Satu

22K 1.1K 27
                                        

Mungkin bagi dunia kau hanyalah seseorang. Namun, bagi seseorang kau adalah Dunianya.
.
Entah Dunia yang menyempit atau mungkin duniamu yang hanya terpusat padanya.
Yang jelas dan terpenting sekarang adalah
Dia
Yang menjadi fokusmu saat ini.

❤❤❤


Mata perak indah milik Hinata bergerak gelisah tidak berani menatap mata seseorang yang kini tengah memojokkannya di salah satu lorong kelas. Bell pulang sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Membuat beberapa kemungkinan mereka tidak akan terpegok oleh siapapun.

"Jadi.. Apa jawabanmu Hyuuga?"

Hinata masih menunduk menyembunyikan pandangannya dari tatapan intimidasi Sasuke yang terasa mengulitinya hidup hidup.

"A-aku.. Eto.. S-sepertinya aku t-tidak-"

"Kau menolakku 'eh?" tanya Sasuke dengan seringainya.

"B-bukan seperti itu t-tapi aku-"

"Cepat Jawab!"

"..."

Gadis itu memilih diam tanpa ada niatan sedikitpun untuk menjawab. Mungkin saja Sasuke dapat mengerti, bahwa dia tidak enak untuk menolak. Sasuke menyunggingkan bibirnya samar, saat melihat reaksi Hinata yang terdiam.

"Jika kau terdiam seperti ini, aku anggap kau setuju." mata bulat Hinata membola sempurna. Bukan ini yang dia harapkan, belah bibir Hinata sedikit terbuka hendak protes namun, dia terlalu gugup dengan semua yang terjadi. Membuatnya malah terlihat seperti ikan yang membutuhkan air.

Pemuda itu tidak bodoh, dia mengerti semua gerak gerik Hinata, sorot mata gadis itu, terlihat jelas bahwa dia sama sekali tidak mau terlibat dengan Sasuke. Yaa~ bisa dibilang Sasuke memang memaksanya, bahkan jika Hinata menolaknya dia akan tetap menjadikan gadis itu kekasihnya.

Hinata menutup matanya erat merutuki dirinya yang selalu saja tidak bisa bersikap tegas terhadap apapun, bahkan tentang perasaannya sendiri. Sasuke mejauhkan diri dari Hinata dan mulai menarik gadis itu kedalam pelukannya. Sebagai tanda bahwa gadis itu telah resmi menjadi miliknya. Milik seorang Uchiha Sasuke.

Hinata yakin bahwa ini akan menjadi masalah besar.

"Aku akan mengantar kau pulang." Sasuke menarik tangan Hinata menuju parkiran.

"Ano.. Uchiha-san kurasa a-ada sedikit kesalah pahaman di-di sini."

Sasuke mengabaikan ucapan Hinata dan terus berjalan. Dia tidak senang dengan arah pembicaraan Hinata dan dia tidak terbiasa dengan segala penolakan. Uchiha Sasuke selalu mendapatkan apa yang dia inginkan.

"U-uchiha-san!"

"..."

"L-lepaskan!"

Seketika itu juga Sasuke berhenti dari acara berjalannya, hingga Hinata yang ada di belakangnya hampir menabrak punggung tegap itu. Dengan satu sentakan Sasuke berbalik ke arah Hinata, menatapnya tajam menandakan bahwa ia tidak suka dengan perkataan Hinata barusan.

"Ck!"

Hanya decakan yang keluar dari bibir tipis itu, menandakan dia tidak suka dibantah. Oh! Uchiha yang satu ini memang sangat menghemat kata-katanya.

"U-uchiha-san?!"

Hinata masih berusaha berontak dari cengkraman tangan Sasuke.

"Bisakah kau hanya menurut? Dan berhenti memanggil margaku!"

Gadis itu kembali tersentak saat mendengar bentakkan Sasuke tepat di depan wajahnya. Sadar dengan apa yang dilakukannya, Sasuke langsung menghela nafas panjang.

"Jangan buat aku kesal atau marah Hinata."

Hinata hanya diam dan menurut saat Sasuke menariknya -lagi- dan mendorongnya untuk masuk ke dalam mobil.

•••

Hening.

Tidak ada diantara mereka berdua yang mau memulai percakapan. Keduanya nyaman dengan pikirannya masing masing.

Hinata terus berpikir agar dia bisa meluruskan semuanya pada Sasuke, bahwa dia sama sekali tidak ingin terlibat hubungan apapun dengan pemuda itu.

Sasuke memang idaman para gadis di sekolahnya. Bagaimana tidak, dengan wajah yang sangat rupawan bak dewa Yunani dan kecerdasannya yang melebihi rata rata ditambah dengan latar belakang keluarga Uchiha yang terkenal kaya raya. Sangat kontras dengan pribadi Sasuke yang selalu mendapat apa yang dia inginkan. Namun, entah mengapa semua pesona dan kharisma seorang Uchiha Sasuke tidak ada apa-apanya di mata Hinata.

Hinata lebih menyukai Uzumaki Naruto yang notabene merupakan sahabat dari Uchiha Sasuke. Entahlah, saat gadis yang sebaya dengannya jatuh akan pesona Sasuke, Hinata malah tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari sang pria Uzumaki.

Bagi Hinata, Naruto bagaikan sinar matahari dalam hidupnya. Tawa Naruto sudah seperti kacauan burung di telinga Hinata. Jika saja Hinata memiliki secuil keberanian seperti gadis lain, mungkin dia akan menyatakan perasaannya pada Naruto. Tapi, Hinata selalu saja tidak bisa mengatakan apapun karena gugup jika bertemu dengan pemuda itu.

Karena terlalu banyak melamun Hinata tidak sadar jika Sasuke sudah berhenti tepat di depan pekarangan rumahnya. Putri sulung Hiashi itu mengerjapkan matanya beberapa kali, memastikan bahwa dia memang sudah tiba di komplek rumahnya. Hinata bertanya dalam hati mengapa Sasuke tahu dimana rumahnya? Apa Sasuke memata-matai dirinya?

Menggelengkan kepalanya cepat berharap pikiran konyolnya itu enyah, Hinata menolehkan kepalanya ke arah Sasuke. Dalam hati dia sangat ingin bertanya namun, aura yang dikeluarkan pemuda itu terlalu mencekam dan menakutkan bagi Hinata.

Setelah beberapa menit berpikir akhirnya rasa takut itu kalah oleh rasa penasaran yang dimilikinya.

"A-ano.. S-sasuke-san, darimana kau tahu rumahku?"

Sasuke menoleh namun, tidak menjawab pertanyaan Hinata. Dia malah memperhatikan gadis itu dengan intens. Kemudian senyuman-- ahh! Mungkin dibandingkan dengan senyuman itu lebih cocok dengan seringai.

Hinata yang mendapat tatapan seperti itu hanya bisa menunduk takut, wajahnya merah antara malu dan kesal karena merasa dipermainkan Sasuke saat ini.

"Kau ingin tahu?"

Sasuke malah balik bertanya kali ini dia melepas seatbelt -nya dan bergeser mendekati Hinata. Membuat Hinata gelagapan dan terus mundur hingga terpojok di pintu mobil.

"Perbaiki dulu nada bicaramu yang gugup itu Hime." Setelah mengatakan itu Sasuke langsung mengecup Hinata kilat.

Beberapa detik setelahnya.

Kyaa~

Wajah Hinata sangat memerah seperti tomat kesukaan Sasuke. Mata keunguan itu menatap Sasuke dengan mata berkaca kaca, tidak suka dengan perlakukan pemuda itu padanya. Yang ditatap tidak menunjukan ekspresi apapun. Tetap mempertahankan wajah stoic kebanggannya.


Hinata hendak keluar dari mobil namun, dengan cepat Sasuke mencengkram erat pergelangan tangannya, membuat Hinata kembali ke posisinya semula.

"L-lepaskan a-aku!"

Hinata menghempaskan cengkraman tangan Sasuke. Lalu pemuda itu kembali mendekat, dan berbisik tepat di telinga gadisnya.

"Tidak akan pernah."

.
.
.
.
.
To be Continued❤

[SasuHina]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang