Aku bersembunyi di kelas sebelahku yang entah kelas siapa dan apa. Serempak penghuni asli kelas itu memandangku antara bingung dan juga heran.
“Eng, kamu anak kelas mana ya?” salah seorang cowok memberanikan diri bertanya padaku karena mungkin tempat sembunyiku adalah meja tempatnya duduk.
“Ssstt, kalo ada Romeo nyariin aku, bilang aja aku lagi hirbenasi di dalam kotak. Oke.”
Cowok yang dari papan di namanya bernama Angga itu cuma bisa menganga dan menggaruk-garuk kepalanya bingung.
“KARUN KAMU DIMANA? Eh, ngeliat Karun gak?”
Romeo bego! Udah dibilangin berkali-kali kalo... “NAMAKU KIRAN!” refleksku keluar dari tempat sembunyi sambil menunjuk-nunjuk Romeo. Loh, eh?!
“Oh kamu disitu!” ucapnya riang dan langsung masuk ke kelas yang kita anggap saja kelas z itu. “Aku bosen di kelas, kok kamu disini?”
Dengan tanpa dosa Romeo mendekatiku dan asal main gendong mirip adegan pangeran yang menggendong putri diantara lengannya. Bedanya, cara Romeo menggendong lebih mirip MENYERET ORANG SECARA PAKSA!
“Lepasin! Woy, lepasin!” rontaku yang tidak diperdulikan olehnya, melewati kelas itu aku mendapat tatapan membunuh dari para cewek. Sementara dengan santainya Romeo justru menyapa mereka satu-satu.
“Ini pacar aku loh!” dengan cengar-cengir dia memperkenalkan aku yang sudah menyerah kalah dengan tenaganya. Ini anak makan apa sih?
Kukira mau kemana, Romeo justru kembali membawaku ke kelas dan duduk di tempat di mana seharusnya Violet di situ. Ngomong-ngomong Violet kemana?
“Jadi, setelah aku teliti. Rumah buat Juliet itu salah tempat.” ucap Romeo dengan suara keren, otomatis dia jadi menarik perhatian penghuni kelasku, terutama anak-anak cewek yang baru sadar akan kehadirannya di dalam kelas itu. “Harusnya temperatur tempatnya itu bla bla bla bla...”
Selagi Romeo mulai bercerita panjang lebar, orang-orang memandang tak berkedip sama sekali seolah dia adalah pemandangan langka, sementara aku? Aku cuma bengong dan pura-pura mendengarkannya.
Jadi gini ya, kalian di suruh denger dongeng Science-Fiction tapi lebih suka genre Komedi, otomatis kalian jadi tidak peduli kan? Kira-kira begitu keadaanku saat ini. Males banget aku dengerin dia!
“Karin, kamu denger aku kan?”
“Iya, iya.” balasku sewot. Memang sesusah apa sih nyebut nama Kiran sampai-sampai dia gak hapal sama sekali?
“Woah, Romeo, tumben Lo keluar kelas?” sapa seorang cowok yang baru masuk kelas-ku. Namanya Amar, aku memang nggak tau dia kelas apa, tapi dia memang sering banget kesini cuma buat pamer jam tangannya yang mahal. Atau sekedar cerita barang-barang dari luar negerinya yang dikirim kakaknya. Pokoknya dia itu ibarat ATM jalan yang di dewakan anak-anak cowok di kelas kami.
“Eh, nomor absen dua. Kamu juga disini?”
Nomor absen dua? Serius dia manggil gitu? Kagetku entah harus memasang ekspresi apa. Tapi secara pribadi aku merasa sangat bersyukur ternyata ada nama panggilan yang lebih aneh daripada namaku.
“Justru lo yang ngapain di sini? Hahaha, masa lo tiba-tiba punya pacar? Pacar lo kan buku.” Amar tertawa terbahak-bahak seraya menepuk bahu Romeo.
Pacar Romeo buku? Entah kenapa firasatku mengatakan kalau buku yang dimaksud adalah buku yang berhubungan dengan ayam.
“Kamu juga tahu ya? Ini pacar aku, namanya Kiran!” dengan semangat 45 secara ajaib Romeo menyebut namaku dengan benar.
Semua orang di sana langsung menatap kaget bahkan ada yang berteriak histeris. Ya ampun, memangnya bener-bener seaneh itu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Comedic Love Story
Humor[Demi kenyamanan membaca. Disarankan follow sebelum baca] Meski aku pacaran sama dia, aku bukan pacar dia. Dia Romeo, sang pangeran yang akhirnya menemukan "Juliet" nya. Dan sialnya, aku hanyalah Cinderella di dalam ceritanya. [Warning!! Dibutuh...