku katakan tahun lalu.

Ya beberapa tahun sebelum kelahiran Xian Han anak bungsu dari keluarga Qi Huai dengan istrinya yang telah meninggal satu tahun yang lalu pernah mempunyai hutang nyawa dengan orang tua ku, saat itu orang tua perempuan Xian Han sedang mengandung dirinya diselamatkan oleh papa ku dan aku secara terang-terang yang masih berumur lima tahun meminta ibu nya (Xian Han) untuk memberikannya pada ku saat dia telah tumbuh besar nanti keluarga Qi menyetujui itu serta keluarga ku tidak keberatan.

Aku tidak pernah tau aku pernah meminta hal seperti itu dari mereka, saat itu aku masih berumur lima tahun, satu tahun lebih besar dari kakanya putra tertua keluarga Qi.

Di kehidupan ku yang sebelumnya aku bahkan tidak menginginkannya, mengabaikan apa yang ku ucapkan waktu aku kecil dulu, sehingga aku harus kehilangan dia saat dia ingin menyelamatkan aku.

Berkoban dirinya untuk ku, itu terlihat seperti mimpi tapi aku meyakinkan bahwa itu adalah kehidupan masa lalu ku, nenek moyangku membangunkan aku, memperingatkan aku tentag satu hal yang pernah aku janjikan “Kelak saat dia besar nanti ku ingin dia disisiku dan aku akan menjaganya, apakah paman dan bibi Qi keberatan..?”.

Itu janji yang telah aku lupakan, dan aku tidak ingin itu menjadi penyesalan ku lagi. Dua tahun sebelumnya setelah aku menyelesaikan studi ku di London aku kembali ke Shanghai dan aku benar-benar beruntung mereka masih menetap di kota yang sama dan masih dibawah perlindungan kekuasan papa ku di distrik barat.

Tentu saja bukan papa ku, aku tetap meatas namakan kekuasaan ku atas nama papa, meski papa telah mati terbunuh saat aku masih duduk di triwulan dua dari tahun kedua ku duduk di sebuah sekolah elit.

Alasan lain aku menggunakan nama papa agar mereka percaya bahwa papa masih hidup.

Aku menyelidiki keluarga mereka dan membantunya berlahan - lahan sehingga kami dipertemukan saat terakhir ibunya meninggal.

“Bibi Qi dan Paman Qi, maafkan aku karena terlambat aku datang untuk memenuhi janji ku”

“Apakah kau Lu Duan lie..?” tanya wanita yang sedang berbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, tubuhnya yang dipasangkan selang-selang sangat terlihat rapuh.

“Benar, apakah janji ku masih berlaku..?” tanya ku pada wanita lemah itu.

“apa yang harus kami lakukan untuk mu, kami selau berhutang banyak hal pada mu dan keluarga mu”

wanita yang tampak lemah itu menghentikan sejenak ucapannya

“kami tidak ingin menyusahkan terlalu banyak, kami tahu di kehidupan yang lampau kami berhutang nyawa pada kelurga Lu”

Semuanya hanya terdiam menunggu

“dan sekarang kami juga tahu beberapa tahun ini keluarga Lu telah membantu kami kembali bahkan saudara-saudara kami yang tertindas jauh dari perbudakan dan kampung halaman mereka, tak ada yang yang istimewa yang bisa kami beri kepada anda tuan muda”

“apa bibi dan paman akan melupakan kesepakatan yang telah kita buat saat aku berusia lima tahun yang lalu..?” tanya ku kepada kedua orang yang tidak jauh dari ku.

Ku lihat tatapan mereka sangat sedih dan rapuh,  entah apa yang membuat mereka serapuh itu.

“Kami tidak berani menghianati tuan muda, tapi apakah itu pantas,..?”

“Bibi dan paman tidak usah khawatir, serahkan saja semunya pada ku, percayalah pada ku”.

Mereka berdua hanya mengangguk dan tersenyum bahagia.

"Ku percayakan Han... Han ku pada mu tuan muda.. ". Jawab wanita itu dan aku hanya mengangguk setuju.

Saat itulah saat terakhir aku melihat bibi Qi untuk yang terakhir kalinya, saat itu pun aku hanya bertemu dengan paman dan bibi Qi saja.

To Be Continued........

----------------------------------------------------------------------

Gege, harus berapa bagianya biar ceritanya kelar... Menurut Gege 10 bagian (10 chapter) apakah cukup...??

Gege..?  Kau tidak sedang kelaparankan..?? Gege aku belum siap di tusuk oleh mu.

.

.

.
.

.

.

.

.

.

Author Gila. 😄😄

Yes My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang