Chapter 35

49.4K 3.5K 49
                                    

Halo Gengs...!

Sebelumnya Author mohon maaf ganti judul dan cover tanpa pemberitahuan sebelumnya...wkwkwk

Tapi tetep SA (Secret Admirer) kok...

Sebagai gantinya, hari ini Author akan tetep UP buat kalian readersku tercinta...

Love Love Love...

Oh iya... kalau kalian ada banyangan cast yang lain monggo komen ya...yang menurut kalian cocok aja...

Kali aja nanti Author juga bisa ganti cast nya...

Maklum, Authornya agak culun masalah artis-artis gitu...Hahaha... pisss

*** 

"Sayang...!" teriak Tante Ani dan Om Eko bersamaan sambil tersenyum dan berlari lalu memeluk Elia yang baru pulang sekolah.

Elia terdiam bingung dengan sikap kedua orang tuanya yang sangat terlihat bahagia tersebut.

"Eh,.. Ada apa Yah, Bu?" tanya Elia bingung.

"Sayang, kita telah mendapatkan hadiah besar!" ujar Ibunya semangat sambil melepaskan pelukannya dan memandang Elia.

"Ha... hadiah?"

"Iya sayang. Kita mendapatkan uang tunai 100 juta rupiah!" jawab Ayahnya yang juga sangat semangat.

"Apa?!" Elia sangat kaget sekaligus bahagia bahkan hampir tidak percaya.

Elia bisa melihat kedua orang tuanya mengangguk bahagia.

"Ba... bagaimana bisa?" tanya Elia gugup saking bahagianya namun juga untuk meyakinkan dirinya akan hal tersebut.

"Dari perusahaan telekomunikasi yang dulu kita sangka menipu kita!" jawab Ayahnya.

"Apa?! Bukannya kejadian itu sudah beberapa tahun lalu?" seketika terbesit sedikit rasa curiga di hati Elia.

"Hmm... sa... sayang, mereka tadi datang menemui kita dan minta maaf kalau hadiahnya baru bisa diberikan hari ini... begitu... Eh, Iya kan Yah?" jawab Ibunya berusaha menutupi kegugupannya.

"Eh, I... iya sayang! Awalnya kita curiga tapi mereka benar-benar minta maaf dan ngasih kita uang secara cuma-cuma... sampai kita juga sempat mengira kalau kita masuk acara santunan yang biasa ada di TV!" jelas Ayahnya melengkapi jawaban istrinya.

Elia melongo sambil menutup mulutnya yang terbuka itu dengan tangan ketika mendengar jawaban orang tuanya. Dia sangat senang dan bahagia. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Air mata bahagia pun keluar dari mata Elia sampai dia bersujud karena rasa syukurnya.

"Sayang, mulai sekarang kamu tidak usah kerja lagi ya! Fokus saja sama sekolahmu," ujar Ayahnya sambil memeluk Elia.

Elia mengangguk dalam pelukan Ayahnya sambil menangis haru. "Alhamdulillah... terima kasih ya Allah...!"

Kedua orang tuanya terpaksa berbohong karena permintaan Bagas. Mereka berdua berfikir kalau hari ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu Elia tentang adanya uang tersebut, karena Papa Bagas sudah pulang dari rumah sakit dan pemberian uang itu juga sudah lewat beberapa hari lalu. Jadi kecil kemungkinan Elia akan curiga bahwa Bagas lah yang memberikan uang tersebut.

***

Elia masuk dalam kamarnya dan menelfon salah satu temannya. "Halo, Aster?"

Elia mengajak teman-temannya untuk belajar bersama mengerjakan PR matematika bersama. Ia sudah berjanji pada Pak Fatih kalau dia akan mengajari teman-temannya menjawab soal di PR tersebut.

"Lo gak kerja El?"

"Enggak! Udah gak lagi," jawab Elia antusias.

"What?! Kok bisa?"

"Udah ceritanya nanti aja. Jadi bisa belajar hari ini gak?"

"Oke, oke, gue hubungi teman-teman dulua ya... nanti kalau oke semua ya kita bisa belajar di basecamp geng motor Arsen, Oke?"

"Oke."

***

"Ah..! Elia...! Gue ikut seneng dengernya. Selamat ya!" ucap teman-temannya ikut bahagia atas kebahagian Elia serta keluarganya.

"Jadi lo bisa ikut latihan basket kan?" tanya Arsen pada Elia setelah ia mengcapkan selamat.

"Gue gak jago main basket. Tapi gue janji gue akan jadi penyemangat kalian saat latihan!" jawab Elia semangat.

Arsen tersenyum pada Elia. Semua temannya juga turut senang akan jawaban Elia.

"Oke, jadi kita bisa mulai belajarnya gak?" tanya Elia pada teman-temannya.

"Bisa...!" jawab mereka serentak.

Elia mengajari mereka semua layaknya seorang guru. Elia sangat telaten dan sabar mengajari mereka yang notabennya memang dari kelas buangan.

Hati Arsen tak hentinya mengagumi sosok Elia. Selain cantik, pintar dan pekerja keras, Elia juga sangat baik hati dan tidak sombong. Sejauh ini Arsen hanya melamun sambil memandang Elia.

"Arsen!"

Sapaan Elia membuat lamunannya seketika buyar. "A... apa?"

"Lo udah faham belum?"

"Yang mana?"

"Ya... yang semuanya!"

"Lo bisa nerangin ke gue lagi gak?"

"Ya ampun... lo tadi ngelamun aja sih!" ucap Elia kesal namun tetap saja ia kembali menerangkan pelajaran untuk Arsen.

Arsen terlihat sangat berkonsentrasi saat Elia mengajaarinya. Elia tersenyum melihat wajah Arsen yang serius itu.

"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Arsen heran.

"Gak...."

"Iya. Tadi lo senyum-senyum lihat gue! Lo suka sama gue?" tanya Arsen dengan PD nya.

Elia sontak kikuk dengan pertanyaan Arsen. "Ih... ke-PD an! Lo jarang terlihat serius saat belajar jadi gue ngerasa aneh aja lihat muka lo yang serius tadi...!" jawab Elia jujur.

"Oh, kirain...."

Tidak butuh waktu lama bagi Arsen untuk bisa memahami dan mengerjakan soal matematika tersebut.

Elia agak terkejut dengan Arsen yang menurutnya jauh lebih pintar dari teman-teman sekelasnya. Bahkan Elia berfikir bila Arsen belajar dengan giat mungkin saja dia bisa masuk kelas unggulan sama seperti dirinya dulu, yang pada awalnya biasa-biasa saja dan karena kegigihannya dalam belajar akhirnya dia bisa masuk kelas unggulan.

"El, Makasih ya. Lo udah ngajarin kita semua," ujar Arsen mewakili semua temannya.

"Sama-sama. Gue juga seneng kok! Kalau kita punya waktu luang lagi, kita bisa belajar bersama lagi."

Arsen tersenyum pada Elia. "Gue gak pernah lihat mereka sesemangat ini saat belajar. Lo tau sendiri di kelas kita kayak apa—"

"Guru nerangin dicuekkin, ditinggal ngobrol, tidur bahkan ngorok!" lanjut Elia sambil tersenyum.

"Apa lo harus jadi guru kita?" goda Arsen.

"Apaan sih... gue juga murid, sama kayak kalian," jawab Elia santai.

"Elia..! Makasih ya!" ucap teman-temannya bersiap untuk pulang.

"Sama-sama. Jangan hari ini aja belajarnya lho...!" pinta Elia pada teman-temannya.

"Hahaha... kalau gak malas ya Bu guru...!" jawab Aster sambil tertawa diikuti teman-temannya.

***


Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang