Hangover

3.6K 565 87
                                    

"Mungkin aku sudah gila."

Berkali Yoongi gumamkan kalimat itu disusul dengan satu tegukan whiskey dalam tenggorokan. Ia meringis, sudah lama sekali ia tak minum sebanyak ini. Sebotol soju saja kadang sudah berhasil membuatnya pening, terlebih kali ini ia sudah menghabiskan lima botol whiskey. Bahkan Seungwan yang setia mendampinginya hanya berdecak heran.

"Oppa, kau ini kenapa?", Seungwan menarik tangan Yoongi yang hendak memanggil bartender lagi. "Kau tidak biasanya minum sebanyak ini. Hentikan!"
"Lepas!", dengan kasar Yoongi menepis tangan Seungwan lalu berdecih kesal. "Kau tidak tau menahu tentang diriku, Son Seungwan. Kau hanya sok tau!"

"Astaga, kau sudah mabuk! Berhenti minum sekaㅡ"

"Yoongi Hyung?", suara bariton menginterupsi disertai langkah tergopoh menghampiri Yoongi dan Seungwan.
"Hey, itik buruk rupa! Kenapa kau membuat Hyungku mabuk begini hah?! Kau merencanakan sesuatu terhadapnya kan? Mengakulah!"

Seungwan merotasikan bola matanya jengah, "Justru Oppa yang membawaku ke mari, Kim idiot! Aku sudah berkali menghentikannya tapi dia tak mau mendengarku!"

"Hmmh. Berisik sekali!", Yoongi meracau lalu menolehkan kepalanya pada seseorang yang sudah menahan punggungnya. Matanya menyipit--memastikan apakah yang dilihatnya benar Taehyung atau bukan.

"Huh? Taetaeku yang manis ada di siniiiiii! Taetaeeee!"

Grep!

Dengan cepat Yoongi menghamburkan diri pada Taehyung yang sontak menangkapnya. Kedua tangan Yoongi mengalung erat pada pinggang Taehyung dan menyusupkan wajahnya pada dada dongsaengnya itu.

"Hyung, berhentilah minum dan kembali ke kamㅡ"

"Taetae brengseeekk!!", mendadak Yoongi melepas pelukan dan langsung mendorong Taehyung kuat-kuat hingga si empunya tersentak kaget.

"H-hyung!"

"Kau brengsek! Sungguh brengsek, hik! Kau membuat pikiranku kacau! Kau menyebalkan, hik! Taetae menyebalkaaaann!"

Taehyung tertegun, berpikir keras kenapa Yoongi berkata demikian. Faktor minum? Tapi setahunya Yoongi tidak terlalu suka minum. Ia hanya akan minum jika memenuhi 'undangan' atau jika benar-benar stres.
Dan lagi, kenapa Yoongi menyebut jika dirinya brengsek dan sudah membuat pikirannya kacau?

"Seungwan, apa yang sebenarnya terjadi?", Taehyung bertanya pada Seungwan yang kembali menahan Yoongi agar tak menuangkan minuman dalam gelasnya lagi.
"Aku tidak tau, tiba-tiba saja dia bertanya padaku soal minuman yang paling memabukkan dan langkahnya terhenti di sini. Kupikir Yoongi Oppa sudah terlihat aneh sejak mengajakku ke Macau."
Taehyung terbelalak, "Hyung yang mengajakmu jauh-jauh terbang dari Korea ke Macau? Untuk apa?"
Seungwan mengendikkan bahu, "Akupun tak paham, Tae. Aku hanya mengikutinya saja saat dia mengajakku--uh, kencan."

"Apa? Kencan?! Kenapa kencan? Kenapa bisa?"

"Kalian berisiiikkk!", Yoongi kembali merengek dengan sebotol vodka dalam pelukan. "Biarkan aku minum dengan tenang bocah! Kalian membuatku pusㅡhoeeekkk!!"

"Kyaaaa! Oppaaa bajukuuuu!", Seungwan menjerit histeris kala Yoongi menumpahkan isi perutnya di pakaiannya. Buru-buru Seungwan menjauh dan lantas mencari sapu tangan dan meminta air mineral botol pada bartender.

Taehyung bergegas menghampiri Yoongi kembali dan memapahnya meski berkali pemuda itu berontak minta dilepaskan.

"Lepas Taeee! Kau pengacau! Pergi dari hadapanku! Pergi! Pergiiii! Hik!", racau Yoongi lemas.

Taehyung menghela napas pendek, "Seungwan, aku akan membawa Yoongi Hyung ke kamar. Kau yang urus bill minuman Yoongi Hyung. Nanti kuganti."

"Ta-tapi Taeㅡ Tae! Taehyung! Yak, Kim Taehyung sialan!"

Seungwan bersungut-sungut saat mendapati kedua pemuda itu sudah berlalu saat dirinya sedang membersihkan muntahan Yoongi di bajunya.

"Permisi"
"Apa?!", Seungwan menoleh dengan wajah emosi saat seseorang menepuk bahunya pelan. Tapi sontak ia tertegun saat melihat siapa yang datang, wajahnya tak asing.

"Apa kau kekasih pria mabuk tadi?"
Seungwan terkesiap, jujur saja dia bingung hendak menjawab apa.
"Kenapa kau bertanya? Tunggu, kau yang tadi siang bersama Kim Taehyung kan?"

Jung Hoseok, pemuda itu tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.
"Benar, aku sahabat Taehyung. Namaku Jung Hoseok."
Seungwan mengangguk mengerti, "Aaahh, sahabat ya?"
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau kekasih dari pemuda tadi? Uhh, maksudku Min Yoongi?"

Seungwan menggaruk kepalanya yang mendadak gatal, "Uhm, sebenarnya tidak bisa dibilang begitu juga sih. Hubungan kami, hmmm, hanya sedikit rumit."
Hoseok membeo, "Jadi bukan kekasihnya kan?"
"Kenapa kau ingin tau?"
"Hanya ingin memastikan saja."
Seungwan memiringkan kepalanya, "Untuk?"

Hoseok menyeringai tipis, "Tak ada. Aku permisi ya."

Seungwan mengernyitkan dahinya begitu Hoseok melenggang begitu saja, meninggalkan banyak pertanyaan dalam kepala.
Tapi seketika ia terhenyak, teringat sesuatu yang sempat ia abaikan beberapa saat lalu.

"Astaga Yoongi Oppa! Kunci kamarnya ada padaku, lalu ke mana Taehyung akan membawanya?! A-aduh! Tapi bajukuuu! Uuhhh! Taehyung sialan!!"

....

Taehyung berhasil membawa Yoongi ke dalam kamarnya meski beberapa kali pemuda manis itu harus berhenti untuk muntah atau merengek minta dilepaskan. Berkali pula Taehyung harus menerima pukulan keras di dada dan lengannya akibat tindak berontak Yoongi yang kelewat mabuk.

"Ugh! Taetae brengsek! Taetae membuatku kacau! Hik! Kau menyebalkan! Bedebah bodoh! Taehyung anjing bodoh! Hehehehe hik!"

Taehyung menghela napas dalam setelah melepas sepatu Yoongi dan membaringkannya di atas ranjang.

"Kau ini kenapa sih? Kenapa dari tadi menyumpahiku terus?", Taehyung merangkak untuk melepas kemeja Yoongi yang terkena muntahan. "Aku sebenarnya sangat kesal atas sikap barbarmu ini. Tapi kalau ingat lagi betapa baiknya kau padaku dan sudah merawatku selama ini--haahh, Hyung kau ini sebenarnya kenapa?"

Taehyung menatap Yoongi dengan sendu. Tangannya terjulur untuk mengusap wajah manis Yoongi, merapikan surai pemuda itu dengan lembut.
"Harusnya kau menceritakan semua keluh kesahmu padaku, bukannya malah mabuk begini. Otak jeniusmu kau buang ke mana? Haish!"

Kembali Taehyung melanjutkan melepas kancing kemeja Yoongi, sampai tiba-tiba kedua tangan Yoongi menarik kerahnya keras hingga wajah mereka nyaris bertubrukan.

"H-hyung astaga!"

Bisa dilihat Yoongi menatap Taehyung dengan tatapan tak terbaca. Sebuah tatapan yang baru pertama kali Taehyung terima. Tak seperti biasanya, kedua manik Yoongi kini teramat berbeda saat menatapnya. Semacam ada kegelisahan dan kesedihan yang tak mampu ia utarakan dengan langsung. Semacam menyalurkan rasa yang selama ini tersembunyi dalam hati.

"Tae."
"A-ada apa Hyung? Kau haus?"
"Aku sangat kesal padamu, tau!", Yoongi menggeram rendah. Jemarinya terangkat menuju rahang tegas Taehyung laluㅡ

Plak!

"Yak! Kenapa aku ditampar?", Taehyung memekik tak terima. Dan baru saja dia hendak beranjak, kembali kedua tangan Yoongi mencengkeram kerahnya kuat-kuat.

"Hyung!"

"Kau bajingan nakal. Aku harus memberimu pelajaran Kim-Tae-Hyung."

Dahi Taehyung mengernyit, "M-maksudmu apa Hyu-mmpphh!!"

Sekian detik Taehyung baru menyadari kini posisinya berbalik di bawah Yoongi, dengan kedua tangan berada di pinggang yang lebih tua, juga dengan kedua bibir mereka yang bertemu--membelit lidah, membuat pertarungan yang tanpa terencana.










"Astaga! Kenapa aku--- Yak! Apa yang kau lakukan padaku, brengsek?!"

"Hyung, kau yang memulainya! Bukan aku!"

To be continued..

DDAENG! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang