Sepuluh

7.9K 715 22
                                    

•••

I will not give you up this time.

•••

"Aku bisa mengantarmu."

Hinata berpikir sejenak, jika dia menerima tawaran Naruto, bagaimana jika Sasuke tidak suka akan kedatangannya kesana dan malah berakhir dengan mempermalukan dirinya sendiri. Lagi pula dia sendiri yang meminta hubungan mereka berakhir.

"Jadi, rumor itu benar?"

"Eh?"

"Kau dan Sasuke, berakhir?"

Hinata menundukkan pandangannya, menatap makanannya yang sudah tidak menggoda. Ada sedikit rasa tidak nyaman saat Naruto bertanya hal seperti itu padanya.

"Kutebak kau yang meninggalkannya."

Gadis itu spontan melihat ke arah Naruto, matanya seolah bertanya mengapa dia bisa mengetahuinya. Padahal jika mendengar rumor yang tersebar di sekolah, Hinatalah yang telah dibuang oleh Sasuke. Bahkan beberapa gadis di sana meledek Hinata yang hanya berpacaran tidak lebih dari satu bulan dengan pemuda Uchiha itu. Hinata diam, dia tidak menyangkal dan membiarkan Naruto terus bicara untuk memperjelas semua perkataannya.

"Aku menemuinya kemarin, dia sangat kacau."

"..."

"Jujur saja, aku sangat iba melihat keadaanya yang seperti itu, sangat jauh dari image Sasuke yang aku tahu."

"..."

"Padahal baru satu minggu." pemuda kuning itu terkekeh mengingat bagaimana kacaunya Sasuke.

"..."

"Saranku, sebaiknya kau menemuinya Hinata, meskipun hanya sebentar." gadis itu menunduk mendengar perkataan Naruto. Sekarang dia malah bimbang sendiri.

Seharusnya Hinata merasa senang pemuda di depannya mengajak berbincang seperti ini. Namun, sekarang gadis itu malah seperti telah kehilangan sesuatu. Hinata meraba dada kirinya lalu beralih pada pipinya. Tidak ada debaran ataupun rasa panas di pipinya seperti kebiasaanya dulu saat berhadapan dengan Naruto. Mata bulannya menatap pemuda di depannya sejenak. Benar, debaran itu hilang.

"Kau tidak apa Hinata-chan?" surai biru itu menggeleng kecil seraya mengalihkan pandangannya dari Naruto.

Dia merasa aneh, kemana perginya perasaan Hinata pada Naruto yang biasanya? Kenapa sekarang malah terasa berbeda?

"Kau jadi menemui Sasuke?"

"K-kurasa tidak sekarang, terimakasih tawarannya Na-Naruto-kun."

•••

"Aarrgghh"

Suara barang pecah karena terlempar terdengar begitu nyaring. Merasa belum cukup Sasuke kembali melempar barang di sekitarnya hingga hancur. Hampir tidak ada barang yang utuh di sana. Cermin lemari yang sudah retak karena pukulannya kembali ia pukul hingga serpihan kacanya jatuh ke lantai. Tangannya sudah di penuhi luka dan darah. Ingatan tentang perkataan Naruto kembali terngiang di kepalanya, membuat Sasuke semakin kalap dan perasaan marah terus menggebu dalam dadanya.


Itachi sedikit berlari menuju kamar Sasuke dia membuka pintu dengan terburu-buru dan mendapati adiknya yang sedang terduduk dengan kepala yang tertunduk dalam.

[SasuHina]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang