Prolog : First and Last

2.5K 210 2
                                    

"Every promise, must be kept"

30 November 20xx

Angin musim gugur berhembus kencang sore ini, sapuannya terasa dingin menusuk kulit, menandakan musim dingin akan segera datang.

Seorang anak laki-laki tampak tengah berjalan di sebuah taman rumah sakit. Mengenakan seragam khas prasekolah dengan nametag bertuliskan Hwang Hyunjin pada dada sebelah kirinya. Anak itu menghampiri pohon maple di samping danau buatan dengan daunnya yang sudah berguguran.

Hyunjin mendudukkan dirinya pada sebuah bangku panjang, pandangannya mengedar kesekeliling taman yang dipenuhi oleh para pasien dan perawat yang menemani mereka.

Namun, pandangannya terhenti pada satu objek.

Pada seorang wanita dewasa yang tengah duduk di sebuah kursi roda, tampak mengedarkan pandangannya kesegala arah, dan beberapa saat kemudian menghembuskan nafasnya gusar.

Seperti tengah menunggu seseorang-

dan seseorang itu tak kunjung datang.

"Noona itu sepertinya sendirian," gumamnya pelan, hingga tanpa sadar, kaki kecilnya mulai melangkah menghampiri wanita itu.

"Noona~"

Hyunjin menyapa dengan riang. Wanita itu menoleh, menatap Hyunjin sebentar sebelum mengembangkan sebuah senyuman lebar.

Hyunjin memang masih kecil, tetapi ia sudah bisa menilai, bahwa senyum wanita itu sangatlah cantik.

"Hai! Apa yg kau lakukan disini anak manis?" Wanita itu bertanya sembari mencubit pipi Hyunjin gemas.

Hyunjin terkekeh pelan, mengusap pipinya yang baru saja dicubit oleh wanita itu.

"Noona juga manis, hehe," kekehnya.

Wanita itu terkejut mendengar penuturan Hyunjin, ia membelalakan matanya sebelum akhirnya tertawa kecil.

"Kau mencoba menggoda noona? Eiyy anak kecil tau apa haha."

Wanita itu kembali mencubit pipi Hyunjin yang kini memasang wajah kesal.

"Noona jangan seperti itu, suatu saat nanti aku akan menikah dengan noona. Hehe," sahut Hyunjin asal.

Wanita itu tertawa keras, mengacak-acak rambut hitam Hyunjin dengan gemas. Ia harus berterimakasih pada anak kecil ini karena sudah membuatnya merasa terhibur.

"Kenapa tertawa?" Hyunjin menyilangkan tangannya di depan dada, memasang wajah kesalnya yang tampak menggemaskan.

"Tidak." Wanita itu mulai meredakan tawanya. Ia berdehem pelan sebelum menepuk pahanya sendiri.

"Mau duduk?" tawarnya.

Hyunjin terdiam, menatap wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain. Pipinya memerah.

Entah kenapa ia merasa malu.

"Hey tidak usah malu-malu begitu. Kau menggemaskan sekali." Akhirnya wanita itu menarik lengan Hyunjin.

Hyunjin sempat ingin menolak, namun ia sudah terlanjur nyaman duduk di pangkuan wanita itu. Akhirnya ia memilih untuk diam dan menurut.

"Kenapa kau ada dirumah sakit, kau tidak sakit kan?" tanya wanita itu penasaran.

Hyunjin menggeleng.
"Aku tidak sakit."

"Lalu?"

"Ibuku akan melahirkan, aku akan segera punya adik." Hyunjin berseru dengan antusias. Tersenyum lebar hingga membuat matanya melengkung indah layaknya bulan sabit.

PROMISE [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang