Chapter 46

43.1K 2.9K 155
                                    

Hai... Hai... Hai...

Halo Hai...

Sebelum membaca chapter ini, siapkan hati dan oksigen ya...

Hihihi...

***

"Cowok brandal! Kalau sampe Elia kenapa-napa, gue bunuh lo!" gumam Bagas murka sambil berlari cepat mencari Elia.

***

Jus jeruk Elia sudah tiba. Elia tidak langsung meminumnya. Dia masih ingin menjelaskan pada teman-temannya tentang hubungannya dengan Bagas.

"Hmm... teman-teman-" lagi-lagi ucapannya terhenti ketika Hp Arsen bergetar.

"Halo." Arsen mengangkat telfonnya.

"...."

"Oke, satu jam lagi saya akan kesana." Arsen mengakhiri telfonnya.

"Guys, sorry, gue harus cabut sekarang," ucapnya pada teman-temannya.

"Mau kemana, Sen?" tanya Edgar.

"Ke PMI," jawab Arsen singkat.

"Ada pasien yang butuh, Sen?" tanya Tata.

"He'em."

"Maksudnya?" tanya Elia bingung.

"Arsen punya jenis darah langka, El... golongan darahnya O Rhesus negatif. Lo tau gak, kalau orang dengan golongan darah Rhesus negatif itu hanya sekitar 1% dari seluruh penduduk Indonesia," jelas Aster.

"Arsen dan kita semua udah biasa donor darah ke PMI tiap 3 bulan. Jadi PMI udah punya data kita. Kalau ada yang butuh ya tinggal hubungi kita aja gak pa pa...." lanjut Tyas yang membuat Elia langsung melongo kagum dengan teman-temannya ini.

"Kalau lo mau donor juga bisa sama kita nanti, El, jadwalnya 1 bulan lagi," tawar Rifki.

Elia tersenyum, "Tentu."

"Baguslah kalau gitu. Oh iya, sebelum gue cabut, kita bersulang dulu yuk sama jus-jus ini!" pinta Arsen sambil menenteng jus jambu merahnya.

"Yuk...!" jawab mereka semua ikut menenteng semua minumannya.

"Chears...!"

"Elia...!" teriakan Bagas mengentikan tangan Elia yang sudah mengangkat segelas jus jeruk untuk meminumnya.

Semua teman-teman Elia berdiri termasuk Arsen. Semua pengunjung cafe pun memperhatikan Bagas.

Bagas melangkah cepat tanpa ragu dan langsung memukul wajah Arsen sampe warna merah menyala terlihat di sisi kiri pipinya.

"Bagas...!" Elia berteriak sambil memegangi lengan Bagas untuk mencegahnya memukul Arsen lebih lanjut.

Semua penghuni cafe ketakutan melihat adegan tersebut.

"Mau lo apa..?!" teriak Arsen murka dan siap membalas pukulan Bagas.

Arsen memukul Bagas dan Bagas pun kembali membalasnya. Juna, Rifki dan Edgar berusaha melerai mereka namun sia-sia. Tenaga mereka berdua sangat kuat.

Mereka saling berkelahi sampai Arsen pun tersungkur dan kemurkaan Bagas belum reda. Bagas tetap saja memukuli Arsen meski Arsen sudah tersungkur ke lantai.

"Bagas, hentikan!" Elia menangis sambil berlutut untuk memegangi lengan Bagas namun Bagas tak mempedulikannya sampai Elia pun memeluk Bagas dengan erat.

"Bagas... hentikan... tolong...!" isaknya dan Bagas pun menghentikannya sambil mengatur nafasnya.

Bagas berdiri masih sambil dipeluk Elia. Sedangkan Arsen segera dibantu berdiri oleh teman-temannya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang