#21

1K 138 23
                                    

Jimin mondar-mandir di balik pintu di dalam kamarnya. Hari makin gelap, mengapa Sassy-nya belum pulang juga? Apa terjadi sesuatu?

Bayangan-bayangan buruk terus melintas. Sangat ketahuan kalau laki-laki itu panik. Jungkook yang berada bersamanya pun tak luput dari ketularan rasa khawatir. Makanan yang ia beli pun sekadar jadi hiasan. Pria bergigi kelinci itu tak sanggup makan, sementara gadis bernama Sohyun yang belum lama ini ia kenal masih di luar tak ada kabar.

Jimin pernah sekali bertemu Namjoon. Ia tau bahwa lelaki itu cukup dekat dengan Sohyun. Sayang, ia tak punya nomor yang bisa dihubungi. Sekarang bagaimana? Bagaimana Jimin mencari kabar soal Sohyun? Gadis itu juga tak punya handphone.

Astaga... Jimin sangat cemas. Ia menggigit kuku-kuku jarinya bahkan sampai berdarah.

"Aku harus mencarinya!"

"Hyung! Mau kemana? Ini sudah lewat jam malam! Kau bisa dihukum!"

"Aku tak peduli! Aku sangat khawatir! Dia seorang gadis, bagaimana kalau ada orang jahat yang mengincarnya di luar sana??"

"Kau mau keluar lewat mana, Hyung?"

Hanya ada satu jalan. Yaitu, jendela dan pagar bagian belakang asrama yang tak pernah dijaga.

Jimin meloncat dari pagar. Nafasnya memburu, terengah-engah bak kehilangan oksigen. Keringat keluar dari sekujur tubuhnya, membuat badannya yang tadi cukup harum semerbak mendadak berubah jadi tak sedap.

Pria itu melongok ke segala sisi, mau kemana dulu kakinya ia langkahkan? Tempat mana yang biasa Sohyun kunjungi? Andai Jimin tau kebiasaan Sohyun, dimana ia sering menongkrong dan menghabiskan waktu sendiriannya.

Akhirnya, Jimin mengambil arah menuju kampusnya. Ia menyisir ke setiap tempat. Cafe-cafe kecil sampai yang besar, restoran, taman, Jimin hampir memasuki tempat-tempat yang memungkinkan. Nihil! Ia tak menemukan kucing kesayangannya itu. Jimin lelah, baju dan rambutnya sudah berantakan.

Sampai lewat tengah malam pun, Sohyun tetap tidak ditemukan.

Ya Tuhan.. kemana kau Sohyun?

.............................

"Matamu menghitam. Kau kurang tidur?"

Jimin bersandar lesu pada salah satu bangku yang berada di sekitar kampusnya. Ditemani oleh Joy, Jimin bertumpu dagu dengan pikiran melayang terbang tanpa tujuan.

Joy menggerakkan jemarinya mengelus rambut kecoklatan milik Jimin. Ada rasa empati yang terpancar dari wajah cantiknya. Kemudian, tangannya berhenti dengan menyentuh bahu Park Jimin. Bibirnya mendekat ke telinga Jimin sembari berbisik, kau bisa ceritakan masalahmu padaku, Jimin.

Jimin mensejajarkan posisi duduknya dengan Joy. Mulutnya mulai terbuka dan kedua matanya kembali hidup dari kekosongan.

"Kucingku hilang."

"Kucing?"

Salah satu alis Joy terangkat. Kucing mana yang Jimin maksudkan?

"Iya. Apa kau melihatnya? Itu kucing jenis kaliko. Aku menamainya Sassy. Aku mencarinya semalaman, tapi tidak ketemu."

"Apa dia sebesar ini? Dan ada warna hitam di mata kirinya?"

Catch Me, Sassy! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang