•••
Can't get my mouth to say the words I wanna say to you.
•••
Semuanya menjadi lebih rumit sekarang. Padahal Sasuke kira semua yang dia lakukan telah sempurna. Dia lengah kali ini. Sasuke sungguh tidak memprediksi bahwa hal ini akan terjadi dengan cepat. Ketakutannya selama ini terjawab dengan satu kalimat yang keluar dari mulut seorang Uzumaki Naruto.
"Aku menyukainya! Teme, bagaimana menurutmu?"
Sekarang Sasuke dan Naruto tengah berbincang bersama di atap sekolah sembari membolos pelajaran. Dengan wajah munafik tanpa dosanya Sasuke mendengarkan ocehan bocah kuning itu tentang gadis yang sedang ia sukai akhir-akhir ini, setiap kata dan kalimat yang diucapkan Naruto membuat Sasuke semakin kesal dan tentunya gelisah secara bersamaan.
Kalian bisa menebaknya. Siapa yang menjadi topik pembicaraan mereka kali ini. Hyuuga Hinata.
"Kiba yang mengatakan padaku bahwa Hinata-chan juga menyukaiku."
"Urusai!"
Naruto mengerjapkan matanya beberapa kali, sedikit terkejut dengan reaksi yang diberikan Sasuke kepadanya. Membuat kecurigaan Naruto keluar karena reaksinya yang sedikit berlebihan.
"Kenapa kau terlihat kesal, huh?"
"Ck! Bukankah kau menyukai si Haruno itu, hah? Kenapa sekarang kau malah berpaling?"
"Ayolah Teme! Kau sendiri tahukan jika Sakura-chan itu menyukaimu. Lagipula aku sudah lelah mengejarnya seperti itu."
"Tch!"
Dengan perasaan kesal Sasuke meninggalkan atap sekolah dengan Naruto yang terus meneriakki namanya. Pemuda itu tidak mau ambil resiko jika saja nanti dia hilang kendali dan malah berakhir menghajar Naruto di sana.
•••
Gadis bersurai indigo itu berjalan sambil memeluk buku tebal yang menurut beberapa orang sangat membosankan untuk dibaca. Langkahnya begitu anggun sangat kontras dengan pribadinya yang lemah lembut.
Hinata melewati beberapa lorong kelas yang terlihat mulai ramai, karena bel tanda istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Tujuannya setiap istirahat tidak pernah berubah, selalu sama. Dia selalu memilih untuk menghabiskan waktu istirahatnya dengan menenggalamkan wajahnya pada buku-buku di perpustakaan. Daripada harus repot mengantre dan berdesakan dikantin demi mendapat makanan.
"Ah! Hinata-chan!" langkah Hinata terhenti saat mendengar seseorang memanggilnya.
"Tenten-chan?"
Gadis percepol dua itu menghampiri Hinata dengan ceria lalu merangkul pundak gadis itu dengan akrab.
"Ayo ke kantin."
"Umm.. Itu aku harus ke perpustakaan."
"Ck! Ayolah, sekali ini saja. Kau ini terlalu sering berada di sana. Sesekali berbaurlah dengan yang lain."
Hinata berpikir sebentar lalu mengangguk tanda ia setuju. Tidak ada salahnya mencoba pikirnya. Mereka berjalan beriringan menuju kantin yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang. Hinata hanya tersenyum saat mendengar Tenten bercerita dengan wajah kesal bahwa Lee sahabatnya tidak dapat masuk karena cedera kaki saat melakukan latihan keras bersama Guy-sensei, itulah sebabnya dia mengajak Hinata kali ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuHina]✔
FanfictionKebohongan seringan bulu yang Sasuke buat agar Hinata si gadis pujaannya tetap ada dalam pelukannya. Meskipun Sasuke tahu bahwa Hinata tidak pernah melihatnya dan lebih memilih untuk mencintai sahabat kuningnya yang tidak lain adalah Naruto. Akankah...