Duabelas

7.8K 668 38
                                    

•••

Sometimes when I look into your eyes
I pretend you're mine, all the damn time.

•••

Semuanya terasa seperti mimpi buruk. Ketidak siapan Hinata atas semua kejadian yang sama sekali tidak ia duga terjadi begitu cepat dalam sehari ini. Dia hanya berharap dengan segenap hatinya agar apa yang dia alami hari ini hanyalah bunga tidur yang akan hilang ketika ia bangun dipagi berikutnya. Namun, lagi dan lagi gadis itu merasa tidak beruntung. Dia sudah berguling ke kanan dan ke kiri berulang kali tapi, matanya tidak kunjung mau terpejam dan istirahat. Perkataan gila Sasuke tadi membuatnya tidak bisa berpikir dengan tenang.

Menikah?

Bahkan Hinata tidak pernah terpikir hingga ke sana, masa depannya masih panjang. Bahkan Senior Highschool nya baru saja masuk tahap akhir, masih sangat jauh untuk mengambil komitmen seperti itu. Hinata masih ingin membuat Tou-sama nya bangga, dia masih ingin mencari pengalaman hidup yang lebih. Gadis itu tidak habis pikir bagaimana mungkin Sasuke memiliki pikiran yang begitu dangkal hanya karena cinta? Kekanakan sekali.

Hinata melirik jam di atas nakas, di sana sudah hampir menunjukkan pukul dua pagi. Sudah tidak terhitung berapa kali dia menghela nafas lelah, yang ada dalam kepalanya hanya bagaimana caranya agar dia bisa menjelaskan pada Sasuke agar pemuda itu mau mengerti.

•••

Hinata datang ke sekolah dengan wajah yang begitu kusut, bibir pucat dengan lingkaran hitam di bawah matanya, membuatnya terlihat kontras seperti zombie. Semalaman dia tidak bisa tidur karena memikirkan hal gila. Bisa saja 'kan Sasuke itu hanya sedang mengigau saja, mengingat keadaanya kemarin begitu kacau.

"Ohayou~ Hinata-chan!" gadis dengan mata bulan itu tersenyum melihat gadis percepol dua yang berjalan lalu duduk tepat di depan kursinya.

"Ohayou Tenten-chan." balas Hinata lemah, membuat Tenten sedikit mengernyit heran, ditambah gadis itu memang sudah terlihat murung beberapa hari belakangan.

"Kau sakit?" tanya Tenten sambil menempelkan tangannya pada kening teman di depannya.

"Ah! T-tidak, aku hanya k-kurang tidur."

"Kenapa? Kau belajar terlalu keras, ya?"

"K-kurasa begitu." Hinata bergumam.

Dalam hati dia mengaku bahwa dia berbohong, belajar darimana? Bahkan akhir-akhir ini waktu belajarnya tersita karena pikirannya selalu saja tidak fokus dan berujung pada Uchiha Sasuke.

"Jangan terlalu memaksakan dirimu Hinata." ujar Tenten sambil menepuk bahu temannya itu pelan, memberikan sedikit semangat.

•••

Hinata baru saja selesai melakukan urusan kamar mandinya. Namun, baru saja dia akan meraih knop pintu, suara seseorang yang ia kenal membuatnya urung untuk keluar dari bilik kamar mandi dan lebih memilih untuk mendengarkan sedikit percakapan yang terjadi di luar sana.

"Kau sudah taken dengan Sasuke-kun?"

Terdengat suara Ino Yamanaka si gadis barbie primadona sekolah.

"Hm? Y-ya, kau tahu? Sasuke-kun itu agak sedikit yaa~"

Kali ini suara Sakura yang terdengar.

[SasuHina]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang