Willy's Pov.
Bagiku, tak mudah untuk melepaskan satupun wanita di dunia ini. Maksudku, Felish. Ya, Felish. Felish Annita Hendrik. Felish Temanku dari dulu. Maaf, kutekankan kata Teman. Ia adalah wanita yang selalu berada di sampingku. Aku tak sanggup membuatnya bersama diriku, karena aku tak dapat berjanji aku kan selalu bersamanya. Bagiku, Ia adalah teman terbaikku.
Hari ini, hari pertama SMA. Tak tahu bila Felish sekolah disini apa tidak. Ah, lupakan saja.
Sekolah ini, SMA Taruna Bangsa. Aku tak yakin akan bersekolah disini. Sekolah ini adalah sekolah unggulan. Bagaimana denganku? Apakah aku sanggup dengan kehidupan hampa tanpa Felish ini? Ah aku tak akan memikirkan Felish lagi!
Bruk
"Maaf, maaf. Aku gak sengaja." Kata wanita itu. Nasib malang menimpaku.
"Oh, iya iya. Hati hati kalau jalan." Kataku berjalan. Aku tak akan melirik wanita itu. Nanti dianya naksir, aku kan ganteng.Nasib, aku ditempatkan di kelas paling jauh, di kelas X MIA 9. Aku kan pintar, kenapa gak di X MIA 1 sih?..
Menurutku, aku jauh lebih pintar dari semua orang disini. Coba saja tanya aku 1+1, pasti jawabannya dua. Atau jika tidak, tanya aku, 2 + 2 pasti 4, karena bila 2 + 1 diibaratkan 2 - nya adalah satu orang yang sedang berpacaran, dan satunya setan. Kan gabaik. Oke, jadi, aku lebih memilih 4 daripada 3. Ingat itu.
Mungkin, masih ada 10 langkah lagi untuk mendapati kelasku.
God, sesampai di kelas, kelasnya berantakan sekali! Apakah tidak ada yang namanya Cleaning Service disini? Kasihan sekali. Bodoh, aku murid pertama yang datang kesini.
"Hei, jangan pikir lu yang datang duluan!" Seru sosok wanita itu. Aku berbalik. Suaranya tak asing bagiku.
"What? Felish? Lu disini?" Tanyaku. Nasib malang menimpanya juga ternyata. Tak apa, aku menyayanginya. Maksudku, menyayanginya sebagai temanku. Jangan salah sangka.
"Kalo aku disini emang kenapa? Salah buat lu?" Dia memang seperti ini, manggilnya pakai Aku - Lu. Memang aneh, tapi unik.
Aku tertarik."Haha, iya iya. Gapapa kok, Lish. Disini aja lu gue udah suka." What?! Felish langsung baper? Semudah itu.
"Ah elu mah, Wil. Gini amat. Buat gue baper mulu dah." Dia mulai tertawa. Yaa, baginya, aku adalah orang yang sanggup membuatnya bahagia. Tapi, bagiku, aku belum cukup untuk menjadi pasangannya. Biarlah tuhan yang menentukan.
"Oh iya iya, Fel. Yaudah yuk kita ke lapangan. Udah banyak orang tuh. Hari ini kan hari pertama kita." Kataku merangkul Felish. Aku tahu, dengan seperti ini, dia akan bahagia.
Next? Comment pls!
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Stay
Teen Fiction"lo siapa, Wil? Kita deketnya dari kapan? Gue pengen tau semua." "gue Willy Alvian William, kita sahabatan dan deket banget dari tk. Semoga lo gak lupa itu. Gue sayang sama lo. Tapi, sorry. Hati ini gak bisa dipaksakan untuk berpindah ke yang lain...