Chapter 6

613 98 10
                                        


"Nunna" ujar Sanghyun saat melihat nunnanya sibuk didapur membantu Ahjumma.

"Ommo uri dongsaeng" Dara memeluk erat adiknya "bogoshipo"

"Nado bogoshipo Nunna" Sanghyun membalas pelukan Nunnanya.

"Ayo duduk aku sudah membuat makanan kesukaanmu" ujar Dara yang langsung dituruti adiknya.

"Bagaimana liburanmu? Menyenangkan?" Tanya Dara disela-sela makan mereka.

"Mmm lumayan...disana aku hanya sibuk memotret dan itu hasilnya mengalahkan photographer profesional"

"Jinjja? Aku ingin lihat nanti" yang diberi anggukan semangat oleh Sanghyun.

"Kenapa kamu pergi liburan disaat kuliah" Tanya Dara pada dongsaengnya.

"Aku bosan. Kamu tau sendiri aku sangat tidak suka mengambil jurusan ini tapi Appa selalu memaksaku" wajah Sanghyun langsung berwajah murung.

Dara mengelus tangan adiknya. Dia tidak tau harus berkata apa. Karena bagaimanapun adiknya harus membantu Tuan Park diperusahaan "tapi aku yakin kamu bisa menjalaninya. Kamu masih bisa melakukan impianmu. Tidak ada orang yang bisa melarangmu bernyanyi dan bermain musik. Ya. Adik Dara sangat menyukai musik bahkan dia bermimpi untuk jadi musisi handal saat masih sekolah dulu tapi semua sirna saat ayahnya menyuruhnya untuk mengambil jurusan management bisnis. Dia tidak bisa mengatakan tidak karena selama ini Tuan Park selalu menuruti kehendaknya dan inilah saatnya ia bisa menuruti kehendak Appanya.

"Ne. Bagaimanapun aku harus menjalaninya Nunna. Dan liburanku ini cuma untuk melepas penat saja"

"Aku percaya padamu" Dara mengepalkan tangannya didepan Sanghyun sebagai dukungan pada adiknya.
"Gomawo Nunna. Aku akan bekerja keras" Sanghyun mengembangkan senyumnya. Semangatnya kembali bangkit setelah melihat kakak tercintanya yang selalu memberi dukungan.

"Nunna tidak bekerja?"

"Ne. Selesai makan ini aku akan pergi" jawab Dara dan dibalas anggukan oleh adiknya.

---

"Dara apa kau tau psikiater terbaik diseoul?" Tanya Dami saat mereka sedang membahas pekerjaan.

Dara menggelengkan kepalanya "untuk apa Eonie?"

"Untuk Yongie. Sepertinya dia butuh psikiater" Dami mengatakan dengan wajah serius dan itu membuat Dara semakin penasaran.

"Ada apa dengan Jiyong?"

"Kau tau dia berangkat kuliah pagi sekali dan" Dami belum selesai bicara karena dia sudah bergidik ngeri saat mengingat tingkah adiknya "dia tidak berhenti tersenyum seperti orang bodoh saat dia pulang kerumah sampai dia berangkat kekampus"Aku pikir dia sudah gila"

Dara tersenyum saat mendengar cerita Dami. Apa karena semalam Jiyong jadi seperti itu? Karena dirinya atau karena orang lain? Tiba-tiba saja Dara menghentikan senyumnya saat sadar jika itu pasti bukan karena dirinya. Bisa jadi itu karena gadis yang satu kampus dengannya. Buktinya laki-laki itu pagi-pagi sekali sudah pergi kekampus. Pasti alasannya karena ingin cepat bertemu dengan gadisnya. Hey apa sekarang ia sedang cemburu? Jangan gila Dara fikirnya.

My other halfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang