Bagian 09

11.6K 518 7
                                    

☆Bagian Masa Lalu Lu Duan Lie☆

Lu Duan Lie meninggalkan bar tersebut tanpa kembali kearah teman - temannya yang masih asik bersenggama dengan pasangannya masing - masing.

"Hallo paman chen bisa paman menjemput ku di bar milik Tuan Ling we sekarang.. ?".

"Baik tuan muda, paman akan segera kesana. " jawab laki-laki paroh baya di seberang telephone itu.

Tak butuh waktu lama atau berjam - jam,  cukup dengan beberapa menit saja paman chen telah sampai di depan bar tersebut.

Melihat mobil yang di bawa tuan chen berhenti didepannya, Lu Duan Lie lansung memasuki mobil tersebut tampa menunggu paman chen untuk membuka pintu untuknya.

"Ayo pulang paman.. ". Perintah Lu Duan Lie

"Baik tuan.. " jawab paman chen.

Mobil yang membawa Lu Duan Lie melaju meninggalkan bar dengan cepat.

"Paman, apa papa sudah pulang..? ".

"Sudah tuan,  Tuan besar dengan Tuan diamante baru saja tiba di mansion beberapa detik sebelum paman menjemput tuan". Melalui kaca spion mobil paman chen melirik Lu Duan Lie yang berwajah sangat kesal.

Ada beberapa pertanyaan yang ingin dia ungkapkan, tidak biasanya tuan mudanya berwajah seperti itu jika seseorang itu tidak membuatnya (Lu Duan Lie)  sangat kesal.

"Mmnn... Baiklah"

Saat Lu Duan Lie tiba di kediamanya,  dia lansung mencari keberadaan papanya.

Lu Duan Lie mendapati papanya dan diamante sedang berkutik dengan beberapa dokumen di ruangan kerja papanya.

"Selamat malam pa... ". Sapa Lu Duan Lie yang sekarang telah berdiri tegap di ambang pintu ruang kerja  Lu Ying Die.

"Oh..  Duan Lie, apa kau sudah makan sayang...? ". Tanya Lu Ying Die sambil membolak balikkan beberapa dokumen.

"Ya tadi aku makan bersama teman - teman ku di luar"

"Mmnn.... Baiklah".

"Papa...? ". Saat ini hati Lu Duan Lie sangat kacau, haruskah dia menceritakan kejadian yang beberapa waktu di saksikannya kepada sang papa.?

Jika iya reaksi apa yang akan sang papa berikan, sejujurnya Lu Duan Lie tak ingin membuat papanya merasa sulit.

"Iya, ada apa sayang..? "

"Dimana mama pa..?  Aku tak melihat mama...? ". Tanya Lu Duan Lie seolah-olah wanita yang dilihatnya di bar beberapa menit yang lalu bukan mamanya.

"Ooh.. Mama mu pergi berkunjung kerumah paman saiten dan bibi yasa, sepertinya bibi mu sedang deman panas, mungkin beberapa jam lagi mama akan pulang, atau tidak besok pagi.. ". Lu Ying Die menjelaskan kepada sang anak dengan senyum yang sangat manis.

Senyum itu yang tak mampu Lu Duan Lie tatap, dia takut senyum itu akan berubah dengan wajah kecewa sang papa.

"Ooew... Baiklah Sepertinya papa sangat sibuk, aku akan kekamar segera"

"Oh baiklah, selamat malam sayang". Lu Duan Lie melangkah menuju kamarnya.

"Malam juga pa..., dan" sejenak Lu Duan Lie menghentikan langkah kakinya, teringat kembali apa rencana busuk sang mama pada dia dan papanya. Lu Duan Lie berbalik dan melangkah menuju meja sang papa.

"Papa..., aku ingin papa menuliskan semua harta dan aset atas nama ku, dan diamante sebagai tangan kanan ku".

"Hahahha... Kenapa sayang, kenapa kau ingin cepat sekali menggantikan papa, atau kau tidak ingin papa ada didekat mu lagi"

"Bukan papa, aku hanya ingin mengambil ahli lebih cepat dari usia ku, dan aku akan banyak belajar dari papa dan diamante mulai dari sekarang". Mencoba meyakinkan sang papa akan kesungguhannya.

"Mmnnn... Itu tidak sulit melihat kau adalah satu - satunya ahli waris ku". Sahut Lu Ying Die yang mampu membuat wajah Lu Duan Lie sedikit berbinar 'aku punya kesempatan' batin Lu Duan Lie sambil melebarkan senyumnya pada sang papa.

"Maka dari itu, papa harus membuatnya malam ini juga, ini bukan permohonan papa tapi perintah dari tuan yang akan menjadi ketua dari semua distrik dari kota S dan T papa". Tegas Lu Duan Lie dengan lantang, Lu Duan Lie tidak tahu kapan wanita itu akan melancarkan aksinya, tetapi dia harus mempersiapkan diri untuk memulai perang yang besar.

Sebenarnya bisa saja saat di bar tersebut Lu Duan Lie membunuh kedua orang tersebut, tapi dia masih memikirkan perasaan sang papa yang sangat mencintai sang istri.

Disisi lain Shizui adalah orang yang telah melahirkannya kedunia ini.

"Hahhaha... Kau dengar itu diamante, tuan muda ini ingin cepat menjadi tuan besar, baiklah diamante cepat laksanakan". Titah Lu Ying Die mampu membuat diamante kaget dan tersenyum tipis.

"Baik tuan".

"Papa.. Apapun yang terjadi tolong percaya pada ku dan jangan khianati aku". Hanya satu yang diinginkan Lu Duan Lie saat ini, yaitu adalah kepercayaan.

"Papa akan selalu ada di sisi mu sayang, apapun yang kau lakukan papa yakin kau punya maksud dan tujuan tertentu". Jawab Lu Ying Die dan beranjak dari duduknya untuk memeluk sang anak.

"Terimakasih pa". Lu Duan Lie balik memeluk sang papa dengan sangat erat, seolah memberitahu sang papa bahwa dirinya sangat takut.

Kini sang tuan muda Lu Duan Lie telah kembali kekamarnya untuk istirahat. Mengingat hari telah hampir larut dengan dirinya yang esok pagi akan sekolah.

**

Disisi lain, masih di ruangan kerja Lu Ying Die diamante memberikan satu buah amplop yang berisi beberapa foto.

"Kau bekerja dengan sangat Bagus diamante...". Sahut Lu Ying Die dan mengambil amplop yang diberikan oleh diamante.

"Saya hanya melaksanakan tugas tuan". Balas diamante sambil membungkukkan badannya.

"Tak ku sangka Lu Duan Lie akan memintanya secepat ini..? ". Penasaran dengan tingkah putra semata wayangnya yang tidak biasa menurutnya.

"Mungkin terjadi sesuatu dengan tuan muda tuan..? "

"Kau benar, aku berterimakasih pada mu diamante telah mengajari Lu Duan Lie beberapa ilmu beladiri, ". Memang Lu Duan Lie dikenal dengan tuan muda yang polos manis

"Tidak tuan, itu kewajiban saya. "

"Jadi bagaimana dengan pengintainan mu dengan wanita itu..? ". Mengarah pada pertanyaan lain Lu Ying Die menanyakan hasil intaian sang tangan kanan pada sang istri.

"Saya melihat beberapa waktu lalu nyonya memasuki sebuah bar dengan mantan nyonya dulu tuan". Sahut diamante menjelaskan kepada sang tuan besar apa yang dilakukan oleh sang istri dibelakangnya.

"Dan ini beberapa foto yang diambil oleh orang suruhan saya beberapa bulan belakangan ini tuan".

"Mmmmnnnn...... Ternyata dia tidak ingin lagi dengan ku., diamante segera siapkan malam ini juga apa yang di minta oleh Lu Duan Lie beberapa menit yang lalu".

"Baik tuan, akan saya laksanakan secepatnya. "

"Terimakasih diamnte, saat aku tidak mampu menjaga Lu Duan Lie nanti, tolong bantu aku untuk menjaganya".

Entah insting seorang papa pada anaknya, atau sang papa yang telah memprediksi kejadian yang akan datang, tapi Lu Ying Die yakin ini mungkin sangat berat di tanggung oleh Lu Duan Lie.

"Tuan saya ini bukanlah siapa-siapa, tuan lah satu-satunya orang itu".








To Be Continued................

₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪

Yes My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang