BAB 01 - PROLOGUE : HEADBOY AND HEADGIRL

13K 1.5K 478
                                    

"MESKIPUN CERITA INI SUDAH TAMAT, SAYA HARAP KALIAN TETAP MENINGGALKAN VOTE BESERTA KOMENTAR SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.
JIKA TIDAK KEBERATAN, SAYA HARAP KALIAN MAU FOLLOW SAYA SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN JUGA UNTUK PENULISNYA. TERIMAKASIH."

WARNING!
DRAMIONE AREA!

Ini adalah kali pertama saya membuat cerita tentang Draco & Hermione. Jadi mohon dukungannya.
Jangan lupa vote, komentar, dan tag teman-teman kamu sesama DRAMIONE SHIPPER.

Sebisa mungkin saya tidak akan membuat tokoh-tokoh di dalam cerita out of character aslinya.

Selamat membaca...

-Draco Malfoy and the Elder Wand-

Sudah enam bulan berlalu semenjak berakhirnya perang antara Voldemort dan pasukan pelahap maut melawan Harry Potter dan teman-temannya.

Kastil Hogwarts juga sudah diperbaiki seperti sediakala. Dan tahun ini, seluruh murid dari tahun pertama hingga ketujuh diharuskan mengulang tahun ajaran. Hal itu disebabkan karena kegiatan pembelajaran tidak begitu aktif selama persiapan perang setahun lalu. Bahkan saat itu banyak murid yang tidak menghadiri kelas.

Lagipula setelah perang berakhir, seluruh murid diliburkan selama enam bulan. Jadi tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar berhasil menyelesaikan tahun ajaran dan bisa dianggap naik tingkat atau lulus. Sehingga mau tidak mau mereka harus menerima kebijakan pengulangan tahun ajaran yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

Meskipun seluruh murid harus mengulang, tahun ini Hogwarts tetap akan menerima murid tahun pertama. Dengan demikian murid-murid yang belajar di tahun pertama akan berjumlah dua kali lipat lebih banyak dari biasanya.

Seperti murid-murid yang lain, Draco Malfoy---si mantan pelahap maut, rupanya juga mendapatkan surat undangan dari kepala sekolah Hogwarts (Prof. McGonagall) untuk mengulang kembali tahun ketujuhnya yang sempat tertunda karena perang besar enam bulan lalu.

Ya, pasti semua orang akan bertanya-tanya perihal Prof. McGonagall yang masih mau memberikan kesempatan untuknya. Padahal sudah sangat jelas kalau dirinya merupakan salah satu pasukan pelahap maut Voldemort. Entahlah, Draco tidak tahu. Lagipula ia juga tidak begitu tertarik untuk melanjutkan tahun ketujuhnya di Hogwarts. Hanya saja ibunya mengatakan agar dirinya tetap mengambil kesempatan itu. Karena beliau tahu, tak ada satupun sekolah yang akan menerima mantan pelahap maut jikapun Draco tetap memaksa pindah dari Hogwarts ke sekolah lain.

Tetapi sungguh, bagi Draco ini hanya semata-mata demi ibunya. Sekali lagi, ia tidak pernah benar-benar ingin melanjutkan tahun ketujuhnya di Hogwarts.

Draco sudah tiba di Diagon Alley. Ia memasuki toko tongkat sihir milik Ollivander. Sejak perang berakhir, ia belum pernah mendapatkan tongkat sihirnya lagi. Ia terlalu malu untuk datang ke tempat ini. Ia takut akan dihina sebagai mantan pelahap maut yang bekerja kepada Dark Lord.

Jangan tanyakan ada dimana tongkat sihir lamanya. Oh, kalau kalian tidak lupa, tentu saja Draco sudah melemparkan tongkatnya kepada Harry Potter di puncak peperangan kala itu. Dengan memberikan tongkat itu kepada Potter, ia berharap si anak yang bertahan hidup dapat memenangkan peperangan melawan Voldemort. Untungnya usaha itu tidak sia-sia, dan Voldemort benar-benar berhasil dikalahkan oleh Potter. Draco tak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika kala itu Potter harus kalah. Pasti sekarang ia dan keluarganya hanya tinggal nama saja, karena telah berani membelot dari Dark Lord.

"Oh, Tuan Muda Malfoy. Aku tidak menyangka kau akan datang hari ini. Aku sudah mendengar perihal tongkatmu yang dilucuti oleh Harry Potter. Kukira kau akan datang lebih cepat untuk mendapatkan tongkat yang baru. Tetapi rupanya kau baru datang sekarang."

Draco Malfoy and the Elder Wand (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang