"Oke selanjutnya kedua anaknya, ada yang ingin memberikan kata-kata?" tanya Mc saat ini. Fathan yang mendengar itu pun maju bersama Aura di sampingnya, yang ia genggam tangannya penuh sayang.
"Oke Assalamu'alaykum." ucap Fathan yang di jawab seluruh undangan.
"Saya Fathan dan di samping saya ini Adik saya, Aura. Disini kita ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk Papa. Terima Kasih Pa, sudah membesarkan kita. Papa dan Mama benar-benar malaikat bagi kita 5tahun lalu." ucap Fathan berhenti sejenak membuat para undangan bingung karena ucapan Fathan barusan.
"Hm ini Fathan punya hadiah untuk Papa. Mas bisa di putar." ucap Fathan yang di angguki seseorang di belakang layar, terpampanglah wajah Fathan di layar lebar tersebut, sambil tersenyum manis. Semuanya takjub akan dekor di belakang Fathan saat itu, dan Fahri merasa bahagia melihatnya.
"Hallo Pa! Athan disini, Umur Papa bertambah tua nihh.. Hati hati kalau makan, jangan sembarangan, Papa punya riwayat hidup yang tidak bagus kan? hahaha" ucapan Fathan itu membuat semua orang tertawa, apalagi Fahri.
"Itu Fathan saya yang dulu saya kenal.. Hahaha" ucap Fahri kepada rekan kerja yang ada di sebelahnya, Sarah yang melihat itu memaksa tawanya.
"Papa jaga kesehatan, Athan sama Adek masih butuh Papa. Mama dulu sering bilang sama Athan, Papa itu susah di kasih tau, sama kayak Athan, susah di beri saran, sama seperti Athan. Kita sama ya Pa? Hahaha. Athan jadi ketawa kalau ingat 5 tahun lalu kita berdebat dan tidak ada yang mengalah, sampai mama pusing sendiri melihatnya. Apa lagi saat itu Adek sedang sakit-sakitnya, sampai Mama teriak loh Pa, demi diamin kita. Dan gak tau kenapa, Adek tiba-tiba ketawa karena kita debat. Dan Mama sampe bingung sendiri. Mungkin di pikiran Mama, kenapa keluarganya gak ada yang beres Hahaha." Fathan di rekaman itu sedikit berhenti dan menahan tawanya.
"Kalau di ingat-ingat, kenangan itu sangat indah ya Pa.. Sangat.. Walaupun Adek saat itu sudah sakit, tapi semuanya tetap baik-baik aja. Sampai..."
Fahri yang melihat Fathan meneteskan air matanya dalam video itu sedikit bingung, tak biasanya Fathan menangis.
"Mama pergi ninggalin kita.. Semuanya hancur!" ucap Fathan meninggikan suaranya.
Aura saat ini sedang berada di pelukan Aiza, karena Fathan entah pergi kemana, dia seperti menghilang.
"HANCUR BERANTAKAN!" lanjut Fathan dalam video itu.
"Apa-apaan ini, hentikan!" teriak Sarah yang di tahan oleh Fahri.
"Biarkan.. Anak saya sedang memperlihatkan emosinya. Saya ingin lihat." ucapan Fahri menahan Sarah.
"Semuanya hancur Pa.. Aura adek Athan, dia yang awalnya masih bisa menghadapi penyakitnya, jadi harus jatuh sejatuh jatuhnya, karena Mama pergi ninggalin kita. Di tambah Papa yang entah berada di mana saat itu. Papa gak tau seberapa sedih Athan ngeliat Aura yang benar-benar jatuh saat itu? Sakit Pa, sesak!" ucap Fathan sambil memukul mukul dadanya.
"Putri kecil kita Pa, Aura! Dia sekarat saat itu, Apa Papa tau? Engga kan! Tapi Athan mencoba untuk mengerti, mungkin Papa butuh waktu sendiri, karena Mama pergi ninggalin kita. Oke Athan maklumi, jadi disaat itu, Athan yang membantu Adek untuk bangkit lagi, dan Alhamdulillah, Adek bisa dan dia kembali. Saat itu Pertama kalinya Athan ngeliat Aura tersenyum.lagi setelah kepergian Mama, Athan benar-benar bahagia, 6 bulan waktu yang sangat panjang untuk membuat dia tertawa lagi Pa, sangat panjang. Tapi Athan bisa, Athan hebat kan Pa? Kalau Papa perlu tau, waktu itu Athan baru berusia 12 Tahun."
"Tapi kemudian Apa Pa? Kenapa? Papa merenggut kembali senyuman Adek, kenapa? KENAPA? KENAPA MEMBAWA WANITA KE RUMAH! SETELAH 3 BULAN ADEK BISA TERTAWA LAGI, KENAPA? hah apa Papa gak tau? Sesusah apa Athan berdiri sampai saat itu, Athan hanya bisa bertahan karena ngeliat senyuman Aura, tapi Papa merengutnya kembali. Papa benar-benar membuat Athan mau mati tau gak sih?! Athan harus meyakinkan Adek lagi kalau Papa masih mencintai Mama, Harus berusaha meyakinkan Adek kalau perempuan yang ingin Papa nikahi itu baik, dan itu sungguh susah Pa, umur Aura baru 10 tahun. Kenapa Papa harus membuat kita berpikir dewasa sebelum waktunya, kenapa Pa?" ucap Fathan menunduk dan menangis dalam video itu. Fahri yang melihatnya hanya bisa menangis. Aura pun memeluk Aiza semakin kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Saya Menyimpan Rasa
Novela JuvenilYa Allah, apakah saya berdosa menyimpan rasa? Apakah berdosa melihat senyum manis yang terkesan dingin, namun selalu menarik perhatian? Jujur saja, saya sangat takut dengan perasaan ini. Saya takut, perasaan ini membawa saya jauh akan surga-Mu. - Ai...