"Ekhem" Dara mencoba membasahi kerongkongannya yang tiba-tiba terasa kering karena namja didepannya ini begitu intens menatapnya."W...wae? Kenapa kau menatapku seperti itu" ujar Dara dengan melepaskan tangannya yang berada diatas tangan Jiyong sebelumnya.
Tiba-tiba namja didepannya itu tersenyum dengan manis "aku pikir sedikit demi sedikit kau sudah mau menerimaku" mendengar ucapan Jiyong Dara langsung mengerutkan keningnya.
"Maksudmu?" Tanya Dara lembut.
"Lihatlah kau sudah tidak berteriak lagi saat berbicara padaku. Kau juga sudah mau menatap mataku saat bicara dan bahkan kau mau nyentuh tanganku...kau tau aku sangat bahagia" Jiyong dengan lancang mengelus pipi Dara tapi gadis itu tidak protes sama sekali.
"Aku pikir kau salah mengartikan sikapku Kwon...aku hanya-" Dara menghentikan ucapannya karena satu jari Jiyong tepat berada didepan bibirnya.
"Ada satu lagi....bahkan kau hanya diam saat aku akan menciummu tadi malam" ucapan Jiyong mampu membuat semburat merah dipipi Dara.
"Yaakk!!! Jaga ucapanmu" Dara segera menutup mulut Jiyong dengan tangannya "orang lain akan salah paham jika mendengar ucapanmu" lanjut Dara dengan rona merah masih menghiasi pipi mulusnya.
Jiyong melepaskan tangan Dara dari mulutnya "apa sekarang kau malu" tanya Jiyong dengan senyum nakalnya.
"Siapa yang malu!" Dara membuang mukanya kearah lain.
"Jangan bohong....bahkan kau merona sekarang" Dara langsung memegang pipinya saat mendengar ucapan namja didepannya.
"I..ini...ini karena aku sedang tidak enak badan" elak Dara dengan terbata-bata.
"Oh yaaa???" Ujar Jiyong dengan nada menggoda.
"Ck...dasar bocah. Dari dulu sampai sekarang kau hanya bisa mengejekku" tiba-tiba Dara berdiri dari duduknya. Dia sedikit kesal karena Jiyong menggodanya dan itu membuat pipinya tidak henti-hentinya memanas.
Jiyong menarik tangan Dara dan membuat gadis itu kembali duduk ditempatnya semula. Jiyong kembali menarik satu kaki Dara yang belum selesai dia obati "jangan pergi dulu....ini belum selesai diobati" ujar Jiyong.
"Kau membuatku kesal!" Ujar Dara jengkel.
"Maaf aku hanya bercanda...lagian aku tidak bisa tidur karena mengingat kejadian semalam"
"Anggap kejadian semalam tidak pernah terjadi" Dara menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Shirro...itu kenangan manisku denganmu"
Dara menatap Jiyong jengkel tapi namja itu hanya mempoutkan bibirnya.
"Terserah" ujar Dara akhirnya mengalah dan dihadiahi senyum manja dari Jiyong yang membuat Dara bergidik ngeri.
--
"Bagaimana kalo kita makan malam dulu" ujar Jiyong dibalik kemudinya. Setelah perdebatan panjang akhirnya Dara kembali mengalah untuk pulang bersama Jiyong. Dia hanya tidak ingin membuang tenaganya untuk menghadapi namja yang punya sejuta alasan untuk mengantarnya pulang.
"Mmm" hanya itu jawaban dari Dara yang sibuk dengan ponselnya.
"Dengan siapa kau bertukar pesan" namja ini sudah seperti pacar posesif.
