•••
If I leave, would you be sad?
•••
Kau tau dan kau mengerti jika kau tidak akan pernah bisa menolak apa yang Tuhan takdirkan untukmu. Sejauh dan sekeras apapun kau berusaha jika Tuhan sudah berkehendak kau bisa apa?
Rutinitas Hinata kembali terasa sedikit janggal, padahal seminggu terakhir dia merasa normal. Gadis itu menghela nafas pelan sebelum berjalan keluar menghampiri Sasuke, sebelum sebuah suara menginterupsi kegiatannya.
"Hinata?" kepala bersurai indigo itu menoleh dan mendapati Neji sedang memandang ke depan tepat ke tempat Sasuke berada.
"Siapa dia?" lanjut pemuda itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Sasuke.
"Ah?! Neji-nii."
"Dia terasa familiar." Neji tidak menanggapi dan malah mengerutkan kening tanda berpikir keras.
"A-aku pergi." tanpa menanggapi perkataan kakak sepupunya itu, Hinata berteriak sambil meninggalkan rumah.
Gadis itu segera bergegas menghampiri Sasuke, tanpa menyapa dia langsung masuk dan memasang seatbelt nya. Membuat pemuda di sebelahnya sedikit mengernyit heran dengan tingkah gadisnya itu.
"Terjadi sesuatu?"
"T-tidak. Ayo pergi." Sasuke lebih memilih menurut dan melajukan mobilnya menuju sekolah.
Hinata sesekali melirik Sasuke yang tengah menyetir, memastikan apakah pemuda itu menaruh rasa curiga pada tingkahnya tadi atau tidak. Keduanya tidak ada yang berbicara, lebih nyaman tenggelam dalam suasana hening dan canggung. Selalu seperti ini, tidak ada yang mau mengalah untuk memulai percakapan, hingga mereka sampai di parkiran sekolahpun keduanya masih saja diam.
Hinata melepas seatbelt dan berniat turun sebelum Sasuke mencegahnya.
"Diam." gadis itu secara spontan langsung membeku di tempat, melirik ke arah Sasuke seolah bertanya apa yang terjadi. Pemuda itu hanya diam sambil menggenggam pergelangan tangan Hinata untuk menahan gadis itu pergi lebih jauh.
"A-ada apa?" Sasuke menatap Hinata lama, menyelami mata bulan yang seminggu terakhir ini terasa langka baginya.
"Terjadi sesuatu tadi."
Hinata mengerutkan keningnya bingung. "K-kapan?"
"Sebelum berangkat."
Hinata terdiam, kejadian dengan Neji tadi? Tentu saja. Sasuke pasti curiga dengan tingkahnya pagi ini, biasanya dia enggan masuk ke mobil sebelum dipaksa. Gadis itu menahan nafas sejenak, dia akan berbohong lagi kali ini.
"B-bukan apa-apa. T-tidak usah kau pikirkan." Hinata memaksakan senyumannya dan itu tidak luput dari penglihatan Sasuke. Tatapan pemuda itu berubah menjadi tajam saat merasakan bahwa gadisnya berusah menutupi sesuatu darinya.
"Kau tidak mau mengatakannya padaku?"
"A-apa?"
Hinata tahu, sekarang Sasuke sudah kembali menjadi pemuda keras kepala dengan segala kehendaknya. Sepertinya berbohong tidak akan ada gunanya kali ini. Gadis itu menghela nafas pelan, berusaha sebisa mungkin menghindari pertanyaan Sasuke kali ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuHina]✔
Fiksi PenggemarKebohongan seringan bulu yang Sasuke buat agar Hinata si gadis pujaannya tetap ada dalam pelukannya. Meskipun Sasuke tahu bahwa Hinata tidak pernah melihatnya dan lebih memilih untuk mencintai sahabat kuningnya yang tidak lain adalah Naruto. Akankah...