Chapter 11 : Dream?

562 110 4
                                    

"Hyung ... Oh my god! Hyung!"

Hyunjin tersentak kaget saat sebuah suara yang tidak menyenangkan mengusik gendang telinganya.

Pria itu langsung mendudukkan dirinya, menatap sekelilingnya dengan pandangan linglung.

"Yewon ...." Hyunjin bergumam pelan.

Matanya masih berpendar menatap sekeliling, mengabaikan sosok pria di samping ranjangnya yang kini menatapnya dengan alis bertaut bingung.

"Yewon? Siapa?" tanya pria itu berusaha memastikan.

Hyunjin mulai memandang pria itu, detik selanjutnya, memekik kaget saat menyadari siapa sosok itu.

"JISUNG? KENAPA KAU ADA DI SINI?"

Sontak saja Hyunjin melempari Jisung —adiknya dengan bantal yang berada di belakangnya-

Bugh!

-dan telak mengenai wajahnya.

"Aishh kau ini apa-apaan sih hyung?"

Jisung menggerutu kesal, mengambil bantal yang berada di bawah kakinya kemudian balik melemparnya tepat pada wajah Hyunjin.

Bugh!

Bukannya marah atau membalas perlakuan Jisung, Hyunjin malah terbengong seperti orang bodoh.

"Aku- aku dimana?"
tanyanya, membuat Jisung dibuat bingung untuk yang kesekian kalinya.

"Maksudmu?"

Hyunjin mengacak rambutnya frustasi, seingatnya ia tidur di kamarnya semalam setelah menyaksikan Yewon dibawa oleh orang-orang asing.

Tapi kenapa?

Okay, Hyunjin memang masih berada di kamarnya. Tapi kenapa ada Jisung? Sebenarnya tidak masalah juga, maksudnya adalah, kenapa suasananya terasa berbeda?

"Kau masih mengigau ya?"

Tanpa memperdulikan ucapan Jisung, Hyunjin segera beranjak dari kasurnya dan berlari menuju kamar sebelahnya.

Tapi, ternyata-

Kosong.

Oh yang benar saja.

Bahkan layar monitor dan benda-benda untuk keperluan sehari-hari Yewon pun tidak ada di sana.

Kamar itu kosong melompong, hanya ada tempat tidur dan lemari di sebelahnya.

Apa mungkin semua yang dia alami selama ini hanya mimpi?

"Yewon?"

Jisung yang sudah ada di belakang Hyunjin kembali dibuat bingung. Sebenarnya ada apa dengan kakaknya itu?

"Yewon? Kau ini kenapa sih? Siapa Yewon?" tanya Jisung tidak sabaran.

Bukannya menjawab, Hyunjin malah balik bertanya.
"Tunggu, ini tahun berapa?"

"Hah?"

Jisung melongo, demi Tuhan kakaknya kenapa?

"Ini tahun berapa?"

Hyunjin berteriak frustasi mengulang pertanyaannya, tanpa aba-aba pria itu merampas ponsel yang tengah digenggam oleh Jisung kemudian mengetikan sesuatu.

"Kau ini kenapa sih? Tidak menghubungi kami selama dua minggu, hilang seperti ditelan bumi, dan saat aku datang kau malah seperti orang gila. " Jisung mulai mengoceh.

Hyunjin tidak peduli dan masih sibuk dengan ponsel Jisung.

"Pemilik rumah terakhir, Kim Yewon dan ayahnya (disamarkan) tahun 20xx"

Lutut Hyunjin melemas seketika.

Jadi, tahun yang ia lihat di struk belanjaan itu benar adanya?

Tapi, bukankah itu tujuh belas tahun yang lalu?

Lalu apa yang sebenarnya terjadi?

Apa mungkin jika Hyunjin pergi ke masa lalu?

"Jisung, tolong sebutkan tanggal dan tahun sekarang," gumam Hyunjin lemas.

Jisung terheran dibuatnya, namun ia tetap merespon ucapan aneh dari kakaknya itu.

"29 November." jeda beberapa saat "20xy."

Tepat setelah ucapan itu selesai, Hyunjin merosot jatuh ke lantai, lantas tersenyum aneh kepada Jisung.

"Apa kau percaya kalau selama dua minggu menghilang sebenarnya aku pergi ke masa lalu?"

Hening.

Jisung mengerjapkan matanya kemudian mendengus kasar.

"Kau gila!"

Sahutnya kemudian melengos pergi meninggalkan Hyunjin setelah sebelumnya merampas ponselnya yang masih berada pada genggaman kakaknya itu.

Hyunjin segera berdiri, mengejar Jisung kemudian menarik bahunya.

"Aku serius. Tidak mungkin aku bermimpi, aku masih bisa merasakan saat aku mencium-"

Hyunjin menghentikan ucapannya, ia mengerjap canggung kemudian menggaruk kepalanya.

Dasar bodoh.

"Kau gila! Kau pasti bermimpi mesum. Menjijikkan."

Jisung hendak membalikkan tubuhnya, namun Hyunjin kembali menahannya.

"Apalagi? Aku tidak mau mendengarkan omong kosong gila mu itu. Ke masa lalu? Kau pikir siapa yang akan percaya? Dengan apa kau kesana? Sampai saat ini saja mesin waktu baru rampung dibuat. Belum ada seorang pun yang mengujicobanya."

Jisung mengomel di depan wajah Hyunjin. Bukannya merasa tertohok dengan ucapan adiknya itu, Hyunjin justru tersenyum lebar seolah-olah baru saja mendapatkan kabar baik.

"Kau benar. Kudengar sekolahmu membuat project mesin waktu juga 'kan? Ayo kita kesana dan curi mesin waktu itu."

Dan Jisung tidak dapat menahan dirinya untuk tidak memukul kepala belakang Hyunjin.

Plak!

"DASAR GILA!"


191118

PROMISE [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang