"MESKIPUN CERITA INI SUDAH TAMAT, SAYA HARAP KALIAN TETAP MENINGGALKAN VOTE BESERTA KOMENTAR SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.
JIKA TIDAK KEBERATAN, SAYA HARAP KALIAN MAU FOLLOW SAYA SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN JUGA UNTUK PENULISNYA. TERIMAKASIH."WARNING!
DRAMIONE AREA!Ini adalah kali pertama saya membuat cerita tentang Draco & Hermione. Jadi mohon dukungannya.
Jangan lupa vote, komentar, dan tag teman-teman kamu sesama DRAMIONE SHIPPER.Sebisa mungkin saya tidak akan membuat tokoh-tokoh di dalam cerita out of character aslinya.
Selamat membaca...
-Draco Malfoy and the Elder Wand-
Patroli pertama jam malam di tahun ajaran ini dilakukan oleh pasangan ketua murid baru---Draco Malfoy dan Hermione Granger. Keduanya berjalan berdampingan menyusuri koridor kastil Hogwarts dengan seragam yang masih melekat di tubuh masing-masing.
Draco membuat penerangan dari tongkat sihirnya dengan mantra lumos. Hermione terus memperhatikan tongkat sihir (baru) milik si pemuda pirang itu. Hanya tongkat sihir biasa dengan bentuk lurus berhiaskan ukiran ular naga yang mengitari permukaannya.
"Apa yang kau lihat?" Tanya Draco---merasa tidak nyaman ketika menyadari Hermione yang terus memandang ke arahnya.
"Tongkat sihirmu." Jawab Hermione jujur. Karena memang benda itulah yang semenjak tadi menyita perhatiannya. Lagipula tidak mungkin ia memperhatikan tuan dari tongkat sihir tersebut. Bisa-bisa Godric dan Salazar akan bangkit dari kuburnya jika itu sampai terjadi.
"Kau sedang menghinaku, Granger? Tentu kau tahu kalau tongkat lamaku sudah dimiliki oleh Potter."
"Tentu aku tahu, Malfoy. Dia merebutnya darimu saat pertarungan di Malfoy Manor. Dia merebutnya dengan mudah, dengan cara muggle, tanpa mantra expelliarmus. Dan kurasa itu sudah cukup memalukan untuk si pengagung darah murni sepertimu."
Rahang Draco seketika mengeras mendengar hinaan demi hinaan keluar dari mulut mudblood di sampingnya. Sejak perang berakhir, semuanya berubah total. Apalagi sejak kementrian dengan resmi menghapus status darah antar penyihir. Rasanya sekarang ini pureblood sudah tidak memiliki harga diri lagi. Bahkan tidak sedikit dari teman-teman Slytherin-nya yang mulai berkencan dengan murid-murid asrama lain. Mereka tidak lagi peduli apakah orang yang dikencani adalah halfblood atau bahkan mudblood. Dunia sihir benar-benar mengalami kemerosotan, setidaknya itulah yang sedang Draco pikirkan.
"Berani sekali mud- muggleborn sepertimu berbicara begitu kepadaku? Apakah aku harus mengajarimu cara menghormati bangsawan pureblood?" Hampir saja Draco menyebutkan kata mudblood di depan Hermione. Untungnya itu tidak terjadi, karena ia mengubah secepat mungkin dengan sebutan lain yang lebih layak, muggleborn. Ia tak ingin gadis itu melaporkannya ke kementrian dan membuat dirinya berakhir mendapat hukuman hanya karena hal konyol.
"Setelah perang berlalu, kukira kau akan sedikit berubah. Rupanya kau masih ferret sombong yang tidak tahu diuntung sama sekali."
"Jangan berharap. Karena aku tidak akan pernah berubah. Sedikitpun."
Hermione menyorot tajam tepat pada sepasang mata abu disana, "Dan aku memang tidak berharap apapun darimu, Malfoy." Ia memutuskan untuk berhenti menatap ke arah tongkat baru Draco. Kini pandangannya hanya lurus ke depan, fokus pada jalan yang dilaluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy and the Elder Wand (√)
FanfictionHARRY POTTER © J.K. ROWLING Perang besar telah berakhir dengan kekalahan Voldemort. Hogwarts kembali dibangun seperti sediakala. Seluruh murid pun harus mengulang tahun ajaran, termasuk Draco Malfoy yang juga akan mengulang tahun ketujuhnya. Tetapi...