•••
Love me. won't you?
•••
Siang hari ini di Konoha Gakuen tengah mengadakan acara festival olahraga musim panas. Sebelum liburan musim panas dimulai seperti biasa akan ada acara olahraga antar kelas dan diakhiri dengan pesta kembang api saat malam hari nanti.
Seorang pemuda duduk di atas rumput di pinggir lapangan, pandangannya menatap kosong ke depan. Entah apa yang ada dalam pikirannya sekarang. Naruto --pemuda itu menggenggam erat rumput yang ada di sampingnya. Pikirannya terus saja melayang kekejadian di mana Sasuke yang dengan mudahnya menghancurkan semua harapan dan kepercayaan dirinya begitu saja.
"Kuso!" dia mengumpat ketika sekelebat bayangan Sasuke yang tersenyum remeh atas kemenangannya melintas dengan bebas di pikirannya.
"Naruto?" pemuda kuning itu menoleh saat satu suara yang begitu ia kenal memanggil namanya.
"Sakura-chan?"
Naruto dengan segera merubah raut kesalnya dengan wajah ceria seperti biasa. Sakura maju dan duduk di samping Naruto mengabaikan tatapan heran pemuda itu.
"Kenapa?" tanya Naruto to the point. Sakura hanya menoleh diam memperhatikan mata biru itu sebentar sebelum akhirnya dia menghela nafas kasar.
"Aku bingung. Tentang Sasuke."
"..."
"Sebenarnya apa yang harus aku lakukan?"
Naruto diam tidak menanggapi, dia memilih untuk mendengar semua keluhan gadis musim semi itu tentang Sasuke seperti biasa. Sakura bahkan sudah mengadahkan pandangannya ke atas menatap langit siang hari yang terik. Sangat terlihat jelas di mata Naruto jika Sakura sudah lelah dengan segala penolakan Sasuke untuknya.
"Aku mencari celah untuk masuk. Namun, tetap saja Sasuke tidak pernah mau melihatku."
"..."
"Apa yang kurang dan salah dariku? Bukankah mereka sudah berpisah? Seharusnya Sasuke bisa lepas dari Hinata 'kan?"
"Kau salah Sakura-chan."
Sakura beralih menatap Naruto tidak mengerti, "Apa maksudmu?"
Naruto terdiam cukup lama, dia sadar, rasanya terlalu sulit jika harus berhadapan langsung dengan Sasuke. Bukan karena Naruto takut padanya, dia hanya khawatir pada Hinata nantinya jika dia memaksa. Sasuke adalah tipikal orang yang tidak suka jika miliknya disentuh, tidak terkecuali kekasihnya sendiri yang notabenenya adalah seorang manusia. Dia bahkan tidak peduli jika Hinata terluka sekalipun, asalkan gadis itu bisa bersamanya dia akan menghalalkan segala cara.
"Mereka tidak berpisah. Hinata dan Sasuke."
"..."
"Sebaiknya kau berhenti mengharapkannya Sakura."
•••
Semburat jingga semakin kontras terlihat di ujung barat sana menandakan langit akan berubah menjadi gelap dan bulan akan mengambil alih tugas sang mentari yang sejak siang tadi menggantung terang.
Hinata bergerak gelisah dari duduknya, berkali-kali dia mengeluh agar pemuda di belakangnya berhenti untuk menciumi tengkuknya. Sekarang Hinata tengah duduk di kamar Sasuke dengan pemuda itu yang duduk di belakangnya seolah memenjara gadis itu dalam posisinya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuHina]✔
FanfictionKebohongan seringan bulu yang Sasuke buat agar Hinata si gadis pujaannya tetap ada dalam pelukannya. Meskipun Sasuke tahu bahwa Hinata tidak pernah melihatnya dan lebih memilih untuk mencintai sahabat kuningnya yang tidak lain adalah Naruto. Akankah...