Sekarang sedang libur semester satu. Di hari pertama liburan, Romeo menghabiskan waktunya di atas meja makan. Dia menungguiku yang sedang makan kue dari Mamanya.
Tentang hasil peringkat? Aku juara satu umum, secara mutlak. Ini beneran, aku nggak sedang membanggakan diri. Yang bikin aku heran satu—Romeo. Kok bisa-bisanya dia juga juara satu umum. Dari kelas yang ekslusif lagi. Padahal kerjaannya cuma ngeliatin ayam.
“Karina.” panggilnya tiba-tiba.
Aku membeo saat Romeo mengatakan hal yang tidak seperti biasanya. Ya, dia emang sering manggil aku dengan nama yang salah. Tapi kali ini niat banget nggak sih salahnya? Karina loh.
Suara hatiku hendak memprotes, tapi mulutku yang bosan tidak mau berkoordinasi. Ya, aku udah menyerah untuk mengingatkan si penggila ayam ini kalau namaku Kiran. Bukan Kirana, Keran, Koran, atau apalah yang berinisial K.
“Aku bosen,” hela Romeo. "Besok kamu ada waktu nggak?"
Aku pikir pertanyaannya nggak berdasar banget deh. Kayaknya kemarin-kemarin dia cuek aja bawa aku kerumahnya.
“Jalan-jalan yuk?” ajaknya.
Aku bengong, “Apa?”
"Jalan-jalan." Romeo mengulangi perkataannya. Aku otomatis meletakkan telapak tanganku ke dahinya. Dia nggak demam. Sehat wal afiat.
“Kok nggak kayak kamu biasanya. Kalo bosen kan kamu bisa main sama Juliet. Kamu sakit ya?”
Romeo mengerucutkan bibirnya dan malah menempelkan pipinya di atas meja.
“Aku juga kan bisa bosen. Besok jalan-jalan ya. Ke bukit sakura atau tempat-tempat refreshing juga boleh.”
“Serius kamu ngajak aku! Berdua!?” aku gempar langsung menggebrak meja makan.
“Dih! Ya sama Juliet juga lah.”
Aku membeo lagi mendengar ucapannya. Dih? Dia beneran sebenci itu ya sama aku. Lagian jalan-jalan sama ayam. Orang waras mana yang melakukannya? Lagian orang gila juga kayaknya nggak ada yang begitu.
“Kalo ngajak Juliet aku nggak mau. Kamu aja sana sama dia.” aku protes.
“Yah, jangan dong. Nanti siapa yang megangin.”
“Ya kamu.”
“Terus yang nyetir siapa?”
“Ya kamu.”
“Ih. Mana bisa.”
“Bisain dong.”
Romeo mengejarku saat aku meninggalkannya ke dapur. Entah kenapa, rasanya kehidupan normalku mulai menjauh sejak Romeo sering dateng. Padahal biasanya, waktu liburan adalah waktu seorang Kiran main HP sepuasnya tanpa mikirin PR. Sekarang tiap hari aku malah harus nemenin dia ngurusin satu ayam songong di kandang.
Jujur aku nggak ngerti kenapa orang-orang bisa mengidolakan Romeo. Karena kenyataannya, orang ini benar-benar nggak bisa diidolakan.
**
“Petok! Petok!”
Suara berisik dari belakang, mau nggak mau buat aku melihat ada kejadian apa. Tapi aku nyesel ngeliatnya, ternyata Romeo lagi mendekap ayam satu. Nggak tau ngapain, aku nggak peduli.
Tiba-tiba dia berdiri setelah menaruh Juliet ke dalam kandang. Menyadari keberadaanku, kemudian dia melihat ke kandang Juliet lagi.
“Kita putus aja.”
Aku nyaris tersedak air putih yang sedang kuminum saat Romeo tiba-tiba mengatakan hal itu.
Aku nggak salah denger? Dia mau putus sama aku! Beneran?!
“Nanti kalo aku udah pulang, kita pacaran lagi ya, Juliet.”
Bodo amat!
Aku menggempar tembok disebelahku. Kukira dia ngomong sama aku!! Dasar nggak waras. Ternyata kebegoannya belum tobat juga.
Dengan murung, Romeo jalan mendekatiku. Aku yang melihatnya cuma diam saja.
“Aku barusan putus sama Juliet,” Romeo tersedu.
“Y.”
“Demi Kirin aku mutusin Juliet...”
Jangan bohong, dia cuma pengin jalan-jalan aja karena bosen kan. Karena aku bilang nggak mau pergi kalo ada Juliet, dia jadi nggak bisa ajak Juliet. Yang artinya sama aja dia nggak menghargai Juliet sebagai pacar aslinya. Makanya sementara dia bilang putus dan bakal balikan lagi nanti.
Sumpah! Lagian tuh ayam nggak bakal ngerti Romeo!!
Aku teriak-teriak dalam hati gara-gara kebegoannya.
“Ah, iya, iya, terserah. Ya udah besok kita jalan-jalan, bawa Juliet nggak papa. Asal kamu yang pegang pas lagi jalan-jalannya.” ucapku terpaksa malas melihat wajah murungnya.
Dalam sekejap mata Romeo berbinar-binar. Besoknya dia langsung menyiapkan kandang khusus buat Juliet yang entah dibelinya dimana. Dan kami sampai di tempat jalan-jalan.
Aku cuma bisa tersenyum dan bersabar dalam hati saat Romeo lebih banyak mengajak Juliet bicara ketimbang aku yang adalah manusia.
Tolong, buat aku menghilang...
***
21.07.19
KAMU SEDANG MEMBACA
Comedic Love Story
Humor[Demi kenyamanan membaca. Disarankan follow sebelum baca] Meski aku pacaran sama dia, aku bukan pacar dia. Dia Romeo, sang pangeran yang akhirnya menemukan "Juliet" nya. Dan sialnya, aku hanyalah Cinderella di dalam ceritanya. [Warning!! Dibutuh...