Bagian 10

8.1K 479 4
                                    

Malam itu Lu Duan Lie bermimpi, seperti gambaran masa lalu yang melintas Indah dalam alam bawa sadarnya.

"Yang Mulia..terimakasih atas kemurahan hati Yang Mulia kepada kami". Seorang laki-laki paruh baya bersujud dihadapan Kaisar Zhin Xue (Lu Duan Lie dimasa lalu) dengan di dampingi kedua putranya. Ini adalah kehidupan masa lalu di zaman dinasti Zhin

"Paman, angkatlah wajah mu  Zhen [1] sangat senang bisa membantu paman, karena paman adalah teman baik Raja sebelumnya".

[1] Zhen adalah panggilan formal "aku" , "saya" yang biasa dipakai oleh seorang raja pada dirinya sendiri.

"Terimakasih Yang Mulia, hamba mu ini akan pergi bersama anak pertama hamba keprovinsi 例ねい Reinei [2], jika Yang Mulia Kaisar Zhin Xue mengizinkan, hamba mu ini ingin menitipkan putra bungsu hamba di istana".

[2] Provinsi 例ねい Reinei adalah salah satu provinsi yang terkenal dengan pusat pemandian air panas.

"Kenapa dengan putra bungsu paman, kenapa dia tidak ikut dengan paman.? "

"Putra bungsu ku ini sangat lemah yang mulia, tidak ada seorang pun yang dapat menjaganya dari bahaya dia belum menguasai ilmu bela diri, untuk melindungi dirinya saja dia tidak sanggub"

Sejenak Kaisar Zhin Xue memandangi seorang pemuda berbadan kecil terus menundukan wajahnya.

"Maafkan hamba yang mulia telah lancang, hamba berjanji akan mengajarinya dan mengabdikan dirinya pada prajurit kerajaan sepulang dari penjagaan perbatasan".

"Kerajaan ini sangat beruntung memiliki prajurit sang Setia seperti paman, jika paman bertarung nyawa melindungi perbatasan, menjaga salah satu keluarga prajurit itu satu hal yang sangat tidak bisa dibandingkan"

"Yang mulia tolong jangan merendah, yang mulia adalah seorang kaisar sang putra langit dan ini adalah tugas para prajurit"

"Dan ini juga kewajiban Zhen"

"Terimakasih yang mulia atas kebaikan hati yang mulia,".

Laki-laki itu mengangkat wajahnya dan memandang yang mulia kaisar dengan senyum yang Indah.

Duuggkk. Hati sang kaisar berdetak, dan pandangan itu hanyalah wajah buram dalam mimpi Lu Duan Lie.

'Aku tidak suka dengan keadaan ini'. Batin sang Kaisar Zhin Xue (Lu Duan Lie)

                                      **

Lu Duan Lie baru saja selesai mandi, berdiri di depan cermin sebelum mengambil seragam sekolahnya.

Lu Duan Lie mengerutkan keningnya dan menghelakan nafas dalam satu tarikan saja. Menggeleng-gelengkan kepala, Lu Duan Lie teringat kembali apa yang di alaminya tadi malam.

Dengan gerakan cepat dan terburu-buru sekarang Lu Duan Lie menuruni tangga dan menyusuri ruang makan keluarga.

Langkah Lu Duan Lie terhenti saat yang dia dapati hanya sang papa yang sedang asik dengan kopi dan tabletnya, tak lupa disana juga ada diamante yang berdiri di samping sang papa.

"Oh.. Lu'an kemarilah sarapan dulu sebelum berangkat". Pinta sang papa, dan Lu Duan Lie berjalan menuju sumber suara duduk pas di samping sebelah kiri sang papa.

"Apa mama dari semalam belum pulang pa..? "

"Ooh. . Kau benar, mama akan pulang nanti siang. "

"Mmnn... Apa papa baik-baik saja..? "

"Yah... Papa baik-baik saja, ada apa kau bertanya seperti itu..? "

"Tidak... Tidak ada.. "

"Kalau begitu cepat habiskan sarapan mu, diamante akan mengantarkan mu hari ini"

Yes My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang