The last chapter! Uwu!
Bakal panjang ini. Harap sabar ya membacanya. Perlahan tapi pasti ajaaaa.
Oiya btw,
Sekali lagi tolong digarisbawahi, jangan terlalu berharap ada adegan anu-anu di sini. Wkwkw
Dan perlu Chae ingatkan kembali, Chae bukan penyuka mpreg. Bagi yang nanya 'belom ada debay kok udah end', silakan kunjungi booknya Seira. Di sana ada debaynya. Hehe***
"Kuharap kau pertimbangkan tawaran ini dengan baik, Tae. Kesempatan terakhir ini harusnya tidak kau lewatkan begitu saja."
Taehyung menghela napas dalam ketika sang manajer meninggalkannya sendiri di ruang meeting. Hatinya gundah gulana sekarang. Sedang pikirannya berlarian tak tentu arah, tak tau di mana fokusnya.
Ada banyak hal yang jadi pertimbangannya sekarang. Bukan cuma mengenai kelanjutan karirnya, tapi juga persoalan asmaranya. Padahal sejak awal Taehyung sudah tau bahwa jika ia menerima tawaran itu, tidak akan berpengaruh banyak terhadap hubungannya dengan Hyung Daegu kesayangannya itu. Tapi tetap saja, hal itu akan berdampak pada intensitas pertemuan mereka yang akan semakin jarang.Dan Taehyung tidak sepenuhnya bisa menerima itu. Akan terasa sulit baginya jika ia berjauhan dengan Yoongi dalam jangka waktu yang sangat lama. Sekalipun pemuda manis itu sudah menolak lamarannya beberapa waktu lalu, bukan berarti Taehyung bisa menerima perpisahan dalam artian sesungguhnya.
Taehyung mendesah lesu, saat kedua matanya menatap setumpuk berkas di atas meja yang menunggu ditandatangani olehnya. Pena sudah berada dalam genggaman, tapi nyatanya tak kunjung ia gunakan. Yang ia lakukan sedari tadi hanya memainkan kursinya--memutar ke kanan dan ke kiri dengan gelisah. Terus begitu hingga ia menyadari ponselnya berdering berulang dan mengusik pendengarannya.
D' Hyung is calling..
Taehyung mencebik. Terkadang sebuah panggilan--yang biasanya diharapkan, tidak datang di waktu yang tepat.
...
"Selamat makaaan!", Yoongi bersiap menyuap nasi ke dalam mulutnya sebelum menyadari raut aneh yang ditunjukan pemuda tan di hadapannya.
"Ada apa dengan wajahmu itu?"Taehyung menggeleng pelan, "Tak ada. Mari makan", ucapnya kemudian melahap tumis daging buatan Yoongi. "Hmm, ini enak Hyung. Daripada jadi penulis, kurasa kau lebih cocok jadi koki."
"Aku tidak seahli itu, bocah. Lagipula aku belajar memasak kan karena kau juga."
Taehyung tercenung, "Karenaku?"
"Gara-gara kau bilang nasi goreng buatanku enak saat di Daegu dulu, aku jadi penasaran dan belajar mengolah masakan."
"Kenapa kau melakukannya?"
"Sudah kubilang kan, aku ini penasaran."
"Jika dulu aku tidak memuji masakanmu, apa kau akan tetap belajar memasak?"Yoongi tertegun. Gerakan tangannya terhenti seketika, berganti dengan menatap Taehyung yang memicing penuh tanya.
"Jika karena bukan aku, apa kau akan tetap melakukannya Hyung?", ulang Taehyung yang justru membuat Yoongi kelabakan dan salah tingkah.
"Te-tentu saja!", jawab Yoongi cepat. Yang tanpa ia sadari bahwa wajahnya sudah merona, entah sebab apa.
"Tapi kau tadi bilang kalauㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
DDAENG! (Taegi) ✔
Fanfic"Sepertinya ada yang salah dengan hatiku" "Kau kenapa? Terserang Hepatitis?" "Idiot!" It's Taegi! -AU -Romance -BoyxBoy ©Min Chaera