Permainan truth or dare kami lakukan secara sederhana. Hanya bermodal botol kaca kosong yang diputar oleh yang akan bertanya atau memberi tantangan. Pemberi tantangan yang telah kami undi sebelumnya akan memutar botol dan siapapun yang tertunjuk oleh putaran terakhir akan menjadi "korban" untuk ditantang atau ditanyai.
"Sekarang giliran Boris! Ayo pilih, kartu yang mana?" tanya Ocha dengan semangat, gadis seleb itu baru saja memotar botol dan korbannya adalah Boris. Ocha tengah memegang dua kartu yang bertulisan trurh dan dare. Tanpa diketahui tulisannya oleh Boris, laki-laki itu harus memilih salah satu kartu tersebut. Boris menunjuk kartu yang berada di tangan kanan Ocha, kemudian ia membalik kartunya dan terlihat tulisan truth.
"Yaah, padahal gue harap lo dapat dare." Kata Gio disahut tawa oleh yang lain. Semua anggota ikut memainkan permainan ini kecuali Anton dan Violet yang hanya ikut menonton. Anton tampak malas melihat kami yang tertawa dan bersenda gurau, sepertinya ketua kami itu memiliki selera humor yang bebeda dengan kami, sejak awal pertemuan hanya dia yang terlihat selalu serius dan kurang bersantai. Sedangkan Violet tampak kalem menikmati suasana meskipun hanya dengan melihat kami bermain.
"Langsung aja, Cha. Giliran lo yang ngasi pertanyaan buat Boris." Kata Niko tak sabaran.
Ocha tampak berpikir, jari telunjuknya mengetuk ujung dagunya. Beberapa saat kemudian senyum di bibir tipisnya itu mengembang cerah seolah ia akan mengucapkan pertanyaan briliant.
"Menurut Boris, siapa cewek tercantik di rumah ini?" tanya Ocha dengan mata berbinar.
Cih. Pertanyaan macam apa itu? Jelas sekali pertanyaan tersebut hanya sebuah sensasi, ia hanya ingin diakui sebagai sosok tercantik di antara kami. Lihatlah, sekarang Ocha tengah merapikan rambut yang sebenarnya tidak berantakan sama sekali. Berusaha mencari perhatian Boris untuk mengakui kecantikannya. Aku hanya memutar bola mataku, malas berkomentar, toh tampaknya pertanyaan itu bisa diterima oleh yang lain meskipun bukan pertanyaan yang seru.
Kami menanti jawaban Boris yang tengah tersenyum malu, aku menyukai perawakan laki-laki besar itu. Meskipun ia terlihat sangar dan bisa dibilang paling kuat di antara yang lain, namun Boris adalah sosok laki-laki welas asih yang paling lembut dan betah berurusan dengan kecerewetan anak perempuan serta tidak pernah mengeluh untuk dimintai bantuan.
"Ayo, buruan jawab. Pasti lo sungkan buat nyebut nama gue kan? Tenang, gue udah biasa kok disebut paling cantik." Sela Miranda dengan percaya diri. Aku, Ninin dan Fanya saling melirik satu sama lain, kami berusaha menahan tawa geli saat mendengar ucapan Miranda.
Boris kemudian menatap ke satu arah, sambil tersenyum ramah ia kemudian menjawab sambil sedikit tersipu,
"Violet."
Bibirku melengkungkan senyum setelah mendengar jawaban jujur itu, sedangkan Ocha maupun Miranda terlihat tak terima dan melotot galak ke arah Boris. Hah! Rasakan itu kalian, kalah sama pesona Violet!
YOU ARE READING
Puan
HorreurDesa Pualam katanya merupakan desa terpelosok dari sekian desa yang terpilih untuk menjadi lahan Kuliah Kerja Nyata (KKN) program kampus yang ditempati Biru, Violet, Ririn dan Ninin. Awalnya Biru merasa sangat bersemangat karena ini merupakan pengal...