"Abang antar?" tanya Fathan pada Aura yang saat ini berada di depan gerbang sekolah Aura.
"Gak perlu Bang. InsyaAllah Aura bisa." balas Aura dengan senyum manisnya.
"Ingat, jangan makan sembarangan. Jangan kecapean. Obatnya di minum." ucap Fathan yang hanya di angguki oleh Aura sambil tersenyum lucu.
"Abang itu dingin, tapi Aura sayang, soalnya kalau sama Aura jadi orang tercerewet, melebihi Mama." ucap Aura dengan menahan tawanya. "Ya sudah, Aura turun ya Bang. Assalamu'alaykum." lanjut Aura.
"Wa'alaykumussalam. Pulang Abang jemput, ingat janji sama Papa!" teriak Fathan karena Aura yang sudah sedikit jauh dari mobilnya. Aura yang mendengar itu hanya memberikan tanda setuju dengan ibu jari tangannya.
****
Di kelas Aiza berada di samping Nara sedang menceritakan hobinya mengenai membaca novel terbaru. Elea yang tidak mengerti hanya diam, dan memainkan handphone yang ada di tangannya.
"Selamat Pagi Fathan!" ucap Elea saat melihat Fathan yang memasuki kelas. Aiza dan Nara yang mendengarnya langsung memandang orang yang di sapa oleh Elea tersebut. Fathan yang mendengar dirinya di sapa, awalnya menatap Elea, namun seketika tatapannya berpindah kepada Aiza dan itu membuat Aiza kaget, dan menundukkan kepalanya.
"Astagfirullah." ucap Aiza sambil memegang jantungnya yang sudah berdetak tidak normal. "Tenang, Aiza." ucap Aiza pada dirinya sendiri.
"Kenapa Za? Sakit?" tanya Nara panik.
"Engga.. Aiza baik-baik aja." ucap Aiza meyakinkan Nara.
"Fathan sudah sarapan?" tanya Elea kepada Fathan yang duduk di sebelahnya.
"Nar, gue gak bisa pindah tempat duduk?" tanya Fathan kepada Nara.
"Bisa, kalau masih ada yang kosong. Tapi sayangnya, cuma di sebelah bule bego ini aja yang kosong." ucap Nara yang membuat Fathan meneggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Kok Fathan jahat si? Sama Aiza Fathan gak gini loh!" ucap Elea kesal.
"Kok lo bawa-bawa Aiza si Le!" ucap Nara marah.
"Memang kan? Fathan itu suka sama Aiza! Karena cuma sama Aiza aja tatapan Fathan itu beda, cuma sama Aiza aja Fathan itu ngomong panjang lebar!" ucap Elea dan hal itu di perhatiakan oleh satu kelas.
"Kalo lo suka sama Fathan, ya bilang!Gak perlu bawa Aiza dalam hal itu! Ya itu hak Fathan mau baik sama siapa pun, dan satu lagi, kalo lo mau di perlakukan sama kayak Aiza, ya lo harus bisa seperti Aiza. Tapi gue yakin, lo gak bisa!" ucap Nara yang terpancing emosi.
"Lo gak mikir Le, kemana pun kota pergi, kalo sama Aiza, yang jadi perhatian itu dia!"
"Lo iri sama temen lo sendiri?!"
"Iya!"
BRAK!
"Sikap lo gak pantas di sebut sehabat terbaik." setelah memukul meja dan mengatakan hal tersebut, Fathan pun keluar dari kelas.
"Le.. Kamu kenapa?" panggil Aiza lembut.
"Gak usah sok peduli." ucap Elea sambil membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Saya Menyimpan Rasa
Ficção AdolescenteYa Allah, apakah saya berdosa menyimpan rasa? Apakah berdosa melihat senyum manis yang terkesan dingin, namun selalu menarik perhatian? Jujur saja, saya sangat takut dengan perasaan ini. Saya takut, perasaan ini membawa saya jauh akan surga-Mu. - Ai...