"MESKIPUN CERITA INI SUDAH TAMAT, SAYA HARAP KALIAN TETAP MENINGGALKAN VOTE BESERTA KOMENTAR SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.
JIKA TIDAK KEBERATAN, SAYA HARAP KALIAN MAU FOLLOW SAYA SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN JUGA UNTUK PENULISNYA. TERIMAKASIH."WARNING!
DRAMIONE AREA!Ini adalah kali pertama saya membuat cerita tentang Draco & Hermione. Jadi mohon dukungannya.
Jangan lupa vote, komentar, dan tag teman-teman kamu sesama DRAMIONE SHIPPER.Sebisa mungkin saya tidak akan membuat tokoh-tokoh di dalam cerita out of character aslinya.
Selamat membaca...
-Draco Malfoy and the Elder Wand-
Sesuai rencana kemarin, hari ini trio emas Gryffindor akan pergi ke Diagon Alley untuk bertemu Mr. Ollivander. Kebetulan sekali kalau sekarang sedang hari Minggu, sehingga mereka tidak perlu bolos kelas, atau mengendap-endap untuk datang ke Hogsmeade. Tidak pula harus repot-repot bersembunyi di balik jubah gaib milik Harry.
"Merlin memberkati rencana kita." Kata Harry.
"Itu bagus." Kata Hermione.
"Semoga ini pertanda baik." Kata Ron.
Hogsmeade selalu ramai di hari Minggu, karena murid-murid sedang libur sekolah. Sebagian besar murid-murid tahun ketiga hingga ketujuh seringkali menghabiskan waktu disini setiap hari Minggu tiba.
Hermione menggenggam kedua tangan sahabatnya dan mengajak mereka ber-apperate ke Diagon Alley saat itu juga.
"Sudah lama tidak kemari." Kata Ron yang disetujui oleh anggukan Harry dan Hermione. Ketiganya segera berjalan menuju tempat yang ingin didatangi---toko tongkat sihir Ollivander.
Setibanya di depan toko, tanpa harus berlama-lama mereka langsung masuk begitu saja. Kebetulan sekali Mr. Ollivander sedang berada di sekitaran etalase, jadi mereka tidak perlu repot-repot memanggilnya.
"Mr. Potter dan teman-teman Gryffindor-nya. Selamat datang di toko tongkat sihir Ollivander." Sambut si pak tua kepada ketiganya.
"Selamat pagi, Mr. Ollivander." Sapa Harry, yang juga mewakili kedua sahabat lainnya.
"Selamat pagi." Balas Mr. Ollivander dengan nada menghormati. Sejak hari itu, hari setelah berakhirnya perang, Harry Potter dan teman-temannya selalu dikenal sebagai pahlawan perang. Hal itu membuat mereka dikenal dimana-mana, dan hampir selalu mendapatkan perlakuan istimewa. Percayalah, Ron menjadi begitu sombong karenanya. Kelak ia pasti akan menceritakan kepada anak-cucunya mengenai keterlibatannya di dalam perang besar dunia sihir melawan Voldemort dan pasukan pelahap maut. Ia juga tak akan pernah lupa menceritakan tentang peran hebatnya sebagai pahlawan perang dalam misi menyelamatkan dunia sihir. Itu benar-benar membuatnya bangga sekaligus sombong dalam waktu bersamaan.
"Kira-kira apa maksud dari kedatangan kalian kemari? Apakah kalian lagi-lagi kehilangan tongkat sihir?" Tanya Mr. Ollivander kepada ketiganya sembari mengedarkan pandangan kepada trio emas Gryffindor secara bergantian.
Harry menggeleng pasti, "Tongkat kami baik-baik saja. Tetapi memang ada hal penting yang ingin kami tanyakan. Dan kami yakin hanya kau yang tahu jawabannya."
Mr. Ollivander tampak menimbang sejenak, sebelum akhirnya mengangguk setuju, "Baiklah."
Hermione meminta kepada Mr. Ollivander untuk mengunci tokonya sejenak karena pembicaraan ini sangatlah penting. Meskipun sedikit tidak rela, pada akhirnya si pak tua tetap menyetujui permintaan si gadis Gryffindor disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy and the Elder Wand (√)
FanfictionHARRY POTTER © J.K. ROWLING Perang besar telah berakhir dengan kekalahan Voldemort. Hogwarts kembali dibangun seperti sediakala. Seluruh murid pun harus mengulang tahun ajaran, termasuk Draco Malfoy yang juga akan mengulang tahun ketujuhnya. Tetapi...