•••
Sometimes I wonder when you sleep
Are you ever dreaming of me?•••
Semuanya berjalan sesuai dengan harapan Hinata, sudah setengah hari berlalu dan dia tidak bertemu dengan Sasuke sekalipun, membuatnya sedikit bisa menghirup udara dari semua kekangan dan semua sifat possessive pemuda itu. Sekarang gadis itu sedang berada di perpustakaan seperti biasa, membaca buku tebal yang sudah berbau usang dan terlihat begitu membosankan. Mata indahnya begitu teliti memperhatikan setiap deretan kata dan kalimat yang tertulis di dalam buku.
Namun, ketenangan itu hanya terjadi sejenak karena, tidak lama setelah itu seseorang masuk dengan tergesa menggebrak pintu dengan keras.
"Hinata?! Di mana Hyuuga Hinata?!"
Seorang pemuda berbadan kecil dengan rambut biru terus berteriak memanggil nama Hinata. Membuat beberapa orang di sana merengut jengkel karena kegaduhan yang dibuatnya. Hinata yang merasa namanya dipanggil langsung berdiri dan menyimpan buku yang tengah ia baca secara spontan.
"Kau Hyuuga Hinata?"
Hinata hanya mengangguk menanggapi pertanyaan pemuda bernama Suigetsu tersebut.
"Cepat ikut aku!" ujar pemuda itu dengan tidak sabar.
"A-apa? K-kenapa?!"
"Ck! Ikut saja!!"
"T-tidak mau!" Hinata berniat kembali duduk jika saja Suigetsu tidak melanjutkan perkataannya.
"Ck! si Uchiha Sialan itu sedang berkelahi dengan Uzumaki Naruto! Tidak ada yang bisa memisahkan mereka kecuali kau! Jadi cepat! Sebelum mereka saling membunuh!"
Naruto dan Sasuke? Berkelahi?
Tanpa berpikir dua kali Hinata langsung berlari keluar mengikuti Suigetsu. Naruto yang berkelahi terdengar sedikit asing di telinga gadis itu. Hinata sangat mengenal Naruto, pemuda itu tidak pernah mau memulai perkelahian apalagi dengan sahabat baiknya sendiri seperti Sasuke. Pemuda kuning itu sangat benci kekerasan. Jika, sampai berkelahi seperti itu, pasti ada masalah yang serius.
Tapi Tunggu!
Apa hubungan Hinata dengan perkelahian itu? Mengapa dia sampai dipanggil? Apa itu berarti dia juga terlibat?
Saat berbagai pertanyaan berselewengan dalam pikirannya, jantung gadis itu berdetak di atas normal. Dia bisa merasakan suasana dan firasat yang buruk tentang hal ini.
"Hei!! Menyingkir kalian!!"
Suigetsu berteriak berusaha membelah kerumunan siswa yang jumlahnya tidak sedikit. Lapangan basket yang biasanya kosong kini sudah seperti tempat gulat illegal. Hinata berusaha menyelip di antara kerumunan yang tidak kunjung merenggang meskipun Suigetsu sudah berteriak, semakin yakin bahwa di tengah sana tengah terjadi perkelahian yang sengit dan seru.
Tubuh kecil Hinata berhasil menembus permukaan dan tepat setelah itu matanya membulat sempurna dengan sebelah tangannya dengan refleks menutup mulutnya yang terbuka secara spontan.
Di depan matanya, Sasuke dan Naruto yang sedang saling adu pukul. Pelipis memar, hidung berdarah, dan sudut bibir yang robek. Keduanya tanpa terkecuali mengalaminya. Hinata tidak bisa membayangkan, pasti keduanya sudah berkelahi cukup lama, jika dilihat dari luka yang mereka dapat. Hinata tidak habis pikir mengapa tidak ada yang mau melerai mereka?
Hinata baru saja akan berlari untuk memisahkan mereka berdua sebelum..
"Kalian berdua hentikan!"
Gadis musim semi dengan rambut sewarna bubble gum berteriak nyaring, berlari menghampiri mereka berdua dengan cepat.
"Apa kalian sudah gila?! Salah satu dari kalian bisa saja mati, Baka!!"
Tidak ada yang menjawab. Keduanya masih sibuk dengan saling adu tatap dengan sorot mata mengerikan.
"Kalian juga! Malah hanya menonton! Kalian pikir ini pertunjukan gulat, huh?!"
Sakura terus saja mengomel, hingga perlahan siswa yang berada di sana pergi meninggalkan lapangan dengan kesal karena Sakura yang telah mengganggu tontonan langka bagi mereka.
"Sasuke-kun? Kau tidak apa-apa? Naruto baka! Kau lihat! Kau melukainya!"
"Hei!! Dia juga memukulku! Aku juga terluka di sini!!"
"Diam kau! Sasuke-kun ayo kita ke UKS. Aku akan mengobati lukamu. Kau juga ikut Naruto!"
Sakura menarik tangan Sasuke perlahan, mengajak pemuda itu menuju UKS diikuti Naruto di belakangnya. Hinata masih di sana, berjarak beberapa langkah dari mereka. Kakinya tidak berani melangkah lebih jauh saat Sakura dengan terang terangan menunjukkan betapa pedulinya dia pada Sasuke dan Naruto. Membuat Hinata mempertanyakan sebenarnya apa yang dia lakukan di sana?
Bodoh!
Hinata merasa bodoh saat dia berpikir bahwa penyebab perkelahian mereka berdua adalah dirinya. Tidak habis pikir untuk apa dia begitu percaya diri? Kakinya mundur satu langkah. Berniat membalik badan sebelum mereka menyadari kehadirannya.
"Oh! Hinata?"
Suara Sakura menghentikan langkahnya. Membuat Hinata kembali berbalik dan tepat saat itu matanyabertemu dengan Sasuke. Hanya sepersekian detik, Hinata langsung mengalihkan pandangannya dan tersenyum pada Sakura yang melihatnya dengan kening berkerut tanda heran.
"Tidak biasanya kau.."
"Uh? A-aku hanya kebetulan lewat s-saja. Aku baru saja akan p-pergi."
Hinata kembali berbalik dan berniat pergi. Namun, lagi lagi harapannya tidak terwujud saat tiba-tiba Naruto berteriak.
"Chotto mate!"
Kembali berbalik kali ini Naruto berjalan mendekat. Membuat Sasuke yang masih diam menatapnya tajam. Seketika atmosfer di sana terasa begitu canggung dan mencekam. Aura membunuh dari Sasuke, keadaan perasaan Naruto yang sedang tidak baik dan keheranan Sakura bercampur menjadi satu.
Perasaan Hinata tidak enak. Dia tahu, pasti bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi kali ini.
"Hinata, aku ingin meluruskan satu hal tentangmu."
.
.
.
.
To be Continued♡
![](https://img.wattpad.com/cover/150314301-288-k20584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuHina]✔
FanfictionKebohongan seringan bulu yang Sasuke buat agar Hinata si gadis pujaannya tetap ada dalam pelukannya. Meskipun Sasuke tahu bahwa Hinata tidak pernah melihatnya dan lebih memilih untuk mencintai sahabat kuningnya yang tidak lain adalah Naruto. Akankah...