Jihoon menatap nanar kearah jendela yang sudah terbuka sepenuhnya, sesekali ia menatap perutnya yang besar dan mengelusnya lembut. " sayang, anak-anak mamah sedang apa di sana ? pasti sedang bermain yah soalnya mamah merasakan kalian terus menendang perut mamah " ucapnya lemah lembut sambil terus mengelus perutnya berharap sang anak juga merasakan elusan itu.
Kandungan Jihoon sudah masuk bulan kesembilan dan ia hanya tinggal menunggu kapan bayinya terlahir kedunia. Rasa takut bercampur tak sabar selalu menggerayangi pikirannya dan tak lepas pula bibir mungilnya memanjatkan sebuah do'a agar semua nya berjalan lancar. Namun jika nanti Tuhan berkehendak lain, ia berharap Tuhan akan menyelamatkan kedua bayi nya saja, karena bagaimana pun kebahagiaan terbesar seorang ibu adalah dimana ia pertama kali mendengar suara tangis anaknya. Semua ibu pasti merasakan itu.
Jihoon terhenti dari lamunannya saat merasakan tangan besar sang suami memeluknya dari belakang. Woojin mengecup sekilah pipi istrinya yang terlihat murung " kenapa sayang, apa perut mu terasa sakit ? " tanya Woojin sambil membalikkan posisi Jihoon untuk menghadap padanya. Jihoon hanya menggeleng sambil menampilkan wajah menggemaskannya. " terus kenapa kamu berdiri disini "
Jihoon tertunduk lesu " aku hanya sedikit gugup sayang, kamu tau kan ini pertama kalinya aku melahirkan . . . Aku cuma ingin minta satu hal padamu "
" Apa itu sayang "
" Jika nanti terjadi sesuatu pada kami bertiga, ku mohon kau selamatkan anak kita saja, kau jangan memikirkan aku "
Woojin menggeleng-gelengkan kepalanya " jangan berbicara seperti itu sayang, kalian bertiga pasti selamat . . . Aku yakin " balas Woojin sambil membawa tubuh sang istri kedalam pelukannya.
Seandainya ia di beri satu kesempatan lagi, tentunya Woojin meminta untuk Tuhan menyelamatkan ketiga bidadarinya, ia tak ingin kejadian dimasa lalu terulang lagi, ia tak mau kehilangan Jihoon untuk yang kedua kalinya. Tidak mau. Apalagi saat ini mereka akan kedatangan dua orang malaikat yang akan melengkapi kebahagiaan mereka, apakah semua itu bisa lengkap tanpa kehadiran istrinya.
Woojin terus mengusap pelan kepala istrinya, berharap ia tak merasa takut lagi.
Hari sudah menunjukkan pukul 10:30 pagi. " sayang kamu kamu mau ketaman belakang ? " tanya Woojin lembut sambil mengelus perut istrinya. Jihoon menggeleng, ia juga merasa sangat bosan terus berada dikamar dan tak melakukan sesuatu, jadi ia terima saja tawaran suaminya.
" Woojin, kenapa bayi kita terus menendang ? " Ucap Jihoon khawatir. Woojin berjongkok di hadapan istrinya sambil membisikkan sesuatu di perut Jihoon
" Sayang, jangan menyusahkan mamah ya, kasian kan mamah kalau sakit " ujarnya sedikit berbisik namun masih bisa di dengar oleh Jihoon.
Jihoon menatap nanar kearah Woojin, entah apa yang sedang ia fikirkan. Ia bingung apa yang seharusnya ia lakukan, apa iya harus bahagia atau sedih. Setiap ibu pasti juga pernah merasakan apa yang tengah Jihoon rasakan. Rasa gugup jelas ada mengingat baru pertama kali ia mengandung. Entah apa yang akan terjadi nanti yang jelas ia harus mengerahkan seluruh tenaga nya untuk bisa memberikan sebuah kehidupan untuk kedua bidadarinya nanti.
YOU ARE READING
Love Struggle (2park)-(2nd Book Of Goodbye)
FantasyAku akan terus memperjuangkanmu hingga semua serpihan-serpihan ingatan mu tentang kenangan kita kembali ???????????? Episode sebelumnya cek GOODBYE 2nd book of Goodbye ©Nunnasikembar