"Siapa cowo itu?!"
Ceklek
Pintu kamar Fathan tiba-tiba terbuka, dan muncul wanita paruh baya dengan pakaian kerjanya yang terbilang modis memasuki kamarnya secara perlahan.
"Kamu sudah makan Athan?" iya, Athan adalah panggilan Fathan pada saat di rumah.
"Keluar dari kamar gue!" jawab Fathan dingin.
"Athan! Aku ini Mama kamu!" ucap wanita paruh baya itu dengan meninggikan suaranya.
"Mama gue sudah meninggal 4 tahun yang lalu!" jawab Fathan tidak mau kalah.
"Mama disini sudah menikah dengan Papa kamu 3 tahun yang lalu Fathan. Tanggung jawab menjaga kamu dan Adik mu sudah ada di tangan Mama semanjak mama resmi menjadi istri papa kamu!" ucap Mama tiri Fathan.
"Lo gak perlu bertanggung jawab atas gue dan Aura! Gue bisa jaga diri sendiri dan jaga Adik gue! Karena sejak Mama gue meninggal 4 tahun yang lalu, tugas menjaga Aura dan semua tanggung jawabnya menjadi tugas gue dan Papa, tapi semenjak Papa nikah sama lo, tanggung jawab Aura hanya ada di gue! Bukan lo maupun Papa!" jawab Fathan lantang dengan nada menekan setiap kata nya, menandakan dia tidak bisa di bantah.
"Karena gue tau, selama ini Aura selalu lo bentak! Dan itu semua buat dia jadi gak percaya diri! Karena punya Mama Tiri yang betul-betul hanya menginginkan Papanya serta HARTA Papanya!" sambung Fathan. "Dan bodohnya lagi, laki-laki yang gue panggil Papa gak melihat itu semua"
"Cukup Fathan! Iya saya disini hanya butuh harta Papa kamu! Hanya harta! Tapi Papamu selalu memanjakan Adik kamu yang selalu minta yang macam-macam! Adik kamu itu hanya anak perempuan yang penyakitan! Gak ada gunanya! Selalu saja merepot-"
Brak!
Ucapan Wanita paruh baya tersebut yang tak lain adalah Sarah, Mama tiri Fathan, terpotong karena bantingan vas bunga yang hampir saja mengenai wajahnya.
"KAMU GILA FATHAN?!" ucap Sarah lantang karena kaget dengan apa yang di lakukan Fathan.
Ceklek
"Bang ada apa? Astaga! Vas bunganya kenapa jadi begini Bang? Tante Sarah ngapain disini?" ucapan dari Aura adik Fathan atau yang bernama lengkap Laura Salsabila Syifa. Aura berbeda 2 tahun dari Fathan. Aura mengidap penyakit Leukimia sejak umurnya berusia 9 tahun, dan sudah mengidap penyakit tersebut selama 5 tahun.
"Aura keluar." tegas Fathan, yang langsung di turuti Aura.
"Lihat adik kamu itu Fathan?! Kamu lihat?! Dia benar-benar menyusahkan! Seharusnya tidak perlu gadis seperti dia hidup lagi! Bisanya membuang-buang uang!" bentak Sarah yang semakin membuat amarah Fathan memuncak.
"Lo keluar dari kamar gue, sebelum tubuh lo ada yang patah di tangan gue." jawab Fathan pelan namun berkesan mengancam.
Sarah yang mendengarnya langsung berbalik badan, karena dia tau bahwa anak tirinya tersebut tidak pernah main-main atas ucapannya. Tanpa Sarah dan Fathan sadari, Aura mendengarkan apa yang mereka perdebatkan sedari dia keluar dari kamar Fathan tadi.
****
"Aura?" panggil Fathan sambil memasuki kamar Aura. "Ra? Ayo kita turun, makan bareng abang" lanjut Fathan saat melihat kamar Aura kosong, ia berpikir bahwa Aura berada di kamar mandi, jadi Fathan menunggu sambil melihat lihat buku yang di koleksi oleh Aura. Namun sudah beberapa menit Fathan menunggu, tidak ada tanda-tanda Aura keluar dari kamar mandi.
"
Ra kamu di dalam?" tanya Fathan sambil mendekati pintu kamar mandi dan membukanya. Apa yang di lihat Fathan saat ini membuatnya sangat panik, bagaimana tidak? Aura tidak berada di dalam kamar ataupun kamar mandi. Lalu dimana Aura?
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Saya Menyimpan Rasa
JugendliteraturYa Allah, apakah saya berdosa menyimpan rasa? Apakah berdosa melihat senyum manis yang terkesan dingin, namun selalu menarik perhatian? Jujur saja, saya sangat takut dengan perasaan ini. Saya takut, perasaan ini membawa saya jauh akan surga-Mu. - Ai...