Bagian 15

6.1K 470 2
                                    


~Author Pov~

Matahari pagi ini menembus tirai-tirai kain putih yang terus bergoyang seirama dengan aliran angin, menembus melalui jendela kaca yang terhias mewah lansung menimpa wajah orang yang sedang tersenyum ria dalam lelap.

“agghhh.....” Xian Han baru saja bangun dengan senyum pagi seperti mengalami mimpi yang indah, tak lupa meregangkan setiap otot tubuh dan lengan.

“aaaaaa.......” melompat dari atas tempat tidur seakan Xian Han mengingat sesuatu yang baru saja dia lupakan.

Meneliti setiap bagian tubuhnya, melihat sekeliling dan ternyata benar itu bukan kamarnya.

Xian Han masih ingat tadi malam dia berada di dalam kamar si tuan Besar, dan tuan besarnya itu telah melakukan sesuatu padanya.

Xian Han hanya dapat terduduk kembali diatas tempat tidur yang berukuran besar itu dengan sprai bewarna emas itu, mengambil salah satu guling dan membenamkan wajahnya.

“Apa yang telah aku lakukan semalam, dan kenapa aku tidak mengingatnya setelah itu, apakah aku dan tuan sudah....?”.

“ahh...tidak..tidak..itu tidak mungkin”. Xian Han kembali melihat dan mengamati seluruh tubuhnya .

“Tidak sakit..?”. Xian Han pernah mendengar jika berhubungan untuk pertama kalinya itu sangat menyakitkan. Itulah perspektif yang ia dapat tentang berhubungan.

Malu juga penasan mengaduk-aduk isi kepalan Xian Han bahkan jambakan kecil pun tak mampu menutupi rona mera di pipi Xian Han saat ini.

Hal bodoh juga mengitari isi kepalanya, ada bagian hati kecil Xian Han yang kecewa atas keadaan yang sekarang, kecewa kenapa bagian itu tidak terjadi padahal kau hanya perlu melangkah sedikit lagi.

**

Memainkan pena dengan memutar di tangan kanan tak lupa didukung dengan tangan kiri yang menopang dagu, senyum Lu Duan Lie tak lepas dari bibirnya kala ia mengingat apa yang telah terjadi semalam.

Pemandangan seperti ini tentunya sangat jarang di dapatkan apalagi dengan sikap Lu Duan Lie yang terbilang dingin dimata banyak karyawan dan orang-orang yang mengenalnya, begitu juga dengan Diamante.

Saat ini adalah ruang kerja Lu Duan Lie dan tentu Si Tuan Besar itu tidak sendiri, entah tidak menyadari kedatangan Diamante atau memang Lu Duan Lie sedndiri tidak peduli.

“Apakah telah terjadi sesuatu..?”. Bagi Diamante yang telah mengenal si Tuan Besar itu sejak lama ini merupakan kejadian yang langka untuknya. Biasanya Si tuan besarnya ini tidak pernah siceroboh ini.

“ah..tidak”. terkejut memang pada kenyataannya Lu Duan Lie tidak menyadari kedatangan Diamante walau dari awal diamante telah mengetuk pintu ruangan yang terbuat dari kaca itu sebelum masuk.

“Mmnn... begitu..?”.Diamaten hanya dapat mengangguk dan berjalan ke sofa yang terletak disamping ruangan tersebut memdudukan ekornya dengan sangat nyaman seperti baru saja melepas beban yang sangat berat.

“Eee..Bagaimana dengan pemantauan mu akhir-akhir ini, apa terjadi sesuatu..?”.Lu Duan Lie mengembalikan raut wajah dan sikapnya seperti biasa, Sikap seorang Bos dan tuan memang harus seperti ini penuh dengan ketegasan.

“Selama yang aku tau semuanya aman tuan, tak ada hal yang mencurigakan, setiap sudut distrik S dan Distrik T juga telah aku awasi tapi..”. Berhenti sejenak, Diamtente masih memikirkan kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu, masih sangat segar di ingatannya dimana si tuan besarnya menghabisis Mark yang merupak adik angkat dari Jhianming (Chapter 05)

“tapi apa..?”.

“Masalah kematian Mark, sepertinya mereka telah mengetahuinya jika tuanlah yang membunuhnya”.

Memang masalah ini tak dapat di hindari bahkan di sembunyikan, dan seperti dugaan Diamante si tuan besarnya itu sengaja melakukannya.

“MMnnn...... itu ide yang bagus, memang itu yang ku rencanakan, memberitahu siapa diri ku kepada dunia dan apa yang akan terjadi jika seseorang menentang atau melawan ku”.

“Aku tidak tahu itu masalah yang baik atau buruk tuan, tapi sepertinya tuan harus menyadari sesuatu bahwa Mark adalah adik dari orang itu, dan orang itu juga mempunyai kekuatan yang besar yang dapat menganhancurkan tuan juga”.

“Diamante..... sudah berapa lama kau hidup sehingga sekarang kau sangat ketakutan seperti itu..?”. Lu Duan Lie berdiri dari duduknya dan berjalan kearah jendela yang tepat berada di belakang meja kerjanya.

Melihat hiruk piruk pemandangan kota dari lantai gedung pencakar langit itu, seseorang yang jatuh dari ketinggian itu pasti akan jadi serpihan daging yang bertebaran.

Diamante berdiri dari duduknya dan berjalan kerah Lu Duan Lie si tuan besar itu berada.

“Kita tidak banyak mengenal orang itu tuan, kita tidak tahu apa-apa tentang orang itu, kita tidak bisa menemukan apapun tentang orang itu tuan”.

Ini adalah ketakutan Diamante, memang Si Tuan besarnya itu sangat tangguh, tapi mereka belum pernah menghdapi situasi yang seperti ini, tidak mengetahui apa pun tentang musuh mu dan mengajak berperang itu sama saja dengan bunuh diri.

Akan tetapi respon dari orang yang berdiri di depannya yang telah membalik menghadapnya membuat Diamante sadar akan kecemasannya, tapi kekhawatiran dan kecemasannya itu hanya di balas dengan denyuman oleh si tuan besarya itu.

Itu bukan senyum tulus tapi senyum menyeringai seolah sedang merencanakan seseuatu, seolah-olah orang yang yang berada di depannyanya ini telah siap untuk berperang.

“Aku hanya mencemaskan tuan..”. Bisik Diamante lirih

“Kau tak perlu khawatir, memang kekuatannya hanmpir sama besar dengan ku, tapi kau harus tau satu hal Diamante” Lu Duan Lie menghentikan laju bicaranya

“hanya satu Raja yang bisa memimpin dan itu harus aku”. Dengan nada tegas dan dingin Lu Duan Lie menepuk dengan lembut pundak kiri Diamnte dengan tangannya.

Perkataan Lu Duan Lie membuat seutas senyum tipis di sudut wajah Diamante terangkat ‘ahh.. aku tau, kenapa bisa aku meragukannya’ monolok Diamante dalam hatinya.

Mereka telah mengenal sejak sekian lama, tak ada yang tidak mereka ketahui satu sama lain, Diamante bahkan melupakan apa yang seharusnya dia ketahui, bahwa sang tuan besarnya itu telah banyak mencicipi kehidupan yang seperti itu, bahkan melebihi dengan apa yang orang-orang banyak bayangkan.

Si tuan besar yang dingin tapi Teguh akan pendiriannya, orang yang bisa bersikap acuh tapi peduli pada orang lain inilah si tuan besar di masa ini.

Tak banyak berubah dari si tuan besar dari dinasti kerajaan masa lalunya (Lu Duan Lie).




To Be Continued........
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

©Copy™Khim_N

Terimakasih telah membaca sampai sejauh ini, maafkan jika banyak kosakata yang tidak tepat serta bacaan yang amburadul.

Yes My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang