Jihoon pov
Bisakah rasa sakit ini di buang jauh-jauh aku sudah sangat muak dengannya, dia selalu menggangguku, mengganggu hari-hari ku, mengganggu tidurku, mengganggu semua kehidupanku. Aku lelah menanggung ini semua, bolehkah aku mati saja atau pergi sejauh-jauh nya dari muka bumi. Mungkin dengan cara itu rasa sakit ini akan pergi jauh dari ku. Ah tidak tidak aku tak bisa pergi jauh dari sini, ada orang yang sangat membutuhkan ku. Yah dia juga pasti membutuhkan ku. Apa benar seperti itu. Mungkin saja.
Seperti biasa hari ini aku hanya bisa bergelud dengan kasur, bantal guling, dan selimut hangat ku, tak melakukan apapun bahkan untuk turun makan pun aku sangat malas. Yah aku memang bodoh, bukan nya bertindak aku malah diam saja seperti orang yang di pasung. Tak berguna sekali. Aku hanya bisa menangis sambil membenamkan wajahku di bawah bantal sampai-sampai kasurku hampir banjir karena airmataku. Aku selalu mengabaikan panggilan dari orang tuaku maupun kakak-kakak ku. Aku benar-benar tidak ingin bertemu siapa-siapa. Sekarang aku persis seperti narapidana yang di sedang dikejar-kejar polisi. Menyedihkan. Sekali.
Aku tak bisa keluar dari semua ini, aku terperangkap dalam luka ku sendiri, dan aku berenang di atas darah ku sendiri. Menyedihkan bukan. Apalagi saat melihat Woojin pergi begitu saja meninggalkanku tanpa sepatah katapun hati ku terasa di cabik-cabik oleh segerombol singa yang kelaparan.
Aku harus bagaimana sekarang ?
.
.
.Woojin pov
Sebenarnya aku pergi meninggalkan Jihoon bukan karena aku membencinya tapi entah kenapa aku tak bisa melihatnya menangis seperti itu, hatiku sakit melihat gadis itu mengeluarkan airmata. Kalau boleh jujur aku ingin sekali menyeka airmata itu tapi tangan ku tak sanggup untuk meraihnya. Aku tau dia pasti wanita yang sangat baik. Mungkin benar dulu aku yang selalu menjaganya, aku yang selalu menyemangatinya dan aku memang lelaki yang beruntung bisa mendapatkan gadis sepertinya. Tapi kenapa aku tak bisa mengingat nya, bahkan sedikit pun tak ada kenangan yang melekat di memori pikiran ku.
Jangan katakan aku sudah menyerah dari semua masalah ini. Aku tidak menyerah aku juga berusaha semampu ku untuk kembali mengingat gadis itu. Kalian saja yang tidak tau.
Keluarga ku selalu meyakinkan ku tentang Jihoon tentang siapa dia didalam hidupku dan aku percaya itu, hanya saja yang membuat ku kesal adalah kenapa aku mengalami kecelakaan itu yang sampai membuat ku lupa padanya.
Aku mengingat semua keluarga ku bahkan aku mengingat semua anggota keluarga Jihoon tapi kenapa aku tidak ingat dengan Jihoon. Haruskah aku kerumah sakit untuk menanyakan perihal masalah ini. Yah aku harus menanyakan masalah ini agar aku tau kenapa aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.
Author pov
Jam menunjukkan pukul 12 siang, dan ini adalah jam istirahat, sebelum nya Woojin sudah membuat janji dengan dokter yang merawatnya di sebuah kafe di dekat rumah sakit tempat nya di rawat dulu.
Tanpa membuang waktu Woojin pun berangkat dengan mengendarai sepeda motor besarnya menuju kafe itu.
Sesampainya di tempat tujuan ia langsung masuk kedalam kafe dan melihat seseorang tengah melambaikan tangan kearahnya " selamat siang dokter choi " ucap Woojin memberi salam
" Selamat siang nak Woojin, bagaimana keadaan anda sekarang ? "
" Baik dokter tapi sesekali aku masih merasakan sakit di kepala ku "
" Itu hanya efek dari bekas operasi yang kau jalani atau saat kau memikirkan sesuatu yang sangat berat "
" Em dokter perihal diriku yang kehilangan ingatan ku sebagian, apa itu akan segera sembuh "
YOU ARE READING
Love Struggle (2park)-(2nd Book Of Goodbye)
FantasíaAku akan terus memperjuangkanmu hingga semua serpihan-serpihan ingatan mu tentang kenangan kita kembali ???????????? Episode sebelumnya cek GOODBYE 2nd book of Goodbye ©Nunnasikembar