11

192 18 2
                                    

Kalau di dunia ini ada penghargaan keluarga paling nggak normal se-alam semesta.

Dengan sangat-sangat luar biasa keberatan aku akan memberikan penghargaan itu ke keluargaku.

Kalau ditanya alasannya. Aku rasa salah satu ke-nggak normal-an ini bakal menjawab segalanya.

“Kirannnnnnnnn!!!”

“Berisik ah.” aku protes.

Tersangka yang hampir merusak pintu dan gendang telingaku itu bodo amat dengan sepatu yang masih dipakainya dan langsung mengusap kepalaku.

“Aku kangen!!!”

“Akunya enggak.” balasku seadanya.

Orang itu tertawa terbahak-bahak sembari duduk di sofa sebelahku menyandarkan punggungnya.

“Adikku kok jutek banget sih.”

“Ya.”

Yap. Perkenalkan dia adalah anggota keluarga astral yang merupakan satu-satunya kakak-ku. Usia 19 tahun tapi kelakuan kayak anak 5 tahun—nama : Arkan Pramana.

BRAK!

Suara dobrakan pintu tanpa izin kembali muncul. Kayaknya aku perlu telpon 911 biar dibuatkan pintu doraemon yang bisa membuat tamunya kesasar ke luar angkasa.

“Koran! Ini darurat!! Juliet—?”

Ah.

Dua orang yang paling nggak ingin kutemui, malah saling ketemu.

***

“Singkatnya, lo pacarnya Kiran?” tanya Kakak menginterogasi Romeo yang baru datang. “Itu nggak mungkin, karena Kiran sebenernya pacar gue.”

Ngaco.

Romeo menatapku. Aku menggeleng untuk memberitahunya kalau itu gak benar. Tapi, aku pacaran sama dia juga gak benar kok.

“Kalo gitu aku pacar keduanya!” dia menyatakan dengan polos.

Hadeh. Apa nggak ada orang normal disekeliling aku ya? Aku cuma bisa menatap datar.

“Kiran, nggak boleh gitu. Kamu masih kecil, nggak boleh punya pacar dua.”

Aku menatap datar. Jadi kalo udah dewasa boleh gitu?

“Ya, tapi terserah sih. Sebanyak apapun pacar Kiran, Kakak bakal jadi satu-satunya yang nikahin kamu. Haha ha.” Kakak berdiri dengan bangga.

Romeo ikut-ikutan berdiri. “Aku juga mau nikah dengan Jul—Krian!”

Dia mau bilang Juliet kan? Ya, kan? Tolonglah. Belum ada manusia yang nikah sama hewan di Indonesia.

Aku menengahi mereka yang tiba-tiba saling sibuk adu mulut.

Sebenarnya ada baiknya aku kabur keluar rumah daripada ngurusin hal kayak gini. Tapi berhubung satu-satunya rumah yang bisa kukunjungi cuma rumah Nenekku yang gaul. Aku lebih milih nyelesaian hal gak guna ini. Baik kan, aku?

Kalo dipikir-pikir nggak ada penghargaan buat orang paling sabar di dunia ya? Aku dengan senang hati bakal mencalonkan diri kok.

“Kak, ini Romeo. Tetangga kompleks. Dia temen satu sekolah Kiran. Dan kami NGGAK pacaran.” aku mengenalkan Romeo.

Romeo mengangguk, kemudian menggeleng dengan cepat. “Kita pacaran!”

Mem-bodo-amatin ucapannya, aku melanjutkan perkenalan.

“Ini Kak Arkan, kakak kandungku. Singkatnya kami nggak mungkin pacaran apalagi nikah karena jelas bakal ngelanggar hukum.” jelasku menekankan kata 'nggak mungkin'.

Kakak melipat kedua tangannya di dada dan tersenyum angkuh. “Gue anak hukum, nanti gue ganti undang-undang biar saudara kandung bisa nikah.”

Dan seperti yang kalian tahu, meski saat ini Kakak menempuh Kuliah jurusan Hukum di Universitas Ternama. Motivasi dia belajar hukum bener-bener nggak bermoral. Mungkin kalian udah tahu. Tapi Kakakku ini memang seorang siscon level neraka.

Membuktikan bahwa keluargaku bisa lebih aneh daripada sekadar fanatik ayam.

Punya keluarga yang fanatik ayam dari Nenek, Kakek, Mama, dan Papa. Sekalinya ada yang normal, malah ngidap penyakit siscon.

Demi ayam, apa yang lebih gak normal dari semua hal ini?

Ada.

Cerita ini masih ada yang nunggu.

Sekian.

***

01.06.2020

Comedic Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang