#20

1.1K 151 49
                                    


"Jinwoo? Tolong ambilkan obat Mama di kamar."

Jinwoo melebarkan langkahnya begitu sang mama menyuruhnya mengambil obat-obatan. Raut khawatir terpancar jelas dari wajah Jinwoo. Mamanya terlihat lesu, tertidur lemah di atas sofa.

"Ini, Ma."

"Terima kasih."

Sambil memperhatikan sosok yang telah melahirkannya mengonsumsi obat, Jinwoo bertanya-tanya. Kepalanya penuh dengan kata-kata 'kenapa?'. Namun yang jelas, ia berhasil menebak rasa kepenasarannya. Kini, tinggal ia perlu memastikan.

"Apa ini alasan Mama mengirim Jimin ke asrama?"

"Panggil dia 'hyung'. Kenapa kau susah sekali diberitahu?"

"Ma... Jangan alihkan pembicaraan. Aku tahu, Mama sengaja mengirim Jimin ke asrama supaya Jimin tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi Mama."

Mamanya terdiam. Apa yang dikatakan Jinwoo sepenuhnya memang benar. Ibu mereka tahu bahwa Jimin adalah seseorang yang mudah cemas. Meski belakangan Jimin suka membantah, mamanya tak keberatan. Ia tahu, Jimin masih sangat menyayanginya dan juga adiknya.

"Tolong simpan kembali obat Mama. Mama mau istirahat. Kau sudah menutup ruang kerja dan tempat praktik Mama, kan?"

"Iya Ma. Semua beres. Mama beristirahatlah."

Kondisi Mama semakin memburuk. Jimin harus tahu soal ini.

.................................

"Hyung, kau makin tampan dengan plester di pipimu!"

"Diamlah! Aku terlihat jelek sekarang! Semua gara-gara kucing itu!"

Sohyun yang sudah dalam wujud manusia cuma bisa mendengus dan membiarkan celotehan Jimin berlalu seperti angin sepoi.

"Hyung.. apa kau tidak berniat pulang?"

"Kenapa kau membahas itu? Kau tak perlu tanya untuk tahu jawabannya."

Jungkook mendesah. Semalam ia melihat Jimin termenung sendirian. Di tangannya terdapat selembar foto, foto keluarganya. Bukankah Jimin pernah pulang? Iya. Tetapi, tanpa alasan mamanya memarahinya. Tak hanya itu, Jinwoo yang selalu memicu pertengkaran juga membuat Jimin semakin malas menyentuh rumah.

Sohyun samar-samar mendengar percakapan mereka. Membicarakan soal keluarga, apakah sampai sekarang papanya tidak mempedulikan keberadaannya? Sohyun telah lama menjadi seekor kucing, namun ia tak mendengar ada sebuah kabar orang hilang. Apakah papanya tidak melapor kepada polisi bahwa ia kehilangan putrinya sendiri? Sohyun juga penasaran, apakah Seunghwan mantan kekasihnya telah berhasil melupakannya dan menjalin hubungan baru dengan jodohnya itu?

Seandainya Sohyun hafal nomor telepon rumahnya, atau mungkin nomor ponsel papanya, mungkin ia bisa pulang juga dengan bantuan Jimin.

"Sohyun! Kau melamun apa?"

Tanya Jungkook membuyarkan pikiran Sohyun seketika.

"Tidak ada. Ehm.. boleh aku mengatakan sesuatu?"

Jimin ikut mengalihkan atensinya pada Sohyun. Apa yang membuat gadis itu tampak serius sekali?

"Tak ada salahnya kau mencoba pulang lagi. Kau harus tau keadaan ibumu."

"Ah, kau tau apa? Kau sendiri?? Apa kau pernah memperhatikan ibumu?"

Catch Me, Sassy! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang