Epilog : First and Last

768 112 7
                                    

30 November

Angin musim gugur berhembus kencang sore ini, sapuannya terasa dingin menusuk kulit, menandakan musim dingin akan segera datang.

Seorang wanita tampak terduduk di atas sebuah kursi roda, sendirian tanpa seorang pun yang menemaninya. Pandangannya terus berpendar menatap sekeliling taman rumah sakit yang ramai, namun setelahnya ia menghembuskan nafas gusar saat tak menemukan apa yang tengah dicarinya.

Wanita itu —Yewon hanya bisa menahan tangisnya saat ini. Mencoba bertahan di atas janji Hyunjin yang tak kunjung menunjukkan kepastiannya.

Tapi, Yewon yakin pria itu tidak akan mengingkari janjinya, ia akan terus menunggu selama masih ada waktu yang tersisa.

"Noona~"

Tiba-tiba seorang anak laki-laki datang menghampiri Yewon, menyapanya dengan suara yang terdengar riang.

Kesedihan dan kegusaran yang tengah melandanya seolah hilang saat mendengar suara itu, Yewon refleks tersenyum lebar saat menatap anak laki-laki itu.

"Hai! Apa yang kau lakukan di sini anak manis?" Yewon bertanya sembari mencubit pipi anak itu gemas.

Anak itu terkekeh pelan, mengusap pipinya yang baru saja dicubit oleh Yewon.

"Noona juga manis, hehe," ucapnya.

Yewon terkejut, ia membelalakan matanya sebelum akhirnya tertawa kecil.

"Kau mencoba menggoda noona? Eiyy anak kecil tahu apa haha."

Yewon kembali mencubit pipi anak itu yang kini memasang wajah kesal.

"Noona jangan seperti itu, suatu saat nanti aku akan menikah dengan noona. Hehe," sahutnya asal.

Yewon tertawa keras, mengacak-acak rambut hitam anak itu dengan gemas. Ia harus berterimakasih pada anak kecil ini karena sudah membuatnya merasa terhibur.

"Kenapa tertawa?" Anak itu menyilangkan tangannya di depan dada, memasang wajah kesalnya yang tampak menggemaskan.

"Tidak." Yewon mulai meredakan tawanya. Ia berdehem pelan sebelum menepuk pahanya sendiri.

"Mau duduk?" tawarnya.

Anak itu terdiam, menatap Yewon kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain. Pipinya memerah.

Yewon terkekeh gemas melihatnya.

"Hey tidak usah malu-malu begitu. Kau menggemaskan sekali."

Akhirnya Yewon pun menarik lengan anak itu.
Anak itu terdiam. Menurut dengan apa yang dilakukan oleh Yewon.

"Kenapa kau ada dirumah sakit, kau tidak sakit kan?" tanya Yewon penasaran.

Anak itu menggeleng.
"Aku tidak sakit," ucapnya.

"Lalu?"

"Ibuku akan melahirkan, aku akan segera punya adik."

Ia berseru dengan antusias. Tersenyum lebar hingga membuat matanya melengkung indah layaknya bulan sabit.

Sejenak Yewon tertegun, bukankah- anak ini mirip dengan ....

Hyunjin?

***

Pemuda tinggi itu terus melangkahkan kakinya menyusuri jalan. Menapaki tanah yang tertutup oleh daun-daun kering yang jatuh berguguran.

Matanya berpendar menatap sekeliling, hingga akhirnya tatapannya jatuh pada satu sosok yang sangat dirindukannya saat ini.

PROMISE [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang