BAB 10 - TRIWIZARD TROPHY AND THE PORTKEY

6.3K 1K 248
                                    

"MESKIPUN CERITA INI SUDAH TAMAT, SAYA HARAP KALIAN TETAP MENINGGALKAN VOTE BESERTA KOMENTAR SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.
JIKA TIDAK KEBERATAN, SAYA HARAP KALIAN MAU FOLLOW SAYA SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN JUGA UNTUK PENULISNYA. TERIMAKASIH."

WARNING!
DRAMIONE AREA!

Ini adalah kali pertama saya membuat cerita tentang Draco & Hermione. Jadi mohon dukungannya.
Jangan lupa vote, komentar, dan tag teman-teman kamu sesama DRAMIONE SHIPPER.

Sebisa mungkin saya tidak akan membuat tokoh-tokoh di dalam cerita out of character aslinya.

Selamat membaca...

-Draco Malfoy and the Elder Wand-

Pagi-pagi di aula besar, seperti biasa para murid datang untuk sarapan bersama. Hermione yang masih kesal karena kejadian semalam memilih untuk mengabaikan teman merahnya yang baru saja tiba. Pemuda itu duduk di depannya dan segera membuatnya mengalihkan arah pandangan ke sebuah benda yang baru diterimanya dari seekor burung hantu. Koran harian langganannya---Daily Prophet.

Matanya melotot sempurna ketika potret dirinya terpanjang di halaman depan Daily Prophet. Potret ketika ia sedang memasuki aula besar bersama si ferret albino Slytherin.

"Kurang ajar!" Seru Hermione. Ia begitu kesal dan langsung tahu hasil jerih-payah siapa artikel murahan yang muncul pagi ini.

"Ada apa Hermione?" Ginny melirik meja sebelahnya. Si bungsu Weasley langsung paham dengan apa yang sudah membuat sahabatnya kesal. Gadis itupun mengambil koran harian bertajuk Daily Prophet yang tadinya dibanting oleh Hermione. Tanpa ragu ia segera membaca artikel yang tertulis disana dengan volume suara cukup keras. "Hermione Granger (19 tahun), salah satu pahlawan perang setahun lalu telah menghadiri gelaran Yule Ball di sekolahnya bersama si mantan pelahap maut termuda---Draco Malfoy. Siapa sangka mereka memilih berkencan setelah sebelumnya menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun di Hogwarts. Mereka menjadi pasangan paling serasi di gelaran pesta dansa semalam." Ginny sudah syok meskipun baru membaca setengah bagian saja dari artikel tersebut. Ia melirik sahabat di sampingnya, Hermione tampak begitu kesal, tetapi juga tidak menghentikan dirinya untuk tetap lanjut membaca artikel tersebut. "Setelah berpetualang dengan banyak lelaki seperti Viktor Krum, Cormac McLaggen, Harry Potter, dan Ronald Weasley, akhirnya Hermione Granger menemukan pelabuhan terakhirnya---yang tak lain dan tak bukan adalah Draco Malfoy. Diketahui keduanya menjadi saling peduli setelah terpilih sebagai ketua murid, dan pada akhirnya menjadi saling jatuh cinta."

Hermione menggeram kesal setelah Ginny menyelesaikan membaca artikel tersebut. Jelas sekali itu adalah kerjaan Rita Skeeter, si biang kerok tukang gosip. Bisa-bisanya si kumbang menulis artikel murahan yang tidak ada benar-benarnya sama sekali.

"Kau baik-baik saja, Mione?" Tanya Ginny hati-hati.

"Kau sudah tahu jawabannya, Gin." Balas Hermione, lalu melanjutkan sarapannya dengan malas. Ia tidak suka berlama-lama membahas hal-hal yang berpotensi membuatnya kesal.

Sementara itu, Harry yang duduk di depan Hermione sengaja menyenggol lengan Ron. "Katakan sesuatu." Bisiknya pada si kepala merah.

Ron sedikit gugup, tetapi ia sudah berjanji pada Harry akan berbicara dengan sahabat perempuan mereka. "Hermione, soal semalam..." Hermione refleks mengangkat kepalanya ketika mendengar Ron berbicara, lalu si sahabat merah segera melanjutkan ucapannya, "Aku minta maaf karena semalam sudah menuduhmu yang tidak-tidak. Barusan Malfoy memberitahuku dan juga Harry kalau kalian terpaksa datang bersama ke pesta dansa karena dipaksa oleh McGonagall. Meskipun aku tidak yakin mengenai urusanmu dengan Viktor Krum, tapi kurasa tidak seharusnya aku bersikap begitu menyebalkan padamu."

Draco Malfoy and the Elder Wand (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang