Struggle - 15 ❤

1.1K 110 95
                                    

Manik indah Jihoon terbuka saat merasakan matahari menabrak wajahnya, Jihoon menggeliat untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa tegang. Diliriknya jam kecil di atas meja, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, itu berarti 2 jam lagi iya sudah lepas landas menuju kanada. Jihoon menghela nafas sembari mengusap kedua pundaknya untuk mendapatkan kehangatan, ia tersenyum, entah senyum bahagia atau sedih karena sebentar lagi ia akan meninggalkan negara kelahirannya dan tentunya meninggalkan semua kenangannya.

Jihoon menoleh kearah jendela yang gordennya sudah terbuka setengah. Entah siapa yang membuka. Jihoon bangkit dari peraduannya menuju jendela. Ia merasakan terpaan angin pagi yang begitu sejuk menghantam wajahnya. " semua akan baik-baik saja " ucapnya pelan sambil memejamkan kedua matanya.

Ia sengaja tak memberi tahu Woojin atas kepergiannya, karena ia tahu semua akan sia-sia saja, Woojin tak akan menoleh kearahnya barang sebentar. Ia juga sama sekali tak menyangka kisah percintaan nya akan seperti ini akhirnya. Keyakinan nya atas cinta yang selalu Woojin berikan padanya tak semulus yang selama ini ada di pikirannya. Lelaki itu sangat cepat merubah ucapannya. Jadi janji-janji yang selalu mereka ucapkan, itu semua hanya omong kosong belaka, itu semua hanya gurauan dua orang anak SMA.

Jihoon menyunggingkan smirknya. Jujur ia sangat kecewa pada Woojin karena segampang itu ia melepaskan cintanya demi wanita lain. Semua lelaki sama saja, tak ada yang murni dari kata-katanya.

Jihoon sudah siap untuk berangkat menuju bandara Incheon, ia menarik kopernya keluar kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jihoon sudah siap untuk berangkat menuju bandara Incheon, ia menarik kopernya keluar kamar. Di bawah ia sudah melihat semua keluarga nya siap untuk mengantarnya menuju bandara. Berat memang untuk meninggalkan semua disini, tapi mau bagaimana lagi, disini terlalu membuat nya sedih. Ia berhenti sejenak untuk mengusap airmatanya yang terus jatuh. Ia kembali tersenyum setelah di rasa airmatanya sudah tidak mengalir lagi, ia membuat seolah-olah tak terjadi apa-apa, ia tak ingin membuat semua orang yang ia cintai ikut bermuram durja atas kepergiannya. " ayah bunda " panggilnya.

Semua orang menoleh kearahnya. Chanyeol segera membantu adiknya untuk menarik kopernya yang terbilang cukup besar " terimakasih oppa " ucap Jihoon lagi. Chanyeol tersenyum, lebih tepatnya senyum yang terpaksa.

" Kau sudah siap sayang " ucap bunda sambil mengusap pipi Jihoon lembut

Jihoon mengangguk dengan cepat menandakan bahwa ia sudah sepenuh nya siap. Siap untuk lari dari kenangannya.

" Baiklah, kalau begitu kita segera berangkat, sebentar lagi pesawatnya lepas landas " lanjut ayah

Mereka semua pun berangkat. Sepanjang jalan menuju bandara ia tak sekali pun melepas tangan ayah dan bundanya. Bagaimana tidak, ia akan meninggalkan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya ini. " ayah dan bunda jaga kesehatan ya, Jihoon tidak mau kalian sakit " lirih nya

Bunda memeluk Jihoon begitupun ayah. Sungguh berat melepas kepergian anak bungsunya ini untuk pergi jau, namun mereka pun juga ingin anaknya bahagia, mereka tidak ingin setiap saat melihat anaknya bercucuran airmata karena meratapi kesakitannya. Mungkin disana Jihoon akan mendapatkan kembali kebahagiaannya. Intinya mereka ingin Jihoon kembali tersenyum.

Love Struggle (2park)-(2nd Book Of Goodbye)Where stories live. Discover now