Sequel : When the Promise Will be Kept

663 110 16
                                    

Hyunjin tak hentinya mengumpat di sepanjang perjalanan menuju tempatnya bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin tak hentinya mengumpat di sepanjang perjalanan menuju tempatnya bekerja.

Ia mengutuk segala hal yang telah membuatnya terlambat, tak terkecuali Jisung yang terus merecokinya dengan segudang tugas sekolah yang memusingkan.

Padahal mereka sudah tidak serumah, tapi adiknya itu masih saja mengganggu kehidupannya.

Lain kali, Hyunjin akan membuat sensor yang membuat adiknya tidak bisa masuk kedalam rumahnya, atau mem-block nomor teleponnya sekalian.

Ini adalah hari pertamanya bekerja, dan ia sudah dibuat kelimpungan karena mencemaskan nasibnya sendiri. Akan tamat riwayatnya jika ia terlambat barang sedetik saja.

"Tunggu!"

Hyunjin bahkan baru saja memasuki gedung tempatnya bekerja, dan ia langsung berlari tak karuan sambil berteriak-teriak meminta seseorang di dalam lift untuk tidak segera menutup pintu liftnya.

Tinggal beberapa meter lagi dan Hyunjin semakin mempercepat larinya saat melihat sisa waktunya tak lebih dari tiga menit lagi.

Hyunjin hanya memusatkan fokusnya pada kecepatan larinya, tidak menyadari seseorang muncul dari belokan di depannya, hingga-

BRUK

Hyunjin tidak sengaja menabrak seseorang. Pria itu tidak terjatuh, namun matanya membelalak kaget saat melihat seseorang yang ditabraknya terduduk tak berdaya di lantai yang kotor.

Hyunjin bergerak cemas, memperhatikan seorang wanita berbaju biru yang ditabraknya tengah menunduk mengambil kacamata yang terjatuh tak jauh dari sana.

Hyunjin hendak menolong, namun ia tidak memiliki banyak waktu.

Maka, yang dilakukan Hyunjin adalah menatap sang korban dan lift secara bergantian, terdiam seperti orang bodoh tanpa melakukan tindakan apapun.

"Kau-"

Suara wanita itu mengudara bertepatan dengan pintu lift yang hendak tertutup, Hyunjin langsung berlari menuju lift dan sedikit menolehkan kepalanya ke belakang sembari berteriak.

"Maafkan aku. Aku sedang buru-buru."

Setelah itu, Hyunjin pun berhasil masuk ke dalam lift. Menyisakan sang wanita yang hanya bisa menghela nafasnya sembari berusaha bangkit berdiri.

Hingga beberapa saat kemudian, Beberapa orang berduyun-duyun menghampirinya.

"Sajang-nim, anda baik-baik saja?"

***

Hyunjin bernafas lega setelah mendengar kabar bahwa atasannya belum sampai di kantor. Ia mendudukkan dirinya di kursi tunggu dengan lemas, menetralkan nafasnya yang terengah tidak karuan.

PROMISE [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang