BAB 11 - DUMBLEDORE'S ARMY

6.7K 992 93
                                    

"MESKIPUN CERITA INI SUDAH TAMAT, SAYA HARAP KALIAN TETAP MENINGGALKAN VOTE BESERTA KOMENTAR SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.
JIKA TIDAK KEBERATAN, SAYA HARAP KALIAN MAU FOLLOW SAYA SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN JUGA UNTUK PENULISNYA. TERIMAKASIH."

WARNING!
DRAMIONE AREA!

Ini adalah kali pertama saya membuat cerita tentang Draco & Hermione. Jadi mohon dukungannya.
Jangan lupa vote, komentar, dan tag teman-teman kamu sesama DRAMIONE SHIPPER.

Sebisa mungkin saya tidak akan membuat tokoh-tokoh di dalam cerita out of character aslinya.

Selamat membaca...

-Draco Malfoy and the Elder Wand-

"Beritahu seluruh anggota Laskar Dumbledore, malam ini kita akan berkumpul di tempat rahasia. Dan akan sangat bagus kalau kau bisa meyakinkan Mr. Malfoy untuk bergabung dalam kelompok."

Bukan salah Hermione jika ia terkejut atas ucapan kepala sekolah. Terlebih lagi saat nama Malfoy dibawa-bawa. "Profesor, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba mengumpulkan Laskar Dumbledore? Dan kenapa juga harus ada Malfoy?"

Saat ini Hermione Granger sedang berada di ruang kepala sekolah. Seusai makan malam tadi ia diberitahu salah satu murid tahun ketiga untuk menemui kepala sekolah di ruangannya. Belum juga menjelaskan apapun, Prof. McGonagall justru langsung memberinya perintah mengejutkan.

"Bellatrix belum mati. Saat ini keadaannya sedang melemah, hampir mirip dengan yang dialami Voldemort dulu. Tetapi cepat atau lambat dia akan dibangkitkan kembali. Kita harus bersiap-siap, Miss Granger."

"A-apa?" Hermione syok berat mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan oleh kepala sekolahnya. Bellatrix benar-benar masih hidup? Jadi itukah alasan kenapa luka di tangan kirinya tiba-tiba berdenyut lagi?

"Sesuatu telah terjadi di putaran final Turnamen Triwizard kemarin. Mr. Malfoy mengatakan padaku kalau Piala Triwizard telah dimantrai sebagai portkey. Ketika menyentuh piala itu untuk pertama kali, dia terjebak di sebuah ruangan yang menurutnya adalah bagian dari mansion milik keluarga Lestrange. Disanalah Mr. Malfoy bertemu dengan pamannya---Rodolphus Lestrange, dan juga bibinya---Bellatrix Lestrange, yang sedang dalam keadaan melemah." Prof. McGonagall mulai menjelaskan kronologinya.

"Piala Triwizard? Portkey? Bagaimana bisa? Lalu siapa yang sudah memantrainya?"

Kepala sekolah menggeleng. "Aku tidak tahu. Dan belum mencari tahu. Kabar tentang Bellatrix yang masih hidup masihlah menjadi rahasia. Hanya beberapa orang saja yang akan kuberitahu, termasuk kau dan seluruh anggota Laskar Dumbledore. Dan kemungkinan besar aku juga akan memberitahu Orde Phoenix, hanya saja menunggu situasi yang tepat. Kabar ini belum bisa kusampaikan secara langsung ke pihak kementrian, karena belum ada bukti spesifik kalau Bellatrix memang masih hidup."

"Belum ada bukti? Lalu kenapa anda percaya begitu saja kepada Malfoy? Bisa saja dia berbohong, bukan?" Lagi-lagi bukan salah Hermione jika ia terkejut. Itu adalah tanggapan yang wajar mengingat bagaimana tabiat Malfoy selama ini.

"Aku tidak percaya begitu saja, hingga akhirnya lukisan Albus dan Severus terpaksa membuatku mempercayai hal itu." Prof. McGonagall berkata demikian seraya menatap bergantian lukisan kepala sekolah terdahulu yang tergantung di dinding. Kedua lukisan itu belum memberikan respon apa-apa atas pembicaraannya dengan Hermione Granger.

"Kalau begitu bagaimana penjelasan anda mengenai Malfoy? Kenapa kita harus mengajaknya ke dalam kelompok?" Bukan Hermione jika tidak terus bertanya untuk mendapatkan jawaban selengkap-lengkapnya.

Draco Malfoy and the Elder Wand (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang