Chapter 48

51.6K 2.6K 138
                                    

Bagi Readersku yang setia nunggu notif Secret Admirer,

Bagi semua Readersku yang pada chapter terakhir, komentar; Lanjut!

Selamat...!

Author telah menjawab pertanyaan kalian dengan memutuskan MELANJUTKAN cerita ini!

*** 

10 tahun kemudian....

"Kepada saudari Ana Camelia Diandra, Sarjana Humaniora, dipersilahkan maju kedepan untuk mendapatkan penghargaan dari Pak Menteri Sosial RI atas prestasinya membangun desa maju dan mandiri," ucap Pembawa acara penghargaan sosial tersebut mempersilahkan wanita berusia 27 tahun yang biasa dipanggil Ana itu untuk naik ke panggung.

Ana, dengan senyum lebarnya dia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat temannya yang turut bahagia sambil bertepuk tangan dan memandang Ana.

Ana berdiri dan berjalan maju ke depan diiringi dengan tepukan meriah dari semua orang yang hadir dalam acara bergengsi tersebut.

Setelah sampai di panggung, dia segera menerima medali dan tropy sebagai simbol penghargaan yang diberikan kepadanya. Selain itu dia juga mendapatkan hadiah beasiswa untuk melanjutkan study S2 nya di Belanda dari Kementrian Sosial.

"Silahkan kepada saudari Ana Cemelia Diandra, S.Hum, untuk memberikan ungkapan singkat pada acara ini setelah diberikan penghargaan oleh Pak Menteri Sosial!"

Ana maju untuk mendekatkan dirinya pada stand microphone dan mulai mengucapkan salam sebagai permulaan.

"Alhamdulillah, puji syukur pada Tuhan yang maha Esa. Sebelumnya saya tidak pernah membayangkan bisa mendapatkan penghargaan sebesar ini. Saya yakin ini berkat do'a dan restu orang tua saya yang sangat saya cintai. Namun sayang sekali mereka tidak bisa datang malam ini. Terima kasih kepada Bapak Presiden RI, Menteri sosial, Kepala Dinas Sosial, semua rekan kerja saya yang selalu mensupport saya, Pak kepala desa dan semua warga yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Saya meyakini bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Terima kasih," Ungkap Ana sebelum mengucapkan salam untuk mengakhiri kalimatnya.

Tepuk tangan meriah langsung mengiringi suasana ketika Ana mengakhiri kalimatnya dan berjabat tangan dengan Pak Menteri Sosial sebelum ia meninggalkan panggung dan kembali duduk bersama rekan kerjanya.

***

"Gila kamu An, kamu selalu buat kita iri! Ya gak?" kata Yeni, rekan kerja Ana di Dinas Sosial.

"Iya, bener, buat iri aja!" jawab rekan kerjanya yang lain bersamaan ketika mereka semua duduk melingkari menja bundar untuk sarapan di hotel setelah acara penghargaan tadi malam.

"Kamu selalu berprestasi, kreatif dan punya inovasi-inovasi baru untuk Desa binaan yang tertinggal supaya bisa maju dan mandiri!" tambah Rendra yang juga rekan kerja Ana.

Ana hanya bisa tersenyum menanggapi pujian mereka. Dia sangat bersyukur mendapatkan pekerjaan yang bagus dan teman serta rekan kerja yang baik seperti mereka.

"Jadi kapan kamu berangkat ke Belanda?" tanya Nando selaku sekretaris Kepala Dinas sosial.

Ana memiringkan kepalanya sambil menciutkan pandangan matanya mengira-ngira sebelum ia menjawab. "Hmm... masih lama, sekitar 4 bulan lagi."

"Terus rencanamu selanjutnya?" Krisan bertanya setelah ia menyeruput kopinya.

Ana tersenyum dan mengambil cangkir kopinya untuk meminum kopinya sebelum ia menjawab pertanyaan Krisan. "Aku mau liburan," jawabnya singkat.

Seketika semua temannya terdiam, terbelalak memandang Ana dengan wajah heran. Ana pun demikian, heran dengan respon mereka terhadap jawabannya. "Kenapa?"

"Kamu serius?" Yeni bertanya dengan masih memasang wajah heran.

"Jadi kamu mau ambil cuti?" tambah Nando penasaran.

"Iya. Ada yang salah?" jawab Ana dengan memandang mereka serius.

"Hmm... bukan gitu An, kita heran dan agak shock aja. Selama ini kan kamu gak pernah ambil cuti. Ya terkesan kamu gila kerja aja...," jelas Rendra diikuti dengan senyuman.

Kembali Ana menanggapinya dengan senyuman namun kali ini sambil memakan kuennya.

"Iya An, kita kira kamu itu gila kerja lho! Ya syukur lah, kamu akan ambil cuti, kamu harus punya waktu untuk dirimu sendiri! Me time...!" tambah Krisan.

Setelah Ana memakan kuenya, dia pun menanggapi komentar mereka tentangnya. "Hey, kalian tau kan, kerjaan kita memang sering keliling ke daerah terutama daerah terpencil. Itu bagian dari pekerjaan kita guys! Dan kalian masih ingat jargon kita kan?"

"The important thing is to enjoy your life- to be happy- it's all that matters!" semua menjawab jargon mereka dengan serentak sambil tertawa bersama.

"Oke, oke, jadi kamu liburan kemana An?" tanya Nando.

Ana mengerutkan dahinya sambil berfikir. "Bali?"

"Ayolah An..., bukannya kamu sudah sering ke Bali ya? Ya meskipun dalam rangka pekerjaan tapi kan kamu sudah tau Bali!"

"Kalian punya rekomendasi lain?"

"Hmm... gimana kalau Halmahera? Aku dengar disana pemandangannya bagus dan ada Resort baru yang buat wisatawan nyaman! Kemarin aku baru dapat brosur paket liburan kesana! Aku lupa pastinya tempatnya apa, tapi kalau kamu mau, aku bisa ngasih brosur itu ke kamu An!" Rendra memberikan pilihan pada Ana.

"Oke, makasih ya. Jangan lupa besok bawa brosurnya!"

"Siap!"

***

Ana berjalan menyusuri bibir pantai pulau Halmahera yang sangat indah tanpa beralaskan kaki dan memakai baju berbahan sifon putih yang jatuh selutut dilengkapi dengan topi cantik berwarna coklat muda menghiasi kepala dan rambutnya.

Rasanya sudah sangat lama ia menginginkan suasana ini. Pantai indah, gelombang ombak, desiran angin, suara burung, beningnya laut, birunya langit dan... sendiri.

Sesaat Ana menghentikan langkahnya dan memandang laut lepas. Dia mulai merangkai syair yang sudah lama sekali tidak ia utarakan.

Bagaimana kabarmu?

Di belahan dunia manakah kini kau berada?

Kau yang jauh atau aku yang menjauh?

Dari dulu kau selalu jauh disana....

Dan aku?

Bagaimana bisa usahaku sia-sia seperti ini?

Karena aku masih memikirkanmu hingga kini....

-Secret admirer-
***

Udah siap PO bukunya kah, my lovely readers?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah siap PO bukunya kah, my lovely readers?

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang