Felish's Pov.
Siapa orang ini? Melihatnya saja aku sudah bahagia. Ya tuhan, kembalikan ingatanku yang dulu. Aku bahagia bersamanya. Bersama wilwil itulah aku lupa namanya, atau bisa jadi, aku tak tahu siapa namanya.
"Kamu bahagia, Lish?" Tanya WilWil itu yang membuyarkan lamunanku.
"Bahagia sekali. Ntah kenapa didekatmu aku selalu bahagia." Kataku dengan penuh semangat. Wilwil itu mengerut.
"Loh? Oh iya, mungkin kamu lupa aku. Kita sahabat loh dari lahir." Perkataan WilWil itu membuatku ngakak. Bisa saja.
"Nggak kok, Wil! Aku tetap ingat kamuu.." Kita lupa banget, kalau lagi upacara."Orang yang diujung sana! Enak saja ketawa ketawa gak jelas! Hargai upacara ini! Baru masuk SMA udah berandalan gini." Aku ramal, ini adalah Kepala Sekolah SMA Taruna Bangsa.
Selesai Upacara, kita di MOS dulu. Kecuali aku, dan WilWil. Ya, aku masuk kesini lewat jalur prestasi, WilWil mungkin juga seperti itu, kulihat ia sedang berbaring di kelas berantakan ini.
"Woi! Bersihin kek kelas ini, rapiin, enak aja lo tiduran disono!" Seruku. Enak aja, dia doang tidur, aku? Bersihin kelas? Oh, no!
"Yayayayaya. Oke aku ikut bersihin." Katanya berdiri dengan lemas.Kami bekerja dengan baik hingga teman teman kami selesai MOS.
"Capek juga ,ya Lis. Kayak lelah memperjuangkan tapi akhir akhirnya di korbankan. Liat aja, besok pasti berantakan banget lagi. Temen temen kita kan gini." Deg! Perkataan WilWil membuatku percaya dengannya. Aku siapanya WilWil? Haruskah kutanyakan pada Mama?
"Iya, Wil. Mempertahankan itu gak selelah memperjuangkan. Tapi kok kita malah curhat ya?" Tanyaku bikin ngakak WilWil.
"Gak. Tapi aku pengen nanya sama kamu nih, Lish. Kalo kamu sayang banget sama temen kamu itu, cowo, tapi dia gak nembak nembak kamu, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya WilWil. Loh, gak biasanya dia bertanya seperti ini kepadaku. Toh aku juga baru kenal dia di pagi ini.
"Aku sih ya, gak nunggu ditembak. Dipacarin pun nggak. Tunggu dia ikhlas sama aku, dan perjuangin aku walau gak ada status, atau kita teman, itu gak papa. Walau aku sayang sama dia, kita harus jaga batas. Kita masih SMA, bukan anak kuliahan yang seenaknya nembak hati orang. Walau kamu udah dekat sama dia, mungkin masih diuji lagi. Sesayang sayangnya kita sama cowo, jangan pernah tertipu daya mereka. Kecuali sama papa kalian, pasti papa kalian gabakal gitu." Jelasku. Aku benar benar gugup menjelaskannya kepada WilWil. Memangnya dia sedang jatuh cinta ke siapa? Ah itu bukan urusanku.
"Makasih, penjelasannya, Lilish. Mendengarmu, aku menjadi lebih semangat." Ia bangkit dengan wajah ceria.
Tak lama, teman teman kami datang.
"Hayoo!! Kalian gak zina kan? Wahh! Rapi banget kelasnya! Makasih Lish! Dan cowo itu! Makasih yaa!" Seru Alsha. Dia sahabat aku dari TK.
"Santai, Sha. Gamungkin lah zina! Negatif banget ni temanku pikirannya!" Seruku. Aku sudah mengabaikan si WilWil itu.
Next? Comment pls!
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Stay
Genç Kurgu"lo siapa, Wil? Kita deketnya dari kapan? Gue pengen tau semua." "gue Willy Alvian William, kita sahabatan dan deket banget dari tk. Semoga lo gak lupa itu. Gue sayang sama lo. Tapi, sorry. Hati ini gak bisa dipaksakan untuk berpindah ke yang lain...