#4

1.4K 195 12
                                    


"Kalian ini kenapa ribut malam-malam?! Bikin malu saja! Tadi ada tetangga kita yang protes, katanya kalian berisik sampai mereka tidak bisa tidur!"

Wanita cantik dengan rambut hitam sebahunya terlihat memarahi dua orang laki-laki. Bukan hanya hari ini, setiap saat pun kejadian sama selalu terjadi. Jimin dan Jinwoo, mereka terlahir dari rahim yang sama. Sepasang kakak-beradik. Tidak bisa kah mereka akur barang sehari saja? Ibu mereka sampai pusing mengurus kedua anak lelaki itu. Andai saja ayah mereka masih hidup, mungkin beliau bisa memberi pelajaran kepada kedua buah hatinya sampai mereka kapok.

"Eomma! Dia dengan lancang masuk ke kamar mandiku! Bagaimana bisa.. ah!! Aku kan sudah bilang padamu, jangan masuk kamarku sembarangan!!!"

Keluh Jimin kepada Jinwoo. Jimin terlalu sulit meredam emosinya. Adik satu-satunya itu begitu bandel dan susah diberitahu. Ratusan kali Jimin memperingati, bahwa ia tak suka ada orang lain masuk ke kamarnya. Apalagi menyentuh barang-barangnya.

"Dasar pelit! Aku kan juga sudah bilang padamu, air di kamar mandiku sering mati! Kenapa kau tidak mau membantuku sama sekali??"

"Kau kan bisa pakai kamar mandi yang di dapur, tapi jangan pernah pakai kamar mandikuu!!"

"Ada apa sih denganmu?? Kau aneh. Aku bahkan tak merusak barang-barangmu atau menghabiskan air di bak mandimu. Berlebihan sekali, ish!! Kekanakan!"

"Perhatikan bicaramu, aku ini lebih tua darimu!!"

"Setahun lebih tua. Ingat itu! "

"BERHENTII!!"

Jimin dan Jinwoo berhenti berdebat setelah ibu mereka melemparkan sebuah vas bunga ke atas lantai. Suara bantingan benda tersebut membuat keduanya ngeri.

"Eomma sudah tidak tahan dengan kelakuan kalian! Kalian mau Eomma mati muda?? Hehh??"

"Mulai besok, Eomma akan mengirimkanmu ke asrama kampus, Jimin!"

"Eomma?! Kenapa aku?! Kenapa tidak dia saja??"

Jimin terkejut. Sangat. Asrama adalah mimpi buruk baginya! Tempat yang paling dia hindari! Jimin sama saja merusak kesenangannya dan mengurung dirinya sendiri dari lingkungan luar. Ia tidak mau hidup seperti narapidana. Ia sangat benci terikat dengan aturan.

"Itu ide bagus, Eomma. Biar saja 'anak ini' menyadari kekeliruannya!"

"Kau menyebut kakakmu dengan kata 'anak ini'?? Wah! Tidak bisa dipercaya! Lihat Eomma, kelakuannya benar-benar.."

"DIAM!"

"Jinwoo, sekarang kembali ke kamarmu dan berhenti bermain games!"

"Dan kau, Jimin!! Kemasi pakaianmu sampai rapi! Besok, kau harus berangkat ke asrama sendirian karena Eomma sudah mendaftarkan namamu!"

"Apa? Eomma sudah mendaftarkanku? Eomma serius??"

"Tidak ada banyak keluhan Jimin! Kemasi barangmu, SE-KA-RANG!"

.........................

"Apa ini?? Kenapa kau menyeretku masuk ke dalam neraka?"

"Kau bilang kita sahabat. Jadi, saat aku susah, kau pun harus susah."

"Tidak disini juga, Park Jimin! Yak! Bagaimana aku bisa berkencan dengan pacarku malam ini??"

"Hidupmu terlalu banyak kesenangan, Kim Taehyung. Sekarang adalah waktunya dimana kau harus berbagi momen sedih bersamaku."

Catch Me, Sassy! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang