29. Benar Benar Licik

1K 70 0
                                    

Keesokan paginya, di hari sabtu, sekolah saat ini sedang libur karena sistem sekolah yang Full Day School.
Aiza yang sudah bangun masih berada di depan laptopnya memperhatikan semua gerak gerik Aura yang seperti tidak bertenaga.

"Zaaa! Ele mau tidur lagi nih!" ucap Nara saat melihat Elea yang sedang mencari posisi nyaman untuk tidur.

"Ele.. Bangun sini, jangan malas mentang-mentang libur. Ingat misi kita yang di kasih Fathan." ucap Aiza sambil melihat Elea yang sedang di tarik bangun oleh Nara.

"Ini nih yang buat gue kalo di hari libur malas nginap di rumah kalian! Wajib bangun pagi! Ini tuh libur tau gak sih? Tiap hari gue bangun pagi buat sekolah, masa dua hari aja gak bisa bangun siang!" ucap Elea kesal.

"Kata Bunda gue, rejeki nanti di patok ayam. Masa lo kalah sama Ayam tetangganya Aiza yang pagi-pagi sudah bunyi aje." ucap Nara sambil menepuk nepuk wajah Elea pelan.

"Iya-iyaaa!" ucap Elea yang merasa tersinggung di bilang kalah dengan seekor ayam. Aiza yang melihat itu hanya tersenyum takjub, melihat kelakuan kedua temannya itu.

"Acaranya besok malam atau malam ini?" tanya Nara.

"Kata Fathan sih besok malam, jadi besok pagi-pagi, Aura sudah di antar kesini sama Fathan, katanya biar gak di gangguin lagi sama iblis." jawab Elea yang di angguki sama Nara dan Aiza.

Saat ini Aiza dan kedua temannya masih saja memperhatikan Aura di dalam kamarnya, semuanya sudah terlihat, dimana setiap pagi siang sore malam, Sarah akan datang dan mencaci Aura. Aura hanya diam dan bertingkah dia sangat kuat, padahal setelah Sarah meninggalkannya, dia akan sangat terpukul dan memukul pelan dadanya, seperti sangat sesak. Aiza yang melihat itu semua tidak berhenti menangis, dari pagi hinggal malam.

Haikal yang melihat mata Adiknya yang sedikit bengkak awalnya khawatir, namun saat di beritahu oleh Nara bahwa Aiza habis menonton Film pun, ia jadi terdiam sendiri, melihat begitu mirisnya Adiknya, yang bisa menagis hanya karena Film. Dan celetukannya Elea mambuat Haikal tersenyum maklum.

"Ya Abang Haikal kayak gak tau seleumbut apa Hati seorang Aiza.. Dia liat orang jatuh aja, dia yang meringis kan." seperti itulah celetukan Elea yang di maklumi oleh Haikal.

****

Pagi ini, Aiza sedang duduk di ruang tamu, sambil menunggu Fathan yang katanya akan kerumahnya bersama dengan Aura. Yumna yang mengetahui kalau Aura akan di titipkan di sini sampai sore pun dengan semangat membuat makan siang untuk Aura.

"Assalamu'alaykum" ucap seseorang sambil mengetuk pintu rumah Aiza, Aiza yang mendengar itupun dengan semangat berlari ke arah pintu untuk membukanya.

"Wa'alaykumussalam" ucap Aiza sambil memberikan senyuman manis kepada Aura yang sangat terlihat semangat.

"Aura kangennn beratttttt sama Kak Aizaaaaa" ucap Aura sambil memeluk Aiza erat yang di balas oleh Aiza sama.

"Wah sudah datang." ucap Nara yang di ikutin Elea di belakang Aiza.

"Kenalin Ra, Temen Kakak sama Fathan. Ini Nara, dan ini Elea." ucap Aiza yang di balas senyuman manis oleh Aura.

"Hallo Kak, Saya Aura, Adik kandung Bang Athan." ucap Aura.

"Wah cantik sekalii Aura inii" ucap Nara sambil memeluk hangat Aura. Aura yang awalnya bingung oleh sikap Nara yang tiba-tiba memelukanya, kemudian jadi maklum, mungkin ini memang cara Nara berkenalan. Padahal, Nara saat ini sangat susah menahan tangisnya saat melihat perjuangan Aura sampai saat ini, terhadap apa yang di dapatnya.

Maaf, Saya Menyimpan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang